Eka Listiawati Sutisna

Hai...saya adalah seorang guru ekonomi di SMAN 7 Tangerang Selatan, lahir dari pasangan suami istri Sutisna Sugiana dengan Patmawati Sri Herianti, saya anak per...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bukan yang ku mau
Bukan yang ku mau

Bukan yang ku mau

Alunan musik terdrengar dari jauh, sayup sayup liriknya jelas menyentuh hati, lagu rossa tentang bodohnya aku menggambarkan perjalanan yang dialami sashi, hmmm batin nya terusik, semua gambaran dirinya terpampang jelas dalam layar ingatan, lika liku kehidupannya begitu penuh warna, suka duka seolah silih berganti melukiskan warna pelangi dalam cakrawala kenangannya.

Sashi tertunduk lesu disebuah tenda yang terpasang kokoh di puncak gunung gede, dari ketinggian sashi menatap temaramnya langit, udara dingin membekukan hatinya. Sashi mencoba menarik napas panjang dan mengeluarkannya perlahan lahan seolah ingin melepaskan semua beban yang ada, matanya tertuju pada 3 buah hatinya yang tertidur pulas dalam balutan sleeping bag, matanya berkaca kaca batinnya menjerit hatinya tercabik cabik, dalam kesunyian sashi hanya bisa berbisik "maafkan ...maafkan mamah ...."

Semalaman sashi benar benar tidak bisa memejamkan matanya, pikirannya terus berkenana dari satu episode ke episode lainnya dari semua perjalanan hidup yang telah dilalui, bukan untuk mengutuk, bukan pula untuk putus asa atau tidak bersyukur, sashi hanya butuh waktu untuk menenangkan jiwanya, mengobati lukanya, memaafkan dirinya sendiri dan mengiklaskan semua yang terjadi.

Takdir mengubah kehidupannya, mimpinya bahkan tujuan hidupnya, mulai dari kandasnya cita cita sehingga sashi harus puas dengan profesi sebagai guru, kehancuran bahtera rumah tangga dan sashi harus menenggelamkan harapannya untuk menua bersama dengan orang yang pernah menjadi bagian hidupnya, dan ternyata cinta itu pun bukan miliknya, bertahun tahun mempertahankan tapi akhirnya pergi meninggalkan, air matanya deras mengalir mengisyatatkan kepedihan mendalam, lalu sashi mengusap semua air matanya dan mencoba bangkit, dengan menengadahkan wahnya ke langit sashi melihat kerlip bintang, di tatanya hati dan pikiran untuk mencoba berpikir positif, profesinya sebagai guru telah menyenangkan hati orang tuanya paling tidak ada yang meneruskan cita cita mereka untuk membuka sekolah, bahtera rumah tangganya hancur telah menjadikan sashi mandiri dan mendekatkan ikatan keluarganya, saling mengayomi, saling menjaga menjadikan keluarganya damai, kegagalan cintanya membuat sashi sadar jika mencintai itu haruslah karena Allah dan yang pergi meninggalkan bukanlah orang baik, yang terjadi memang bukan yang diinginkan tapi ternyata itu yang terbaik yang diberikan Allah. Dengan bismillah sashi bertekad untuk menghapus semua masa lalunya, meninggalkan aura negatif dari semua perjalanan hidupnya, fokus pada ke3 buah hatinya sebagai bekal kelak menuju pemilik hidup....karena ternyata yang bukan diinginkan itu membawanya pada kebahagiaan yang sejati.....sashi menemukan seseorang yang mencintai dan dicintai bukan hanya untuk sashi tapi berlaku untuk anak anaknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

bagus cerpennya

19 May
Balas

Terimakasih telah memotivasi

19 May



search

New Post