Cinta putih abu
Hari ini entah untuk yang keberapa kalinya aku berkunjung ke negara singa putih itu untuk tugas luar, setelah semuanya beres dan taxsinya datang aku langsung meluncur ke bandara. Dalam perjalanan aku kabarkan pada rekan kerjaku seasia tenggara bahwa aku sudah otw dengan membuat status pada line.
Notif hp ku berbunyi dan jantungku seolah berhenti sesaat lalu berdegup kencang seakan telah menyelesaikan turnamen maraton, ada rasa bahagia menyelimuti hati ku, ada rasa rindu memeluk batin ku sambil berguman aku sebut namanya, bibirku bergetar, mataku tertuju pada satu foto profil line di hp ku, ku elus foto itu dan ku bisikan aku sayang padamu.
Lamunanku seketika buyar gara gara pak sopir taksi mempersilahkanku turun, ternyata aku sudah sampai bandara, bergegas turun dan mulai memasuki pemeriksaan keamanan bandara, dengan sigap aku buru buru cek in supaya aku punya waktu untuk menjawab line dari mutiara.
Dengan langkah cepat aku mencari posisi yang nyaman untuk segera menjawab chat dari mutiara. Mengambil tempat di kursi yg berada dipojok aku mulai menjawab chatnya.
"Hai kabar aku baik, kamu gimana?"
Langsung aku kirimkan chat tersebut, jantungku mulai berdegup tak berirama, tangan ku mulai basah ...ach perasaan ini begitu menyiksaku. Aku menunggu mutiara menjawab chat sampai mau pingsan rasanya, entah ada perasaan apa tapi rasa ini begitu mengganggu tapi membuat aku penasaran juga.
" syukurlah kalau kamu baik baik aja, aku juga baik"
"Asik...kayanya pulang dari DL aku dibawain coklat donk"
Akhirnya mutiara menjawab chat aku juga, gayanya masih sama selalu penuh energi dan keceriaan, sambil menunggu pesawat yang akan menerbangkan aku ke negri singa aku habiskan waktu dengan mutiara. Perasaan aku mulai nyaman, komunikasi mulai lancar sampai tiba waktunya aku terbang dan mengucapkan sampai nanti.
Mutiara kisah ku di sma, bersama dia hidup ku menjadi berwarna aku ingat betul bagaimana aku menjalin hubungan dengan dia, padahal sebelumnya aku laki laki yang kurang bergaul, laki laki pendiam dan tertutup tapi dengan mutiara aku bisa melihat dunia ini dengan berbeda.
Perkenalan pertama ku dengan dia terjadi pada saat kami sama sama masuk dalam eksul pecinta alam, dia perempuan yg lincah dan banyak teman bahkan dia begitu akrab dengan senior senior. Semakin lama aku semakin kagum dengan dia. Kami mulai sering bertemu dan ngobrol karena kebetulan kami juga disatukan lagi dalam kegiatan MPK OSIS.
Jujur sebenarnya aku sudah lama memperhatikan dia, jauh sebelum dia mengenal aku. Pada saat pertama kali aku masuk SMA, aku pernah berpapasan dengan dia, gayanya cuek terkesan sombong dan angkuh, tidak cantik tapi membuat tertarik, kecil mungil pendek tapi selalu tampil rapi dan wangi, gaya nya tidak pernah berubah selalu sama memakai rok sepan diatas lutut rambut kuncir satu seperti buntut kuda dan membawa tas gemblok dipunggungnya. Setiap hari aku selalu menunggu dia di pertigaan dan mengikuti langkahnya dari belakang. Itu yang kulakukan sebelum aku mengenalnya setelah mengenalnya tentu saja aku pulang pergi bareng sambil ngobrol ngalor ngidul.
Kami berteman cukup lama, karena tau bahwa dia sudah punya pacar dan pacarnya adalah senior ku. Sering aku mendengar curhatannya bahkan memberikan ide untuk memberikan kejutan untuk ultah bahkan aku juga yang membuatkan kartu untuk pacarnya, lucu kalau mengingat masa itu. Bukan cuma dia yg curhat aku pun sama, entah mengapa dengan dia aku bisa bercerita banyak hal, dia tau semuanya tentang aku, keluarga dan hidup ku. Sampai saat ini hanya dia yang tau dan paham aku.
Hidup aku itu monoton sampai pernah aku ditipu temen sekelasku, dikelas aku punya temen perempuan yang sering bareng untuk kerja kelompok, mutiara menyebutnya grup rumpi mereka adalah iah, keni , lala dan wiwi. Aku juga tidak tau kenapa mereka berempat selalu mempermasalahkan aku dan mutiara tapi aku memang selalu salut dengan mutiara dia tau tapi dia tidak pernah berubah dia tetep selalu baik dengan mereka berempat.
Waktu itu aku merasa benar-benar bodah, aku dikenalkan keni pada sahabatnya yang bernama kiki, lewat surat aku sering berkomunikasi dengan kiki yang katanya kiki suka dengan ku, karena menurut cerita kiki itu sakit parah akhirnya aku bilang mau ga jadi pacar aku, singkat cerita aku pacaranlah tapi yang anehnya setiap kali aku telepon untuk ketemu selalu mengelak bahkan telepon pun harus waktu yang ditentukan oleh dia, lebih aneh lagi setiap telepon atau ketemu kiki selalu bersama keni. Akhirnya kedok kebongongan itu terbongkar geng rumpi dengan gelak tawa bercerita telah berhasil "ngerjain" aku dan cerita tentang kiki itu semua adalah bohong, aku benar benar marah pada mereka aku cari mutiara dan aku ceritakan apa yang terjadi. Mutiara membuat aku tenang dan membuat aku tertawa karena celotehannya.
"Harusnya kamu bersyukur ketauan sekarang, kalo lama lama terus kamunya jadi beneran cinta apa ga patah hati tuch kamu....terus kenapa ya ...cuma jadi pacar boongan ...aku aja mau punya pacar kaya kamu...perhatian...baik....enak banget kali ya klo aku punya pacar kaya kamu....."
Sambil aku perhatikan dia yang sedang menasehatiku aku langsung potong dengan pertanyaan ...
" terus jadinya kamu itu pacar siapa faris atau fadel?"
Dengan cepat dia menjawab :
" Faris lah...kenapa jadi fadel?"
Mereka berdua adalah senior ku di SMA kami beda satu tahun.
"Oh ....faris....tapi kenapa fadel bilang ke aku kamu pacar dia"
Dengan muka cemberut dia berguman:
"Ichh....fadel tuch temennya faris sahabatan klo aku perlu ke faris kadang minta tolong fadel tapi ko ga pernah sampe ya...."
Dengan muka bingung dia mencoba berpikir dan mengingat ingat dan kami sama sama berteriak
" jangan ...jangan.."
Gelak tawa kami pun pecah...yach itulah kami menjalin persahabatan dengan apa adanya kami, kemudian aku tegaskan lagi ke mutiara
" berarti kamu sekarang ga punya pacar donk....jomlo"
Dengan mengernyitkan mata mutiara pun menjawab
" ya ...sama kaya kamu jomblo...."
Setelah kejadian itu hubungan aku dan mutiara semakin dekat, aku bawa mutiara ke rumah dan aku perkenalkan ke ibu, Aku perkenalkan dia sebagai pacar ku, sambil mencubit tangan ku dia terlihat malu malu dengan muka yang memerah. Ibu menyukai mutiara bahkan menyayanginya. Bukan hanya pihak keluarga aku tapi juga pihak keluarga mutiara, aku diterima di keluarganya dengan baik bahkan ibuku dan ibunya mutiara sering berkomunikasi tentang kami.
Ulangtahun ke 18 mutiara aku berikan cincin sebagai ikatan aku dan dia, aku sematkan di jarinya dan aku bisikan aku cinta pada mu. Pesawat mendarat dengan sempurna mengakhiri lamunanku tentang cinta putih abu bersama mutiara.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Next bu
Semoga
Lanjut bun
Terimakasih jadi penyemangat
So sweet...
Kisahnya belum selesai mungkin seharusnya cerbung x ya...heheheh