Surat Sakti Berbayar Bebas Masuk Kota
Surat Sakti Berbayar Bebas Masuk Kota
Oleh : Efrie Leistarie
Usia mudik lebaran yang katanya tidak boleh. Kini banyak warga daerah yang pulang kampung kembali ke Jabodetabek. Adalah mbak Fat, pengasuh Aufa anak saya yang menjadi bagian untuk kembali ke kota untuk kembali bekerja. Saya tak bisa melarangnya saat bulan puasa untuk pulang ke kampungnya. Karena ada kebutuhan mendesak dari keluarga yang mengharuskanya pulang.
Saat pulang kampung dari Bekasi, Mba Fat menggunakan travel. Dengan bayaran 3X lipat dari biasanya, tetap dipenuhinya agar bisa pulang kampung. Saya ingatkan betul kepadanya agar mengikuti arahan tenaga medis dan pihak wewenang di kampung. Jangan berbohong kepada petugas. Kalau sampai mengatakan "saya pulang, karena sudah tidak ada pekerjaan Pak". Nanti bisa jadi kita tidak selamat di jalan. Katakan yang jujur saja. Karena Mba Fat tidak posisi diberhentikan. Itu pesan saya.
Tibanya mba Fat di kampung, petugas pun menanyakan beberapa hal. Dilakukannya pengecekan suhu badan dan riwayat kesehatan. Hingga dipesan kalau ada rasa sakit segera menghubungi petugas kesehatan. Nomor telpon mbak Fat juga diminta. Syukur alhamdulillah, 14 sebelum lebaran kondisi mbak Fat sehat walafiat selama di kampung. Dan mba Fat bisa menjalani rangkaian acara keluarga yang memang sudah direncanakan jauh sebelum corona datang. Keluarganya ingin melamar anak gadis untuk putra pertama mba Fat. Sekali lagi bersyukur acara tersebut berjalan dengan khidmat dengan kehadiran tamu yang terbatas.
Hari tadi, setelah 9 hari lebaran mba Fat kembali ke Bekasi untuk bekerja. Sebelum kembali ke kota ada rangkaian protokoler kesehatan yang harus dijalankan. Menyiapkan surat jalan dari Puskesmas dan Kepala Desa. Surat jalan ini resmi dikeluarkan instasi pemerintah daerah setempat. Dengan membayar Rp. 15.000/orang akan mendapat surat kesehatan. Menurutnya saat pembuatan surat kesehatan banyak sekali masyarakat yang mengantri. Ada juga yang menggunakan jasa dengan membayar dua kali lipat dari harga resmi.
Setelah surat sakti di dapat, keesokannya mba Fat kembali menggunakan travel. Masih dengan harga sama saat ke Pekalongan yaitu Rp.600.000. Untuk tiba sampai di rumah, mbak Fat sempat diturunkan bersama penumpang lain untuk mengganti mobil berplat B. Hal ini bertujuan agar petugas tidak curiga terhadap kendaraan yang masuk ke kota Bekasi dan Jakarta. Mba Fat sempat mengeluh. Karena sesaknya penumpang di dalam mini bus yang isinya 11 orang. Namun apa daya, ia tetap harus mengikutinya daripada tidak sampai ke Bekasi.
Setidaknya apa yang dialami oleh mba Fat tidaklah sendiri. Banyak masyarakat desa yang ingin kembali ke kota. Catatan buat kita semua. Dalam kondisi seperti ini, semua memang dimanfaatkan oleh siapa saja demi uang. Tiket yang berkali-kali lipat dan surat sakti pun tetap dikenakan bayaran. Entahlah sampai kapan pandemi ini berhenti. Semoga besok pandemi ini berakhir.
Rawalumbu, 4 Juni 2020
#TatangnGurusiana
#Harike84
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan ya say....Semoga situasi seperti ini cepat berlalu..kita kembali hidup normal.
Betul sekali Ibu.. Sedih rasanya.. peluang apapun akann terjadi selama banyak membutuhkan..
Terima kasih BundaSukses selalu..
Semoga pandemi cepat berlalu
Amiin ya Allah.. Terima kasih Bunda..Suskes selalu..