Bahagia itu kita yang ciptakan....jangan pernah berpikir ingin mencari kebahagiaan sendiri...karena sejatinya bahagia diperoleh pada saat kita mampu membahagiakan orang orang tercinta dan terkasih yang ada disekitar kita, kata kata itulah yang selalu menjadi pola pikir lara dalam menyemangati langkah langkah kehidupannya.

Seberapa sakit luka yang pernah dialaminya, seberapa pilu penderitaannya tidak pernah menyurutkan lara untuk berbagi pada mantan adik iparnya, terlebih adik iparnya harus menghidupi dua snsk yatim sementara dia tidsk bekerja. Lara berpikir yang bermasalah adalah dia dengan mantan suaminya sedangkan dengan yang lain tidak ada masalah sedikitpun, namun ternyata pemikiran orang itu berbeda. Lara baru tahu jika mantan kaka iparnya selalu mempermadalahksn spapun yang dilskukan lara terhadap mantan adik iparnya, "teh ada yang baper, nana ditanya tanya tentang teteh dan kayanya ga suka kalau teteh bantu nana" lara tertegun menyimak chat dari nana, semua isi chat menjadi bukti betapa tidak sukanya dia pada lara, dengan menarik nspas panjang lara mulai membslas chat dari nsna " sekarang nananya sendiri gimana? Maaf kalau teteh jadi bikin nana serba salah, teteh sama sekali ga kepiran apapun cuma mikir kalau anak anak tetep jadi saudara jadi maaf kslau itu nyinggung krluarganya" dan jawaban nana justru sama bingungnya dengan lara kenapa harus marah bukannya senang karena banyak yang memperhatiksn ponakan ponakannya dan membantu nana untuk menghidupi anak anaknya sehari hari.

Bukan perkara mudah bagi lara untuk menjadi super mom, yang harus berjuang sendiri dengan semua kekurangannya, memenuhi kebutuhan ketiga anaknya dengan mengandalkan gaji PNS nya yang telah dipotong hutang Bank untuk membeli mobil dan mobilnya dibawa kabur untuk modal kawin lagi sang suami, memang terdengar miris rara yang S1 mau menerima suami yang SMA tidak pernah berpikir untuk dicampanan setelah memberinya tiga keturunan.

Apapun yang terjadi biarlah itu menjadi masalalunya, lara berpikir dia bermasalah dgn sang mantan suami tapi tidak dengan keluarga besarnya, bagi lara hubungan anak anaknya masih terus berlanjut karena garis keturunan itu tidak akan pernah bisa dihilangkan.

Lara selalu bersyukur bahwa dia jauh lebih beruntung karena diberikan kemampuan untuk menghidupi dirinya dan anak anak nya tanpa campur tangan keluarga sang mantan.

Ketidak pedulian keluarga sang mantan menjadikan lara lebih bijak dalam menjalani hidupnya, lara tak pernah mengambil pusing mengapa keluarga itu tidak pernah berkomunikasi jangankan dengan dia yang berstatus mantan dengan anak anaknya pun tidak, padahal bila merujuk pada syariat agama keluarga ayahnyalah yang harus bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban yang ditinggalkan.

Tapi kenyataan memang selalu berbeda, mungkin mengira lara orang yang mampu jadi semua itu tak pernah dilakukan...janji hanya tinggal janji...kewajiban menjadi hutang...dan lara menganggapnya sebagai tabungan di akhirat kelak.

Jika kita sudah berbuat baik dan mereka tidak berkenan berarti bukan kita yang bermasalah tapi mereka yang selalu menganggap masalah dan tidak bisa melihat semua kejadian dari sisi yang positif. Buktinya sampai saat ini hubungan baik dengan keluarga yang lain tetap bisa terjalin harmonis dan semoga silaturahmi itu tetap terjaga walau bagaimanapun garis keturunan tidak akan pernah bisa digantikan.

Niat baik harus terus dilakukan, apapun yang terjadi selama masih punya niat baik insya Allah semuanya akan baik baik saja, tidak perlu melihat apa yang orang lain pikirkan tetep lah berbuat baik.