Mengenal Langkub dari Siswa Kelas III SD
Mengenal Langkub dari Siswa Kelas III SD
Oleh : Efrie Leistarie
Apakah Anda pernah mendengar kata Langkub? Atau pernah melihat Langkub sebelumnya? Beberapa pekan lalu, pertama kalinya saya melihat postingan di media sosial tentang aktivitas seorang anak putri yang asyik membuat Langkub. Adalah Cokorda Istri Maharani yang mengawali saya mengenal Langkub. Hingga membuat saya tertarik dan jatuh hati akan karyanya. Ananda Cokorda Istri adalah putri dari kawan SD saya yang bertempat tinggal di Bali.
Cokorda Istri adalah siswa kelas III SD. Ia membuat sebuah karya Langkub dengan senang hati. Setelah melihat postingan tersebut saya mengapresiasi karya ananda. Saya pun menghubungi orang tua ananda. Saya memesan memilih tiga warna dari lima karya yang dibuatnya. Selama beberapa pekan kemudian akhirnya saya dapat memiliki karya ananda setelah dikirim melalui paket pos.
Setalah menerima karya ananda, saya pun tertarik mencari tahu informasi tentang Langkub. Sebelumnya saya mencoba mencari tahu tentang Langkub di Google. Namun sayang, literasi tentang Langkub tak ditemui. Hanya beberapa gambar dari Langkub. Akhirnya saya mencari tahu dengan bertanya langsung pada kawan saya. Menurut keterangan ayah Cokorda Istri, kata Langkub berasal dari bahasa Bali. Langkub memiliki arti kain hias penutup. Kerajinan Langkub ini adalah kearifan lokal yang berasal dari budaya Bali. Di kalangan masyarakat Bali, kearifan lokal mempelajari Langkub adalah suatu keharusan untuk anak laki-laki dan perempuan dalam menjaga tradisi turun menurun.
Awal cerita Cokorda Istri mempelajari Langkub adalah keinginan dari ayah dan ibunya untuk mengisi kejenuhan yang dirasakan selama PJJ berlangsung. Tampak Cokorda Istri merasa jenuh karena sudah lama tak bertemu dengan teman-teman dan gurunya di sekolah. Kemudian ditawarilah untuk membuat Langkub. Lalu Cokorda Istri berantusias mempelajari dengan panduan dari kedua orang tuanya. Bahan yang dibutuhkan dalam membuat Langkub adalah kain wol dan bingkai. Bingkai berfungsi sebagai dasar pengait benang wol yang dirajut sesuai pola yang diinginkan. Langkub yang dibuat ananda adalah penutup saji untuk penghantar seserahan pernikahan. Sebagai pemula, Cokorda membuat dengan satu pola dan satu warna kain.
Waktu yang dibutuhkan membuat Langkub untuk seorang anak adalah 4-5 hari. Semakin dini seorang anak mempelajari Langkub, maka semakin baik. Hal ini bertujuan untuk melatih ketrampilan, kesabaran dan kelenturan tangannya dalam membuat Langkub. Tiap kali ada kegiatan di masyarakat Bali misalnya pernikahan, kematian, atau upacara adat lainnya pasti Langkub ini dipakai, jelas ayah Cokorda Istri. Ada dua kota yang menjadikan ketrampilan membuat Langkub masuk ke dalam kurikulum muatan lokal yaitu Kabupaten Klungkung dan Tabanan khusus untuk tingkat sekolah dasar. Sedangkan di Jembrana diganti membuat Klatkat dari anyaman bambu dan membuat sarana upacara.
Wah senang rasanya bisa mengenal salah satu budaya asli dari Bali. Dari Cokorda Istri saya belajar memahami Lambuk. Bahwa ada kearifan lokal yang dijaga secara turun menurun di tengah datangnya budaya asing. Saat saya berkomunikasi mencari tahu informasi Langkub, ternyata Cokorda Istri terus melanjutkan membuat Langkub. Ia bertambah semangat agar tambah lentur jemarinya merajut. Teruslah berkarya Cokorda Istri, karyamu sangat bagus dan indah. Suatu saat karyamu akan mendunia. Semoga suatu saat kita akan berjumpa ya. Oh iya jika ingin berminat memiliki karya ananda Cokorda Istri, bisa menghubungi langsung ya. Cek akun bionya Fb ayah Cokorda Istri yang bernama Tjok Gde Dharma Putra
Pojok Kamar, 31 Mei 2020
#TantanganGurusiana
#Harike-81



Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar