Tring.. tring jam menunjukan pukul 04.00 “hoam” gadis cantik itu terbangun dari tidurnya, Salma....itulah namanya. Tak memerlukan waktu yang lama untum mempersiapkan diri supaya bisa berangkat ke sekolah. Setelah selesai bersiap-siap terdengar teriakan dari bawah “Al! Sal! Ky! Ayo sarapan! Udah siang” ucap mamah “aduh mamah baru jam 6 udah dibilang siang” oceh ....jawab Salma sambil berjalan menuju ruang makan. “udah?” Tanya Al “udah ayo!” jawab Salma. Al adalah abang Salma yang cuek. “mah... pah..., Salma sama Abang berangkat ya” pamit Salma “iya hati hati” jawab mamah. Saat tiba disekolah tak lupa Salma mengucapkan terimakasih ke abangnya “makasih bang, gua masuk ya” ucap Salma “hm” kata Al.

Setelah bel pulang berbunyi Salma bergegas menelfon papah “pah, Salma udah pulang, papah jemput yaa” ucap Salma “papah masih disekolah Rizky nanti papah langsung kesitu, tunggu tempat biasaya, love you” jawab papah “iya pah aku tunggu, love you pah” jawab Salma sambil berjalan menuju tempat biasa. Tak lama papah dan Rizky datang “ka ..ayo” ucap Rizky lalu Salma bergegas menuju mobil. Rizky adalah adik Salma yang manja dengan papah.

Setibanya dirumah ....dert.. dert.. suara notifikasi whatsapp dari handphone papah terdengar, karena penasaran Salma membuka pesan dari Rena yang berisi foto “hah? Ini siapa?” kaget Salma “kok ngebangunin sahur? Terus ngirim foto” lanjut Salma “Salma?!” ucap papah melihat Salma menggenggam handphonnya “papah?” terkejut Salma karna papab sudah berada disebelahnya “cewe itu siapa pah?!” Tanya Salma “ngapain kamu buka-buka hp papah? Bukan urusan kamu!” bentak papah sampai membuat Salma menangis. Setelah kejadian itu Salma tidak pernah berkomunikasi dengan papah.

Salma menceritakan kejadian itu ke bang Al “bang masa papah chatan sama cewe, cewenya bangunin sahur lah, kirim foto lah” oceh Salma, namun tak tanggapan dari bang Al, Salma merasa kecewa dan sedih, karena tidak ada yang bisa diajak tukar pikiran dan menghilangkan kegelisahannya.

Jumat, 1 September 2017

Hari ini, Salma sangat hancur. Pukul 04.30 Salma terbangun dari tidurnya seperti biasa. Namun ada yang berbeda. Papah tidak ada dirumah. Salma bingung, sedih. Setiap hari Salma terus bertanya dengan sedikit tangisan “kenapa Salma yang menderita? Papah kemana? Sama siapa?” tapi semua pertanyaan itu tidak ada jawaban sama sekali. Salma teringat tentang pesan Rena yang mengirim foto, Salma berlari menuju kamar mamah lalu menceritakan semuanya tapi mamah tidak ada tanggapan seakan tidak percaya. Salma kembali kekamarnya dengan kecewa “hiks kenapasi pada ga percaya sama Salma” ucap Salma dengan sedikit tangisan, setelah puas menangis Salma terus mencari tahu tentang papah dan Rena. Perjuangan tidak menghianati hasil, Salma berhasil menemukan satu bukti yang sangat menyakitkan, foto papah dan Rena sedang menikah. Hancur rasanya hati Salma sekarang. Mama, bang Al, Rizky sudah tahu tentangi ni, mau tidak mau hari-hari kami harus terus berjalan walaupun penuh dengan air mata. Setelah kejadian ini bang Al tidak lagi cuek, sangat perhatian. Tok.. tok.. suara ketukan pintu “masuk” ucap Salma sambil menghapus air mata “Sal, udah lah ga usa nangis gua gamau lu kenapa-kenapa” ucap Al sambil mengusap halus rambut Salma “abang maunya mamah sama papah gimana?” Tanya Salma “huh! Sal dengerin abang ya! kita aja gatau papah dimana, dan papah yang milih ninggalin kita .....Sal, abang ga mau mamah sama papah sama-sama kalo papah udah ada istri baru!” tegas Al “abang ga mau Rizky, kamu, dan mamah disakitin siapapun Sal” lanjut Al “hmm” ucap Salma bingung “abang ga mau kamu disakitin sama siapapun Sal! Papah sekalipun!” ucap Al “hmm iya bang” jawab Salma “dari pada nangis mulu, mending makan abang bawain sate padang kesukaan kamu, dibawah udah ditungguin Rizky sama mamah” ucap Al “ihh abangg” Salma memeluk Al “makasihh ya bang” lanjut Salma “iya cuci muka dulu ya....jelek lu kaya gitu” ucap Al “hahaha iya bang” jawab Salma. Banyak hikmah dari kejadian ini, bang Al tidak lagi cuek, Salma lebih dekat sama mama, dan Rizky tidak lagi manja.

Jumat, 29 September 2019

Semua pertanyaanku terjawab. Papah sudah pulang. Salma takut nanti apa yang terjadi apa mungkin mamah dan papah seperti dulu? salma masuk kamar, tidak memperdulikan papah yang sedang berada diruang keluarga. Salma menangis seharian dikamar dan sangat butuh bang Al “bang! Cepet pulang Salma takut” ucap Salma sendiri. Bang Al sedang LDKS dipuncak, Salma ga punya siapa-siapa, Salma takut. Setelah puas menangis Salma tak sadar lalu tertidur pulas. “hoamm” Salma terbangun dari tidurnya, memberanikan diri keluar kamar, tidak tahu apa yang terjadi, diruang keluarga banyak keluarga mereka sedang menangis, Salma benar benar tidak tahu apa yang terjadi. Salma keluar rumah untuk menenangkan diri, disusul oleh om Kevin, adik mamah yang mengajak Salma bicara “Salma harus kuat ya untuk kedepannya, om bisa gantiin papah ko” ucap om Kevin sambil memeluk Salma “iya om, Salma ngerti, Salma benci sama papah, kenapa papah kaya gini ke Salma om” ucap Salma sambil menghapus air mata “hush! Salma ga boleh kaya gitu, mau gimanapun papah tetep papah Salma! Jangan gitu ya! Salma boleh kecewa, tapi jangan benci papah ya, ga baik” tegas om Kevin “hmm iya om, makasih ya om” ucap Salma sambil memeluk om Kevil. Salma takut, cemas, bertanya kepada diri sendiri “apakah abis ini papah akan pergi dengan perempuan itu lagi? Atau disini? Dengan salma?” ucap Salma sendiri sambil menangis. Dan, pertanyaan nya semua terjawab, papah dari Bandung dengan Rena, tante Rena lebih tepatnya. Mama dan papah tidak mungkin bersama lagi karna papah sudah menikah lagi, dan papah memilih tinggal dengan wanita itu. Hancur sekali hati Salma, penuh dengan kebencian. Kebencian pada semua makhluk laki-laki dibumi ini.

Butuh waktu yang cukup lama untuk mengembalikan keceriaan Salma. Banyak orang yang motivasi Salma untuk tetap meneruskan hidup, karena semua kejadian ini hidup Salma menjadi sedikit berantakan. Sekolah, pergaulan, dan masih banyak hal yang diabaikan. Salma yang sekarang bukanlah salma yg dulu...Salma terlihat menarik diri dari pergaulan dia lebih sering menyendiri dan selalu mudah marah, sensitif dan selalu terbawa perasaan, nilai sekolahnyapun terjun bebas. Untung Salma memiliki keluarga dan sahabat yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang, semuanya mendekat dan tidak ada yang meninggalkannya meskipun keadaan salma begituh buruk.

Salma mulai menyadari kekeliruannya, mulai menatahati dan oerasaannya untuk bangkit, Salma sadar apa yang menimoanya madih jauh lebih baik dari pada yang terjadi pada beberspa temannya, seharusnya salma merasa beruntung dan bersyukur karena masih dikelilingi oleh orang orang yang sayang dan peduli padanya. Mungkin papah tidak menyanyakinya...membuangnya bahkan membencinya....tapi kadih sayang untuk salma lebih banyak dia dapatkan dari orang orang sekitarnya melebihi yang pernah papahnya berikan.

"Kehidupan orang lain banyak sekali yang lebih buruk dariku, aku seharusnyabersyukur: Dan setelah itu Salma melanjutkan hidup seperti biasanya, mengejar semua yang tertinggal, memperbaiki yang salah, mengubah yang kurang menjadi lebih baik. Sekarang Salma kembali ke Salma yang ceria...karena hidup masih harus terus berlanjut....mengejar semua harapan ...meggapai kesuksesan dunua akhirat....supaya bisa berbakti terhadap mamah...." selamat tinggal masa lalu...karena sudah tidak penting lagi bagi ku"......