Boku wa Wakaranai Doko ka Wakaranai Koto ga Wakaranai
Boku wa Wakaranai Doko ka Wakaranai Koto ga Wakaranai
Rasanya sungguh menjengkelkan saat menjadi pelupa meskipun sesaat. Apalagi pada peristiwa yang sangat penting dan bisa memalukan. Jika direnung, padahal usia masih belum terlalu tua untuk disebut pikun (demensia).
Penyakit lupa itu bisa menyerang siapa saja, di usia muda atau tua dan tidak peduli terjadi pada pria atau wanita dengan status pekerjaan yang beragam.
Anda jangan tertawa dulu. Kita semua sebenarnya pelupa juga, namun kadar kepikunan kita berbeda dalam ranah kognitif yang bersifat total atau benar-benar kehilangan memori daya ingat otak atau hanya bersifat sementara yang dalam periode waktu dekat sudah bisa mengingat lagi.
Coba kita renungkan, berapa kali kita ini lupa akan password email sendiri? Bisa juga sulit mengingat nomer PIN (Personal Identification Number) kartu ATM ( Automatic Teller MAchine) kita sendiri dengan alasan karena banyak memiliki kartu rekening berbagai Bank lah, meskipun saldonya minimal. Jujur saja deh.
Yang lebih parah, adalah, kita lupa tanggal lahir istri, orang tua kita, bahkan anak kita sendiri. NIP (Nomer Induk Pegawai). Lucunya, Pelat nomor kendaran kita sendiri, belum tentu kita mampu mengingatnya. Kasus untuk numeric dementia terjadi pada orang yang sulit mengingat hal-hal yang berkaitan dengan angka atau nomor.
Saya pernah mendengar kalimat pada salah satu Commercial Message (CM) atau iklan di salah satu Stasiun penyiaran televisi saat di jepang dan itu membekas dalam pikiran saya sampai dengan sekarang.
“Boku wa wakaranai doko ka wakaranai koto ga wakaranai”. Jika diterjemahkan bebas “ Saya tidak paham di mana hal yang tidak saya mengerti, itu saya juga tidak tahu ”. Coba direnungkan bila hal itu dijawab oleh anak didik kita saat menjelaskan materi pelajaran di kelas. Anda sebagaiguru bisa eneg sesaat. Hal itu juga pernah saya alami pada salah satu murid d kelas usai menyampaikan materi pelajaran.
Saya berusaha sabar dan tidak emosi dalam menjelaskan, namun satu murid saya itu tetap tidak paham. Akhirnya, saya hanya mengatakan, “Sudah lah, Nak!, duduk dengan tenang di situ, dengarkan, berusaha tetap sehat dan bahagia. Kelak saat dewasa, kamu juga akan paham sendiri”. Terbukti, setelah lulus anak tersebut menjadi lebih di banding murid lainnya.
Kita juga sering mendengar istilah untuk mereka yang sulit mengerti dengan menyebutnya, “TLM”, atau sering diucapkan “TELL ME”. Kepanjangannya, bisa jadi Temporarily atau Totally Lost Memory (Kehilangan daya ingat secara menyeluruh atau hanya bersifat temporer). Kita sering menyebut istilah itu dengan Telat Mikir-TelMi (Bahasa Jawa). Jangan-jangan, Anda baru tahu, ya?
Banyak faktor yang menyebabkan daya ingat kita hilang atau menurun. Bisa jadi faktor usia yang menua, genetika, beban dan tekanan kehidupan ini, jarang menggunakan kapasitas otak untuk berfikir, benturan langsung di bagian kepala, asupan gizi yang buruk saat kecil atau penyebab lainnya. Hal itu bisa menyebabkan amnesia (kehilangan daya ingat utama) pada diri kita.
Sebetulnya, juga ada sisi positif dari sifat pelupa ini. Sebagai misal, saat kita terbangun dari tidur siang dan merasa lapar, langsung saja ke dapur, makan sepotong roti dan minum segelas susu. Namun setelah itu baru tersadar, bahwa kita sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, Nah, Anugerah, kan? Jadi disyukuri saja lah.
Alhamdulilah, sampai menjelang usia pensiun ini, saya masih diberikan daya ingat yang kuat akan nama-nama orang yang pernah berinteraksi baik langsung maupun tidak, khususnya nama anak didik saya. Juga kemampuan mengingat angka. Entah nomor handphone semua anggota keluarga, nomor induk pegawai, nomor PIN ATM, dam lainnya. Sedangkan, untuk daya ingat akan tempat, jalan serta peristiwa masih terpatri kuat di kepala ini sehingga saya jarang tersesat saat bepergian.
Hanya satu hal yang saya sering lupa dan harus diingatkan orang lain. Hal ini menjengkelkan sekali dan membuat malu saja. Sungguh ini bisa disebut musibah atau anugerah. Apakah itu? Yaitu, saya sering menjadi pelupa jika punya hutang, herannya, yang memberi pinjaman ke saya malah selalu ingat dan sering mengingatkan.
Bagaimana dengan Anda semua? Sama kah?
Salam
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Paragraf terakhir, banyak yang seperti itu Pak. Wkwkwkwk
Hikshikshiks...ujungnya itu lho... Salut, Pak Eko. Keren ulasannya.
Ulasan nan menawan, Walaupun usia tak lagi muda semoga kita tak termasuk orang yang TelMi. Kalau hutang wajib dibayar, karena nanti pahala kita diambil untuk pembayar hutang. Sehat dan sukses selalu Bapak
Saya ternasuk golongan TelMi, Pak, hehe. Salam literasi.
Haiyah yang terakhir... hahahaha... kalau saya punya hutang inget terus pak Eko...
Hehe...endingnya keren, Pak Eko. Salam sukses selalu.
Ha..ha...keren artikel yang segar nih Pak..Lupa ya punya hutang...Sst...jangan malu-maluin pak...
Mantap pak, ha ha ha, hebat bapak. Cuma hutang yang lupa. Eh hutang itu beneran lupa atau pura pura lupa ya pak.
Hehe..keren tulisannya pak Eko...Pelupa mulai membudaya di era IT...peace.
Ulasan keren.. Jozz gandos
Twitsnya asik, mengagetkan, hehehe. Sukses bapak
Mantap betul artikel yang disajikan. Membuat segar suasana. Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang. Wkwkwk. Salam sehat dan bahagia Bapak.
Haha.. keren penutupnya Pak.. Salam sukses selalu
Masalah hutang saya tak mau berkomentar ah.. Haha
Super Poll ulasannya. Kata orang tua, jangan banyak makan brutu. Hehehe..... #Salam Sukses Selslo
Mantap ulasannya Pak, izin follow
Manusia tak pernah luput dari lupa.....keren pak...salam literasi
Tulisan yang bernas, mantap. Terima kasih ya Pak pencerahannya.
Saya sering melupakan banyak hal.
Keren Pak Eo, mantaptulisan jen. Sebetulnya jgnlah kita tergesa2 kesal pd org yg pelupa krn dia sdh merasa tersiksa. Sebetulnya perku dikasihani karena dia menderita n malu dg penyakit pelupanya itu...lha ini yg harus hati2..jgn smp lupa pada hutang...suip..sukses sll nggih
Endingnya kala utang lupa tidak nyaur. Wkwkk
Kalau yang terakhir itu pak...parah...ha ha...ngemplang namanya pak. Tulisan yang mewakili saya banget ini pak. Beberapa hari lalu saya sempat membaca beberap artikel tentang lupa. Pingin saat itu menulis. Alhamdulillah sudah ditulis pak Eko.
Artikel yang keren dan menambah wawasan. Sukses Pak.
Lupa sering juga hinggap pada diri saya......salam literasi pak
Ha ha, top
Sy dah follow, penulis hebat ini, mhn follow saya juga yahttps://rismawatimpd.com/article/2021/04/bahagia-itu-simpel-847332?bima_access_status=valid
Mantap pak. Salam literasi
pokoknya mantap pak sekali lagi mantab salam literasi semoga sukses selalu
Mantab Bos......ijin follow