Tiga Hari
Kemarin kesha merasa hidupnya telah berakhir, rasa sakit yang kesha rasakan telah membuat hidupnya berantakan, kekecewaan demi kekecewaan yang diterima kesha menjadikan kesha frustasi, tidak percaya diri juga tidak bisa percaya terhadap orang lain. Kesha selalu berpikir Allah itu tidak adil, selama ini perjuangan demi perjuangan untuk mempertahankan rumah tangganya sia sia. Kesya menganggap semua laki laki itu sama bajingannya seperti mantan suaminya yang pergi meninggalkan tanggung jawab demi bersama selingkuhannya, entah setan apa yang membutakan hati mantan suaminya sampai tidak ingat akan anak anaknya, entah guru mana yang mengajarkan mantan suaminya untuk lalai terhadap kewajiban terhadap anak anak bahkan menelantarkan mereka tanpa dinafkahi. Semua bermula dari perselingkuhan yang diakhiri dengan pernikahan dan perceraian, kesha harus menelan pil pahit bahwa rumah tangganya harus berakhir karena sang suami telah menikah lagi, kebencian dan dendam begituh membara menjadikan kesha antipati terhadap poligami, perselingkuhan dan pelakor. Kesha masih memegang teguh bahwa sebaik baiknya pengasuhan anak adalah berada dalam keluarga yang lengkap tapi nyatanya kesha telah gagal mewujudkan mimpinya. Rasanya sudah terlalu lama kesha larut dalam duka dan kesendirian, kesha mulai membuka diri terhadap pemikiran poligami perselingkuhan dan pelakor.
Hari ini kesha mencoba mencerna semua informasi yang telah diterimanya tentang poligami, dengan senyuman kesha sudah bisa melupakan masa lalunya, dengan keteguhan hati kesha memafkan dirinya sendiri, dengan keyakinan kesya percaya Allah memberikan yang terbaik untuknya, dengan penuh ketegaran kesha memafkan yg salah dimasa lalunya. Agamanya memperbolehkan.laki laki untuk poligami dan kesya mengerti itu, kebencian pada poligami mulai hilang sejalan dengsn ilmu yang diterimanya, ada tiga hal yang mendasari laki laki berpoligami, sambil menatap lurus ke depan kesha membetiksn penjrlasan pada Alma sahabat putih abunya yang sedang dirundung kegalauan hati karena sang suami berpoligami " kemauan, keberania dan kemampuan.....jika ke tiganya terpenuhi maka poligami itu akan menjadi indah" Alma hanya bisa menatap kesha tak percaya, kesya tersenyum dan memberikan penguatan kepada alma.
"Untuk hari esok aku masih pada pendirian ku, bahwa laki laki tidak akan bisa adil dalam berpoligami dan aku sebagai perempuan tidak bisa menyembunyikan rasa cemburu ku"
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jalannya takdir tak bisa dipungkiri