Salat, Shalat, Sholat
Catatan Eko Prasetyo
Pemred MediaGuru
Jika jarak Surabaya dan Pekalongan ialah 437 kilometer dan 100 kilometer dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam dengan kecepatan rata-rata 120 km/jam, apakah ada rivalitas antara IGI dan PGRI? Sulit menjawabnya. Saya saja tak sanggup.
Namun, apabila ditanya mana penulisan yang tepat untuk salat, shalat, dan sholat, insyaallah saya bisa memberikan argumentasi berdasar referensi yang sahih.
Memang selama ini saya kerap menjumpai penulisan kata salat secara berbeda. Ada yang menuliskannya salat. Ada pula yang menuliskannya shalat, sholat, ataupun solat. Lantas, mana penulisan yang tepat?
Sejatinya, semua kata yang telah masuk kosakata bahasa Indonesia harus ditulis sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Ini yang harus kita pahami.
Nah, bagaimana dengan kata yang berasal dari bahasa Arab yang belum menjadi kata dalam bahasa Indonesia? Jawabannya: kita mengikuti pedoman transliterasi Arab-Latin.
Dalam bahasa Indonesia, kita akan menjumpai banyak kata yang diserap dari bahasa Arab dan sudah dibakukan. Contohnya, sahabat, musibah, nasihat, maksiat, insaf, dan maksud.
Oke, sekarang masuk ke inti tulisan ini. Kata salat yang berasal dari bahasa Arab sebenarnya sudah menjadi kosakata bahasa Indonesia. Sudah baku. Sebagai bukti sahih, kata salat telah tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Karena itu, Pusat Bahasa Depdiknas (kini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud) pada 2007 menyatakan bahwa kata salat hendaknya tidak ditulis shalat dan sholat. Alasannya, dalam pedoman ejaan, hanya ada empat satuan bunyi yang dilambangkan dengan dua huruf, yaitu <kh>, <sy>, <ng>, dan <ny>.
Oke, sekarang perhatikan apakah di wajah Anda terdapat tahi lalat. Kalau tidak ada, tidak apa-apa karena memang bukan itu yang saya kupas di sini.
Sekarang kita harus pahami penulisan kata serapan dari bahasa Arab yang mengandung huruf sad. Penulisannya sudah ditetapkan dan diberlakukan secara taat asas. Misalnya sahabat (dari kata sahabat), saleh (dari kata salih), insaf (insaf), maksud (maqsud), kisah (qisah), musibah (musibah), dan maksiat (ma'siat).
Dari situ terlihat bahwa huruf sad dalam bahasa Arab menjadi <s> dalam bahasa Indonesia. Baik, agar lebih yakin, apakah Anda pernah menulis kata mushibah dan nashihat?
Kalau Anda mendapat pencerahan dari tulisan ini, tak perlu repot-repot ngirim kopi khas daerah masing-masing ke rumah saya. Namun, kalau memaksa, ya sudah silakan japri saya di 081335254850. Tak baik menolak rezeki.
Pekalongan, 19 Februari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Heeemmmm, ada sentilan juga tp aman. nambah ilmu tentang kata serapan dari bhs arab. trimakasih.