Efi Sufiah

Seorang pensiunan guru yang sedang asyik menggeluti hobby sebagai crafter sambil mengasuh cucu. Tertantang untuk menaklukan ketidakmampuan menulis, dengan mula...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kegelisahan Ulfa, Si Ranking Satu

Si cantik Ulfa, siswa Akuntansi, menghampiri saya. "Bu. boleh curhat" tanya nya "Boleh dong. Ada apa ? " jawaban saya membuat dia senang. " Bu, Ulfa nggak bisa tidur, Ulfa gelisah ." Suaranya memelas.

" Lho ?" Saya kaget.

" Besok dibagi raport, Ulfa takut nggak rangking satu. Ulfa kayaknya bakal dibawah Dewi deh." Mata nya hampir berair. " Siapa Dewi itu, Ulfah? Tanya saya. "Dewi dulu ranking 3, tapi Ulfah lihat, ulangan nya selalu lebih bagus dari Ulfah, pasti ranking Ulfah turun, gimana Buuu? " Suaranya menunjukan kepanikan.

" Emang , siapa yang peduli , Ulfah ranking 1 atau 3 ? " Kata saya. " Ibu , kok gitu sih " Ada kecewa di matanya.

" Dengar nih apa kata ibu!" Kata-kata saya mulai ada penekanan, kolerisku muncul. " Menurut Ulfa mana yang lebih baik, di kelas Ulfa hanya ada tiga orang siswa yang pinter atau hampir seluruhnya pinter ? " Kelihatan anak ini bingung. " Teruuus" lanjutku, Mari kita bingungkan Ibu Wali kelas! " "Kalo semua siswa di kelas itu pinternya merata, Rata-rata perolehannya sama, beda nol koma sekian. Gimana tuh Bu Guru merankingnya ? Sulit kan." "Apalagi kalo ternyata ada rata-nilai yang sama persis, lho ngurutkan nya gimana ?" Kataku lagi. " Biasanya Bu Guru akan melihat kelebihan dari sisi lain, perilakunya yang baik atau keaktifan di ekskul, apa saja yang dianggap menurut beliau nilai plus." "Oh gitu ya Bu? "Ulfa masih mencari-cari arah bicara saya. " Kalo ibu sih dari pada jadi ranking 1 sampai 3 , lebih baik jadi orang yang membantu mereka jadi pintar. Kalo tiga orang itu masing-masing memintarkan 10 orang . Tuh hampir seluruh temanmu jadi pintar." Ulfa mulai menganggukan kepala, bola matanya mulai ke atas, menimbang-nimbang.

“ Pelajaran apa yang paling Ulfa bisa, dan paling Ulfa sukai ? “, Kembali saya bertanya.

“ Akuntansi dan Matematika Bu. “ Jawabnya.

“ Woow , luar biasa. Ibu jamin deh, pasti banyak teman Ulfa yang butuh bantuan di dua mata pelajaran itu “.

“ Coba sekarang Ulfa berbagi dengan teman, tanya dalam hal apa mereka kurang faham, ajari oleh Ulfa “. Kata saya

“ Mereka mau nggak ya , Ulfa bisa nggak ya ? “ Dia ragu-ragu.

“ Pasti Ulfa bisa, pasti juga banyak teman yang mau Ulfa ajari “ Saya menguatkan dia.

“ Salah satu cara belajar, diantaranya dengan cara mengajar . Coba deh kalau Ulfa mengajari mereka matematika, Ulfa makin pinter Matematika. “

“ Sekarang, jangan pikirkan peringkat ya, lakukan saja berbagi . Nanti di kelasmu ada 10 orang peringkat 1 . “

Obrolan terputus , bel masuk. Ulfa ijin untuk masuk kelas, setelah mengucapkan terima kasih, dia lari-lari kecil masuk kelas , sumringah.

Di hari-hari kemudian, seorang guru melihat dari CCTV, ada siswa yang berdiri di depan kelas layaknya seorang guru. Di kelas itu , pabila ada guru yang berhalangan hadir, selalu ada siswa yang menggantikannya di depan kelas. Dia lah Ulfa dan teman-temannya bergantian.

Sejak saat itu, saya menghapus peringkat kelas. Meskipun mulanya tentu saja diprotes guru dan orang tua murid. 12 tahun berjalan tanpa peringkat, ketika saya pergi, mungkin kebijakan itu berubah .

Saya setuju dengan Howard Gardner, seorang psikolog dalam bukunya yang berjudul : Multiple Intelligences : The Theory in Practice yang menyatakan bahwa kecerdasan tidak hanya Intelelligence quotient ( IQ) saja. Setiap anak membawa potensi yang memungkinkan mereka menjadi cerdas. Sehingga tidak ada lagi anak bodoh dan anak pintar , ketika kita memberi wadah yang baik untuk tumbuh kembangya potensi mereka.

Terlalu sederhana dan gegabah ketika kita hanya mengukur kepintaran anak , hanya dari perolehan nilai berdasarkan standar IQ saja.

Sumedang, 11 Januari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ceritanya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

11 Jan
Balas

Terima kasih ya salam literasiMaaf ya balasnya telaat

23 Jan

Keren ulasannya Bu Efi Sufiah, barokallah

11 Jan
Balas

Terima kasih ..

11 Jan

Sepakat, Ambu. Di sekolah enin ge gak ada peringkat. Biar siswa enjoy. Mereka semua juara di hati kami, gurunya.

11 Jan
Balas

Nuhuun Nin kunjungannya

13 Jan

Sepakat banget dengan ulasan bunda. Mengubah image yang sudah puluhan tahun terpahat tentang rangking memang sulit. Sehat selalu bun. Barokallah

12 Jan
Balas

Terima kasih apresiasinya.

13 Jan

Mantap Bund. Ulasannya sarat makna. Salm kenal Bund. Semoga sehat selalu. Slm literasi

11 Jan
Balas

Terima kasiih... Salam kenal salam literasi. Aamiin doanya

12 Jan

Terima kasih ...

11 Jan
Balas



search

New Post