Saat sesi pemotretan tiba, setiap orang berupaya menampilkan wajahnya terbaik, padahal wajah sebenarnya sudah paling baik, karena Allah SWT telah menciptakan manusia dengan kualitas terbaik (QS AT Tiin:4). Kata ahsan menunjukkan sebuah kualitas Maha tinggi dibandingkan dengan makhluk. Wajah sudah takdir dari Allah SWT, tidak diperkenankan mencaci satu dan lainnya, dan berduka cita atas wajah yang ada. Penulis kurang sepakat dengan sebuah ungkapan, mungkin tidak disengaja, atau hanya menghibur saja, yaitu muka pas-pasan. Kalimat ini kalau didasari atas sebuah penghinaan, maka termasuk kedalam perkataan yang tidak baik diucapkan.

Masalahnya bukan dengan wajah, penulis agak kurang maksimal dalam berpose yang disengaja, karena tampilan wajah dilihat sangat kaku, dan sulit untuk senyum dengan "ikhlas:. Kata "ikhlas" diartikan supaya benar-benar natural. Apakah ini dialami oleh yang lain?, senyum merupakan sebuah perbuatan yang tidak bisa disengaja atau didramatisir, karena orang yang tersenyum bagian dari dampak dari hati yang bersih. Mungkin tidak dapat disamakan dengan sulit senyum ketika dipoto dan bertemu orang lain.

Bagaimana caranya agar wajah tersenyum saat dipoto?, barangkali ini bukan sebuah teori para ahli atau bakat seseorang, namun bagian dari sebuah keterampilan, maknanya harus banyak latihan. Penulis mencoba menenangkan diri sebelum pemotretan, fikiran tidak tertuju kepada kamera, dan tidak gugup saat perhitungan oleh fotografer. Mungkin ini, yang harus dibiasakan sebelum proses pengambilan gambar. Bisa jadi, kondisi kejiwaan mempengaruhi kualitas tampilan.

Bekasi, 2 Juli 2022