Aku datang, aku lihat, dan aku menang. Begitu ungkapan yang pernah dipopulerkan oleh Julius Caesar seorang Jenderal dan Konsul Romawi pada 47 SM.

Aku mengambil kalimat tersebut bukan tanpa dasar dan alasan. Jadi begini ceritanya, beberapa waktu yang lalu salah seorang rekan guru menghubungiku lewat whatsapp. Berikut komunikasi singkat kami.

Rekan guru : "Assalamu'alaikum... Ngapunten Bapak, bisakah saya konsultasi via telpon?"

Aku : "Wa'alaikumsalam... Monggo, silahkan."

Intisari dari percakapan kami adalah shering kegiatan profesionalisme guru. Di akhir pembicaraan itu, beliau ijin untuk memasukkan nomor whatsappku ke grup literasi kabupaten Jember. Dari situlah akhirnya aku bisa bergabung dengan gurusiana.

Saat kubuka laman gurusiana menggunakan search angine google, ada sedikit keterkejutan. Ternyata aku sudah bergabung. Entah kapan bergabungnya, aku sudah tidak ingat lagi. Tanpa pikir panjang aku berusaha untuk login, sayangnya ada kesalahan password yang kumasukkan. Lalu kuikuti petunjuk yang diberikan oleh laman gurusiana, dan kudapatkan notifikasi yang masuk ke emailku. Alhamdulillah... berhasil login. Tampilan pertama pada halaman home, yang aku lihat ada beberapa artikel dan buku. Saat kubuka salah satu artikel, ada sesuatu yang membuatku kurang nyaman, yaitu munculnya iklan.

Keesokan hari aku kembali mengakses gurusiana dan kuputuskan untuk mendaftar gurusiana premium, karena semakin menarik juga ada beberapa keistimewaan jika menggunakannya. Salah satu di antaranya tidak munculnya iklan saat mengakses. Dan hari berikutnya aku tingkatkan lagi menjadi custom domain. Sungguh bermakna mengikuti gurusiana ini. Selain membiasakan diri berliterasi, juga bisa shering banyak hal dengan sesama anggota. Meski hanya sebatas browshing maupun berinteraksi di kolom komentar, namun cukup membuat hati merasa senang.

Beberapa pengalaman telah aku dapatkan, seperti keteledoran untuk bisa istiqomah menulis, membantu rekan guru yang kesulitan untuk menggunakan gurusiana premium, hingga masuk di antara pemenang lomba menulis gurusiana di bulan Mei yang lalu. Sungguh tidak kuduga sebelumnya, mengingat diri masih pemula. Di bulan Juni ini, aku berupaya untuk ikut lomba menulis lagi. Semoga namaku terselip di antara nama-nama pemenang yang lain, aamiin....

Ada prestise yang kepuasannya tidak dapat diukur dengan hanya sekadar reward. Kepuasan batin itu mahal, tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama. Adakalanya sudah berikhtiar, namun nasib berkata lain. Semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi buat rekan sejawat dan sahabat semuanya.

Salam literasi.