Meskipun sibuk dengan tugas luar kota dari MediaGuru, saya mengikuti secara intens Olimpiade Paris 2024. Yang paling lekat dengan Olimpiade Paris ini adalah kontroversi. Mulai dari opening ceremony yang menghebohkan itu (karakter iblis yang menyerupai adegan perjamuan terakhir) hingga larangan hijab untuk atlet Prancis.

Namun, yang sedang heboh di jagat maya dan seluruh dunia adalah Yusuf Dikec (51 tahun). Atlet menembak dari Turki ini meraih medali perak di nomor 10 meter air pistol.

Yusuf Dikec benar-benar sensasional. Ia tampil seadanya tanpa menggunakan kacamata khusus dan penutup telinga besar sebagai peredam kebisingan. Yang gila, gayanya sangat santai dan trendi, bahkan terkesan urakan untuk ukuran atlet menembak profesional. Bayangkan saja, ia menembak dengan tangan kiri dimasukkan ke saku celana.

Kebehohan Dikec menyebar sampai ke Jepang. Gayanya yang menggemparkan dunia itu kemudian dibuatkan meme di Negeri Sakura.

Sebuah akun satire di Facebook menuliskan bahwa Dikec belajar menembak setelah bertengkar hebat dengan mantan istrinya. Namun, berita ini telanjur meluas dan dipercaya, padahal akun tersebut sudah menyebutkan hal itu adalah satire dan parodi.

Yang betul, Dikec sebenarnya atlet veteran. Ia pernah turun di Olimpiade 2008, 2012, 2016, dan 2020. Bahkan, dia merupakan juara dunia pada 2014 di nomor standard pistol 25 meter dan centre fire pistol 25 meter.

Sejujurnya, saya menyukai sensasi Dikec ini. Orang tidak lagi hanya membicarakan nomor satu. Dikec merupakan peraih medali perak di Olimpiade Paris 2024. Orang-orang di berbagai belahan dunia bahkan tidak mendiskusikan siapa nomor satunya. Yang ada hanyalah Yusuf Dikec.

Saya berpikir, jangan-jangan Dikec ini sengaja mengalah dan tidak mau meraih medali emas. Mengapa? Agar dia tidak ketahuan sebagai James Bond-nya Turki alias intel. Tapi, ini asumsi liar saja. Belum tentu pasti. Yang sudah pasti hanyalah Thoriq yang sudah haji saat baru berumur dua bulan.

Edotel SMKN 1 Sawahlunto, 6 Agustus 2024