Taaruf Dulu Baru Menikah (2)
Taaruf Dulu Baru Menikah (2)
Oleh: Efrie Leistarie
Saya lanjut ya cerita taarufnya..
Saat ikhwan itu datang ke rumah, saya tak mendampingi karena sakit. Jujur di saat lobi Ummi saya dikira menginggau dan aneh atas permintaan izin yang saya lakukan. Tiap pagi jelang Ummi pergi kerja, saya menyampaikan kalau akan datang seorang laki-laki ingin melamar ananknya. Di hari pertama lobi, Ummi bilang "ada-ada aja kamu". Hmmm ya sudahlah mungkin caraku salah. Di hari kedua, sebelum berangkat ku loby lagi Ummi. Jawaban yang sama namun ada tambahan " Kata Abi, kamu selesaikan dulu kuliahnya." Aku pun agak deg-degan. Wah bakalan ga jadi nih. Hmmm. "Ummi, masaan anak perempuanya mau dilamar jadi malah nyuruh selesaikan dulu kuliahnya? Emang Ummi mau kalau anak perempuannya lama nikah? Khan pantang Mi nolak ikhwan sholih datang". Jurusku untuk terus membujuk izin agar didapat.
Mendengar hal itu, Ummi hanya diam. Lalu pergi ke kantor. Dalam hatiku, semoga Allah memudahkan untuk hajat niat baikku. Secara keberanian, saya memang termasuk nekat menyampaikan niat tersebut hanya ke ummi bukan ke abi. Saya pun takut menyampaikan langsung. Karena saya jarang sekali dekat berbincang dengan Abi. Akhirnya imbasnya hanya berani menyampaikan ke ummi.
Hari ketiga lobi, Ummi memberikan jawaban. "Kata Abi, kalau mau datang ikhwannya datang aja. Asal kamu kuliahnya seriusin". Alhamdulillah bathinku. Sudah ada lampu hijau. Setidaknya Allah mulai memberikan petunjuk kemudahan. Hari keempat. Ummi mulai menanyakan siapa dan bagaimana ikhwan yang akan datang ke rumah. Saya pun menjawab seperti yang dipahami. Saya hanya menjelaskan, nama, asal daerah, dan pekerjaan. Ummi tak menanya berapa gaji dari pekerjaan ikhwan tersebut. Sembari kuberikan foto yang dikirimnya. "Asal dekat sama Allah, rezeqi pasti datang menghampiri" kata Ummi
Hari kelima, Ummi memastikan lagi apakah ikhwan tersebut akan datang? Rupanya Ummi ingin menjamu tamu istemewa. Ummi menanyakan ingin dimasakan apa? Apa kegemaran dari ikhwan tersebut. Saya hanya bisa menjawab, Saya ga paham Mi. Karena perjumpaannya baru satu kali. Ummi berikan apa saja insyaa Allah akan diterima. Saya pun bertegap kencang. Masyaa Allah seperti ini adalah bagian dari petunjuk kemudahan yang diberikan Allah.
Kami pun menyediakan masakan yang lebih banyak dari biasa di hari ke-6. Tepatnya hari Sabtu. Biasanya di rumah saya diadakan pengajian rutin. Namun khusus hari Sabtu saat itu ditiadakan. Hanya ada pertemuan ihkwan dan kedua orang tuaku. Setelah merapihkan masakan, saya pun masuk kamar. Sembari menahan rasa sakit bulanan yang datang.
Sang ikhwan datang bersama temannya. Saya mendapat cerita dari Ummi. Kalau Abi bersedia melanjutkan proses taaruf anak pertamanya. Rasa syukur ku bertambah. Allah berikan petunjuk kemudahan hambaNya. Ku peluk Ummi, seraya berterima kasih padanya. Tak banyak kata syarat, hanya melihat raut wajah yang iklhas akan proses taaruf karena Allah
Rawalumubu, 21 Mei 2020
#tantangangurusiana
#harike71
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar