Kaka bukanlah dari keluarga yang berada, masa masa sulit telah dia lalui bersama mamah, aa dan adenya, masa sulit berperang dengan batinnya untuk menerima kenyataan bahwa keluarganya bercerai berai, kenyataan bahwa ayahnya pergi meninggalkan keluarga demi selingkuhannya, dan kenyataan bahwa harta milik keluarga pun dibawa lari ayahnya sementara mamahnya harus membayar hutang dan menghidupi kaka bertiga.

Masa itu sudah dilewati dan saat ini kaka sudah bisa berdiri tegak, tersenyum lebar serta berbagi kebahagiaan, betapa bersyukurnya kaka karena keluarganya begituh peduli dengan keadaannya dan bahu membahu memulihkan kondisi nya. Rasa sakit hati dan kecewa menjadikan motivasi kaka untuk membuktikan bahwa kaka bisa lebih baik, menjadi pemicu untuk meraih semua mimpinya dan membuktikan bahwa kaka bisa berhasil tanpa ada campur tangan ayahnya.

Kaka bersyukur ternyata keluarganya bukanlah keluarga yang susah karena masih banyak keluarga yang lebih susah darinya, sikap mamah yang selalu terbuka dengan keadaan keuangan menjadikan kaka, aa dan ade benar benar salut ke mamah, dengan keadaan yang sulit mamah selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan mereka, dengan segala kekurangan mamah selalu mengajarkannya untuk berbagi, dan itu justru menjadi penolong kami disaat kesulitan. Allah selalu membayar tunai apa yang telah diperbuat, semua masalah selalu diberikan kemudahan dalam menyelesaikannya, segala kekurangan selalu dicukupkan dengan cara yang tak disangka sangka, segala kebencian hilang dengan rasa iklas dan ternyata memberi itu menjadi obat luka yang paling ampuh, memberi tanpa pamrih tak perlu orang lain tau bahkan pengakuan dari orang yang kita beri, bahagia melihat orang lain bahagia dibayar tunai dengan rasa yang luar biasa bahagia, karena semuanya akan kembali pada diri sendiri.