Eka Andrijan Novianto

Dokter Hewan bagi saya sebuah harga mati. Apalagi ini jadi cita citaku sejak kecil. Sampai aku tiada, aku akan dikenang sebagai dokter hewan. Ada visi dan misi ...

Selengkapnya
Navigasi Web
JAJANAN 'RANGIN'
TANTANGAN MENULIS GURUSIANA 365 HARI

JAJANAN 'RANGIN'

Pagi tadi Saya sontak menunjuk seseorang yang sedang asyik duduk di depan dagangannya dengan sebuah kotak besar dari kayu sebagian kaca berukuran tidak besar, dan sebelah kirinya sebuah wadah penggorengan (loyang) berbentuk cetakan khas seperempat bundaran kecil kecil. Bapak itu menggoreng dengan asyiknya dengan sebagian hasil gorengan di kotak display kaca sebelah. Saya dan istri bersama berkata Yuk beli Rangin. Ya, itu jajanan kesukaan Kita. Saya turun dari mobil dan membelinya. Kita menikmati Rangin menuju perjalanan ke Malang

Kue Rangin (Gandos) merupakan jajanan khas di Pulau Jawa. Rasa gurih nikmat membuat rindu mencicipnya lagi. Dikonsumsi panas hangat lebih terasa nikmatnya. Di Jakarta orang menyebut kue Pancong. Di Bandung disebut Gandros. Di Bojonegoro bernama Tratak Jaran. Di Bali dikenal kue Daluman.

Berdasarkan info dari Harian Temanggung Rangin merupakan makanan tradisional yang sudah ada bahkan sudah terkenal sejak sebelum tahun 50-an yang terpusat di kecamatan wonosalam, yaitu Desa Lempuyang, ploso, karangsambung dan sekitarnya yang sudah menjadi tradisi tahunan, yaitu setiap menjelang lebaran idul fitri atau syawalan, bahkan setiap menjelang puasa masyarakat sudah mempersiapkan bahan – bahan guna pembuatan kue rangin dalam rangka menyambut kedatangan bulan penuh berkah untuk dihidangkan di ruang tamu, bahkan hampir setiap rumah ada kue rangin dan bisa membuat kue rangin terutama ibu-ibu, dan kue rangin juga sudah mulai menjadi tradisi oleh-oleh atau buah tangan setiap bertamu atau berkunjung ke rumah saudara yang ada di luar kota/jawa seperti : lamaran, pernikahan, kunjungan tamu, tunangan, oleh- oleh dari demak bahkan sering dibawa oleh-oleh para TKI ke luar negri untuk oleh-oleh dari kampoeng/demak. Sehingga rangin sangatlah cocok sebagai makanan khas demak karena mempunyai ciri khas dan sejarah yang cukup lama bahkan cocok dengan filosofi sejarah sunan kalijaga dan raden fattah demak yang dulu demak juga terkenal dengan lumbung padinya dan kecamatan wonosalam terkenal dengan pohon kelapanya. Dengan perpaduan itu akhirnya masyarakat wonosalam memberikan nama kue rangin (angin – angin, ilir - ilir) karena bentuknya juga seperti kipas berbentuk kotak., dan pembuatan kue rangin pun masih sangat tradisional dan mempunyai ciri khas tersendiri.

Rangin terbuat dari serutan kelapa muda, santan dan rasa asin garam. Dengan di goreng pada loyang berbentuk khas menjadi bagian luarnya kering . Rasa gurih ini yang sangat nendang habis. Setiap insan suka. Beberapa kombinasi bisa diberi gula dan coklat. Di Surabaya sekitarnya jajanan ini masih lestari. Dijual oleh Bapak pedagang yang berkeliling dengan sajian Rangin panas hangat. Yummy...uenak.

Grand Rose , 5 Juni 2021

Eka Andrijan Novianto

#Tantangan Menulis Hari ke -106

Sumber Bacaan

http://www.hariantemanggung.com/2018/12/sejarah-dan-cara-membuat-kue-rangin.html?m=1

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Rangon: gandos to. makanan gurih mengasyikkan. Sukses selalu buat Bapak Eka Novianto.

05 Jun
Balas

Masih buka jam segini, kue rangi nya Dok, heheheehe

05 Jun
Balas



search

New Post