Eka Ramayanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENGALAMAN PERTAMA
Semua memiliki awal, awal seorang guru dalam mengembangkan karirnya dan awal seorang siswa berkompetisi mengembangkan kemampuan dirinya.

PENGALAMAN PERTAMA

Waktu menujukkan pukul 06.00 Ketika Atika memarkirkan motornya di area parkiran sekolah yang masih sepi, karena hari ini dia piket saja makanya Atika hadir disekolah di awal waktu. Dinginnya semilir angin dan tetesan embun di dedaunan menyambut langkahnya menuju ruangan dewan guru yang masih terlihat sepi.

Bukan suatu kebetulan jika Atika menjadi guru di desa terpencil ini, karena jika dia mau ayahnya bias mengurus penempatannya di tempat yang diinginkannya. Tapi Atika menolak, ia tetap ingin belajar mandiri dengan menerima penempatan dirinya di desa tersebut, dia ingin membuktikan kepada keluarganya bahwa dia bukanlah hanya anak manja dengan kemudahan segala fasilitas yang diberikan orang tuanya. Kuliah di fakultas Pendidikan juga merupakan pilihannya untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru.

Jam berwarna hijau yang melingkari pergelangan tangannya telah menunjukan pukul 07.00, Ketika sekolah mulai ramai dengan kehadiran siswa dan rekan-rekan sesama guru. Setelah kegiatan apel pagi, Atika segera menuju ruang kelas, menyapa para siswanya dan mengawali pembelajaran dengan berdoa. Atika menyampaikan bahwa akan ada seleksi Lomba Sains siswa di tingkat kabupaten, dan untuk pertama kalinya sekolah mereka akan mengikutinya dan ia selaku guru matematika diberikan kepercayaan berharap anak anak perwaliannya bisa mengikuti lomba tersebut.

“ Anak- anakku, siapa yang tertarik untuk mengikuti seleksi lomba sains tersebut ?” Atika memberikan pertanyaan terbuka kepada seluruh siswanya, karena ia ingin seluruh siswa memiliki motivasi yang kemampuan yang sama. Para siswa saling bertatapan dan heningnya ruangan membuat Atika terpaksa harus memecah kesunyian dengan Kembali mengajukan pertanyaan.

“ ayo…siapa yang tertarik ? Tanya Atika, ada suatu harapan jika yang akan mengancungkan tangan adalah Arif, siswanya yang memiliki karaker pendiam dan sering mengisolasikan diri dari pergaulan teman-temannya, Arif bukan juara kelas tapi Atika bisa merasakan ketertarikan anak itu pada pembelajaran matematika dari cara Arif menjawab tugas-tugas yang diberikannya dengan cara yang tidak biasa dilakukan siswa lainnya seperti yang diajarkannya dalam pembelajaran.

“ Arif…apa kamu siap nak?” Ketika akhirnya Atika terpaksa menyebut nama Arif, karena tak ada satupun siswa yang berani mengancungkan tangannya.

“ Saya…bu ?” tanya Arif dengan ekspresi kaget Ketika namanya disebut Atika sambal menunjuk dirinya. “ tapi saya belum pernah ikut kegiatan seperti itu bu, dan apa ibu yakin saya mampu ? tanya Arif dengan ragu.

“ Ibu percaya Arif mampu, nanti ibu bantu membimbing Arif” kata Atika mencoba meyakinkan Arif, “ kalo Arif siap, mulai besok setiap pulang sekolah ibu akan membimbing Arif” lanjut Atika

“ Iya bu…. Arif siap” jawab Arif

Selanjutnya Atika melanjutkan materi pelajaran hari ini dengan suatu kepuasan tersendiri, dia telah menemukan siswa yang bisa dibimbingnya untuk mengikuti lomba tingkat kabupaten. Otak Atika bekera keras bagaimana cara dia bisa membimbing Arif, karena kegiatan ini juga adalah pengalaman pertama buatnya, selain Arif sendiri anaknya agak tertutup dan memiliki latar belakang keluarga yang broken home dan Arif hanya tinggal Bersama neneknya dengan jarak rumah Arif sendiri yang lumayan jauh dari sekolah merupakan tantangan sendiri buat Atika.

Sesampainya di rumah Atika mencoba browsing dari berbagai sumber di internet mengenai materi-materi olimpiade, dia mencoba keras untuk mempelajari dan memahaminya dengan tujuan ilmunya bisa ditransfer ke Arif.

Karena rumah Arif yang jauh dari sekolah dan ia harus berada disekolah untuk tambahan waktu belajar dengan tidak menganggu waktu belajarnya disekolah, Atika berinisiatif untuk mengajak Arif sementara tinggal bersamanya di kost yang ia tempati Bersama Nina sahabat guru yang ditempatkan di desa tersebut, sehingga Atika bisa lebih banyak waktu untuk membimbing Arif.

Waktu dua pekan yang tersisa digunakan Atika untuk membimbing Arif, dalam kegiatan pembimbingan sering Atika harus bersitegang dengan Arif dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Konsep yang diberikan Atika sering ditentang oleh Arif, Arif selalu berargumen sendiri dengan konsep-konsep sesuai pemikirannya. Tidak jarang terpaksa Atika yang mengalah dengan argument Arif, tapi bagi Atika ini adalah tantangan baginya untuk lebih banyak belajar.

Akhirnya waktu lomba telah tiba, karena jarak dan waktu tempuh kabupaten tempat penyelenggaran lomba dengan desanya yang lumayan jauh menyebabkan Atika memutuskan untuk mengajak Arif datang sehari sebelum lomba. Mereka tiba menjelang senja, dan Atika memutuskan mengambil penginapan yang dekat dengan lokasi tempat penyelenggaraan lomba.

Saat hari pelaksanaan lomba, Atika melihat Arif agak tegang dan gugup melihat begitu banyaknya siswa yang juga hadir di tempat lomba, Atika membekali Arif dengan pesan agar Arif bisa focus dalam mengikuti lomba, memberikan motivasi pada Arif dengan kalimat “Jika mereka semua bisa…kamupun pasti bisa, jangan lupa berdoa melengkapi ikhtiar yang sudah di lakukan, menang dan kalah bukanlah tujuan dari sebuah kompetesi, melainkan pengalaman adalah guru terbaik “

Tiga jam Atika sabar menunggu Arif mengikuti lomba, senyum terkembang di bibir Arif Ketika keluar dari lokasi lomba. Arif menjelaskan bahwa saat lomba dia merasa nervous dengan soal-soal yang tidak rutin baginya, tapi dengan ilmu yang sudah dipelajarinya bersama bu atika Arif merasa terbantukan dalam menyelesaikan soal-soal yang baginya luar biasa. Semangat dan kegigihan bu Atika selama membimbinganya menjadi motivasi besar bagi Arif. Arif merasa bu Atika yang lembut tapi tegas memahami karakter dirinya yang tertutup dan cuek.

Hari ini, tiga pekan setelah lomba matematika di tingkat kabupaten, Atika mendapatkan kabar melalui kepala sekolah jika Arif mendapatkan juara tiga pada lomba itu. Bersyukur adalah cara Atika memaknai usahanya selama ini, dia bisa membuktikan bahwa seorang anak dari desa dan sekolah yang terpencil mampu bersaing dengan siswa lainnya dari sekolah yang memiliki fasilitas yang lengkap.

Walaupun Arif tidak bisa melanjutkan kegiatan lomba ke tingkat Provinsi dan Atika sempat melihat guratan kekecewaan diraut wajah Arif saat dia menyampaikan hasil lomba tersebut, karena Arif sangat berharap bisa memberikan yang terbaik kepada sekolah. Atika Kembali menyemangati Arif untuk terus belajar, mengasah kemampuannya dan terus belajar dari berbagai sumber, karena kompetisi tidak hanya sekali, pengalaman adalah guru yang terbaik, dan kegagalan sebenarnya adalah kesuksesan yang tertunda.

Bagi Atika, menyemangati Arif sebenarnya adalah menyemangati dirinya sendiri yang sebenarnya juga menyimpan setitik rasa kecewa. Tapi baginya ini adalah titik balik baginya untuk lebih termotivasi terus belajar dan memperbaiki cara mengajarnya ke depannya, sehingga akan banyak Arif- Arif lainnya yang bisa tergali potensinya dan bisa bersaing dengan dunia luar dalam berkompetisi di bidang apa saja. .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

12 Jan
Balas

terima kasih motivasinya pak Dede...tolong koreksinya jika memang ada

12 Jan

Kereen, Bu. Cerita yang mengangkat nilai-nilai dalam kehidupan.

17 Jan
Balas

Terimh kasih pak Hamdani...

18 Jan

Cerpen yang menarik.salam kenal n salam literasi.ijin say follow.follow back ya.

18 Jan
Balas

Terimah kasih sudah berkunjung...saya follow balik ya bu

21 Jan



search

New Post