Rindu Ayah Part 2
Kemudian, teman-temanku semua berbicara tentang rencana mereka yang akan liburan tahun baru bersama keluarga mereka termasuk Ayah dan Ibu mereka. “Oh iya, kamu liburan ke mana?” tanya Rina. “Kalau aku mau liburan ke Candi Borobudur sama Ayah dan Ibuku. Kalau kamu?” jawab Lia lalu bertanya kembali. “Kalau aku diajak Ayahku ke Malang sama Ibu dan Adikku. Kalau kamu Rika, liburan ke mana?” tanya Rina kepadaku. Namun aku hanya melamun dan membayangkan sesuatu hal. “Rik! Rika! Rikaaa!” Seru Lia. “He, a-a apa?” tanyaku kepada mereka. “Kamu mau liburan ke mana? Kalau aku liburan ke Candi Borobudur sama Ayah dan Ibuku, kalau Rina diajak Ayahnya ke Malang sama Ibu dan Adiknya” jawab Lia. “Entah, aku mau liburan ke mana. Mungkin aku di rumah saja” jawabku. “Oh, kenapa?” “Nggak kenapa-kenapa, aku males pergi kemana-mana” “Oh iya, Ayah kamu pulang nggak sih Ka? Apa mungkin kamu yang pergi ke sana?” Salah satu dari mereka bertanya kepadaku. “Entah, aku juga nggak tahu” jawabku.
Tak lama kemudian, bel panjang pun berbunyi tandanya pelajaran pada hari ini sudah berakhir. Aku pun pulang. Setelah sampai rumah, aku bertanya kepada Ibuku. “Ibu, Ibu, aku besok sudah mulai libur. Kira-kira tahun baru ini, Ayah pulang nggak Bu?” tanyaku. “Ibu, aku coba telpon Ayah ya Bu?” lanjutku.
Lalu, aku menelpon Ayah. Tak lama kemudian, Ayah mengangkat panggilan dariku dan aku pun sudah tersambung dengan Ayah. “Hallo Ayah” “Hallo! Ada apa” tanya Ayah. “Ayah pulang kapan?” tanyaku. “Emm, kira-kira satu minggu lagi” jawab Ayah. “Oh, tapi Ayah janji kan kalau liburan tahun ini Ayah akan pulang” “Iya! Ayah janji” “Horeee, soalnya aku sudah kanget banget sama Ayah” ucapku kegirangan. “Iya, Ayah juga kangen sama Rika” “Udah dulu ya yah. Aku sayang Ayah” ucapku mengakhiri panggilan ini. “Iya, Ayah juga sayang Rika”
Satu minggu sudah berlalu, tetapi Ayah belum datang juga. Aku pun menelpon Ayah lagi. “Hallo Ayah?” “Hallo, O iya Rika. Maaf ya Ka, Ayah nggak bisa pulang. Soalnya Ayah masih sibuk” itulah alasan dari Ayahku. “Ya udah, nggak apa-apa yah” “Tapi, maafin Ayah ya. Kamu nggak apa-apa kan tahun baru sama Ibu?” tanya Ayah. “Iya yah!” jawabku. “Semangat!!! Anak Ayah nggak boleh seperti itu, anak Ayah harus semangat terus” ucap Ayah dengan penuh semangat. “Iya Ayah” jawabku juga dengan penuh semangat. “Nah! Seperti itu dong anak Ayah. Ya udah, udah dulu ya. Daaa, Ayah sayang Rika” pamit Ayah. “Rika juga sayang Ayah”
Setelah aku menelpon Ayah, aku menemui Ibuku dan bertanya lagi. “Ibu, kenapa Ayah nggak jadi pulang?” tanyaku. “Ayah itu sebenarnya sangat sayang sekali sama kita. Dan dia bekerja keras demi menafkahi kita. Dan dia juga berkorban, sampai-sampai dia rela nggak pernah pulang” jawab Ibu. “Iya Bu” “Coba deh kamu lihat film yang ada di TV itu. Film itu bercerita tentang bagaimana seorang Ayah bekerja keras demi keluarganya. Dan dia juga berkorban meskipun cuaca sangat panas, tetapi tidak dia hiraukan agar kebutuhan keluarganya bisa terpenuhi” ucap Ibu.
Setelah aku dinasihati oleh Ibu. Aku baru sadar kalau Ayah itu bekerja demi memenuhi kebutuhanku. Selama ini, aku berpendapat salah tentang Ayah. Ternyata Ayah tidak pulang karena Ayah bekerja demi aku. “Ayah! Aku kangen sama Ayah. Semoga ada waktu untuk Ayah agar Ayah bisa pulang ke rumah. Meskipun Ayah jauh di sana, tetapi Ayah akan selalu ada di hatiku. I Love You Ayah. Aku sayang Ayah”
Tamat
Tantangan Menulis Hari Ke-30
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar