Menulis Pentigraf
Menulis Pentigraf
Catatan Eko Budiyono
Pentigraf (cerpen tiga paragraf), merupakan cerita yang utuh. Sama halnya dengan cerita pada umumnya. Namun, keterpaduan elemen-elemen ceritanya disatupadukan dan dikemas dengan baik.
Pentigraf itu semacam flash fiction yang mampu mengakomodasi keinginan sebagian orang yang ingin membaca, tetapi mempunyai keterbatasan waktu. Hanya kurang dari satu halaman, pembaca sudah bisa membaca cerita pendek. Dengan menikmati alur, karakter, dan pesan yang dikandungnya.
Dialog dalam pentigraf tidak banyak. Namun, itu juga diperlukan. Karena ini sebagai penguat dalam cerita. Meski sebagian besar dialog diganti dengan narasi.
Ending dari pentigraf ini ada yang membahagiakan, menyedihkan, ada pula yang twist.
Berikut contoh pentigraf.
Permata Terbalut Murka
By. EkookE
Sudah kuputuskan, aku akan menghajar anakku habis-habisan. Kali kedua tadi malam aku dibohongi. Bima-anakku, yang selalu jujur, rajin salat, dan aktif berorganisasi. Jujur, aku salut akan semangatnya dalam berkegiatan. Namun, malam ini dia pulang malam lagi. Kegiatan keagamaan yang selalu dijadikan kedok untuk menutupi keterlambatannya. Dia selalu pulang tengah malam disaat aku sudah tidur. Anak macam apa dia? berani-beraninya selalu pulang malam disaat aku tertidur pulas. Huh!
Kemarahanku memuncak. Emosi sudah tak terbendung. Malam ini, kembali dia berpamitan untuk berkegiatan. Sesuai izin, dia akan pulang jam sepuluh malam. Aku pun sengaja tak tidur hanya untuk menunggunya pulang. Jam sebelas lebih lima menit deru suara motor berhenti di depan pintu. Ucapan salamnya tak kujawab. Pintu kubuka dan bergegas kujambak rambutnya. Kutendang pantatnya. Dia tersungkur, gawai terlepas dari genggamannya, bergegas kuraih dan seketika itu kubanting pula. "Salah saya apa pak?" tanyanya sambil menangis ketakutan. Kujawab pertanyaannya dengan tamparan dan tendangan. Istriku mendekatinya dan memintaku untuk masuk rumah. Aku pun masuk dan kutinggalkan mereka berdua.
Tiga hari berlalu. Pikiranku semakin kalut. Kutemui Dicky, teman organisasinya. Kutanya, mengapa kegiatan selalu tak tepat waktu dan sampai larut malam? Meski tahu, tak tepat aku menginterogasinya. "Iya pak, karena Kak Bima adalah penanggung jawab kegiatan. Kami nyaman jika Kak Bima ada diantara kami hingga acara selesai," ucap Dicky memberi keterangan. Sontak hancur dan meleleh hatiku. Aku pun bergegas pulang. Kucari gawai yang kubanting malam itu. Namun, semua sia-sia. Gawai yang kubanting sudah tak dapat dimanfaatkan kembali. Padahal tugas dan absen sekolah ada di dalam memori gawai ini. (eb)
Belor, 14 April 2022
Tagur 365#118
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pentigrafnya keren luar biasa
Waduh...eman-eman Pak..harus beli lagi nih..gawai hancur...keren pentigrafnya