Move on
Kania dengan bersemangat memulai aktifitas dihari pertamanya bekerja, setelah hampir satu bulan kehidupannya kacau balau, kini kania siap menghadapi tantangan apapun. Keriangan hari ini bukan tanpa sebab, tapi karena ada sesrorang yang tanpa kenal lelah menyemangatinya.
Kania masuk kantor dengan senyum manisnya, menuju ruangan baru dimana dia akan memulai pekerjaannya dengan posisi yang berbeda...di meja kerja sudah terpampang nama dan jabatannya, Kania tersenyum seraya bersyukur..."terimakasih ya Allah ...atas semua karunia mu...."
Kania mulai bekerja, melihat agenda kegiatan, memeriksa laporan, tanda tangan surat....yach semua sudah dia kerjakan, tanpa sadar kaniapun mulai termenung....bayangan sebulan kebelakang tergambar di benaknya....bagaimana dia begituh hancur dan terpuruk, begitu kecewa dan bersedih...kania menarik napas panjang....masih ada amarah dihatinya tapi kania tak berdaya....matanya mulai memerah dan butiran air mulai menetes.
Tanpa kania duga ada seseorang yang ternyata memperhatikan kania, Kania langsung memalingkan wajahnya tak kala bagas sudah berada tepat dihadapannya.."kania...ada apa lagi?" Suara bagas begitu bergetar, kania hanya bisa menggelengkan kepalanya, lalu bagas mengajak kania untuk keluar mencari sarapan, tanpa dikomando lagi kania mengikuti bagas dari belakang.
Bagas mulai membuka pembicaraannya "kania...jika kamu memang tidak mau aku dampingi dan terus memikirkan masalalu mu....aku akan pergi" bagas berhenti sesaat sambil meneguk minumannya kemudia dia melanjutkan kembali perkataannya " aku tidak mau sia sia menemani seseorang yang tidak pernah mau membuka diri untuk aku...sekarang terserah kamu, kamu yg berhak memilih karena ini adalah hidup kamu" bagas menggenggam tangan kania dan berkata lagi " kamu harus berdamai dengan hatimu...menghilangkan semua rasa marah dan benci...iklaskan semuanya ...supaya langkah kamu ringan" sambil dikecupnya tangan kania bagas mengajaknya untuk segera menyantap sarapan yang sudah lama terhidang" ayo...sarapan dulu, nanti keburu dingin ga enak"
Sejak sarapan bareng sudah satu minggu kania tidak bertemu dengan bagas, bagas seolah menjaga jarak dengannya, jika berpapasan dikantorpun bagas seolak olah tidak mempedullkan kania, kania mulai merasa kesepian, rasa bersalah semakin menyiksanya yang ada dipikiran kania saat ini adalah bagas, kania tidak lagi memikirkan masalalunya, rasa sakit hati kecewa karena penghiatan sang mantan semuanya lenyap tergantikan dengan kekawatiran tentang bagas.
Diam diam kania selalu mencuri pantang ke ruangan bagas, kania selalu ada alasan untuk menuju ruangan bagas, kania mulai merasa kehidupannya berubah...tanpa ada kata kata bagas sering kali memberikan kejutan di mejanya, entah itu sarspan atau kado untuknya. Mereka tidak bernah saling bersama dan komunikasi tapi bahasa tubuh mereka menyiratkan kedekatan.
Hut kantor tahun ini diadakan secara besar besaran, ada live musik, suasana pesta begituh meriah dan tanpa sengaja kania dan bagas disatukan dalam tim kerja, mau tidak mau mereka harus berkomunikasi secara langsung, awalnya mereka berdua terlihat canggung tapi mereka bisa menempatkan profesionalisme dalam bekerja sehingga kegiatan tersebut sukses besar.
Acara mulai berakhir...satu persatu pekerja mulai meninggalkan kantor "kania" suara bagas memanggilnya, kania menghampiri bagas "pulang bareng yu..." antara kaget dan senang kania justru mematung cukup lama dihadapan bagas " mau ga nich? " bagas bergegas menggandeng kania menuju mobilnya. Suasana hening, masing masing dengan pemikirannya sampai akhirnya kania mulai memberanikan diri untuk berbicara " bagas..makasih ya" bagas melirik kania yang menunduk karena malu " untuk apa?" Ucap bagas, kania menatap bagas dan dengan penuh kenyakinan kania berkata " untuk masa depan ku yang lebih baik...untuk hari kemarin yang membuat ku sadar tentang arti seseorang yang istimewa, dan untuk hari ini karena kamu sudah mengembalikan rasa rindu ku ke kamu" lalu kania tersenyum dan menundukan wajahnya karena malu. Bagas diam saja sampai membuat kania salah tingkah dan merasa malu dengan pengakuannya tentang bagas. Bagas menghentikan mobilnya di sebuat kafe ternama di jakarta, "ayo...turun" kania turun dan tanpa diduga bagas sudah ada dihadapan kania, tanpa berkata apapun bagas memeluk kania dan mencium keningnya, bagas berbisik mengatakan " terimakadih kania....kamu sudah bisa move on"
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren
Terimakasih sudah berkenan mampir