Edy Siswanto

Dr. Edy Siswanto, S.Pd., M.Pd. adalah Doktor Bidang Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes), Pemerhati Politik dan Pendidikan, Lulus ter...

Selengkapnya
Navigasi Web
Lomba Menularkan
Setiadi Ketua Panitia lomba, sebelum pembukaan lomba

Lomba Menularkan "Virus Menulis" Siswa

Lomba Menularkan "Virus Menulis" Siswa

Oleh : Edy Siswanto

Berbekal nekad. Semangat tinggi. Untuk kemajuan dan perubahan. Tak hanya cukup guru yang bisa menulis. Namun juga siswa. Bukan hanya juara dan menang yang dicari. Menulis bukan masalah "menang kalah" dalam lomba. Bukan. Menulis bekerja untuk keabadian. Tulisan bagus belum pasti selalu menang jika dilombakan. Pun sebaliknya. Indikator tulisan baguspun tak bisa sekedar dilihat banyaknya komen dan like. Bukan sekedar yang terpilih atau dipilih panitia atau dewan yuri. Sekali lagi. Bukan. Titik.

Jangan kau surutkan langkah hanya belum juara dan menang dalam menulis. Jangan kau redupkan niat tak menulis lagi hanya tak ada yang like dan komen. Jangan.

Banyak guru semakin sering menulis menjadi biasa akhirnya "pintar" namun menulis "dipek dewe". Belum tertular ke siswa. Saatnya siswa menulis. Semangat para siswa. Sekalipun kau belum juara.

Disaat siswa dalam dunia sebayamu. Era senang dan hura-hura. Lebih banyak waktu untuk canda tawa. Kau coba bergulat membuka lembaran demi lembaran buku dan referensi. Saat Sabtu Minggu hari libur temanmu bermain. Kau luangkan waktu. Untuk sekedar berburu mencari tahu literatur dunia remaja. Apa dan siapa remaja milenial itu.

Selamat siswaku. Disaat kau selalu ingin ada perhatian dan kepedulian. Hanya segelintir siswa "serius" dalam belajar di seusiamu. Kau torehkan. Kau telah coba apa itu. Seperti apa itu "juara" yang tak pernah didapat. Mengejar mimpi meraih prestasi. Tetap fokus satu titik. Titik itu. Hanya itu kau kejar impian. Kau coba berselancar dunia maya. Apa itu revolusi industri 4.0. Sekalipun kau bukan termasuk siswa IT. Dan kaupun belum beruntung menang.

Semangat anak-anaku. Kau telah terpilih dari sekian siswa yang terbaik. Ditengah keterbatasan sumber daya yang ada. Sarana prasarana. Waktu, tenaga dan biaya. Apalagi kepedulian dari sekolah sang "juara". Sangat kau tunggu. Sekalipun masih tertunda kemenangan itu. Piala belum kau gondol.

Bukan hal mudah waktu dua hari mencari bibit unggul. Calon penerus penebar "virus" dan gerakan literasi sekolah. Telah lama coba rintis. Hasil masih miris. Namun kau tidak. Saat ini kau coba tepis halang rintang. Nada sinis tak kau pedulikan. Sekalipun yuri belum "berpihak" entah karena apa.

Andai masih ada yang memandang engkau. Berbagai persepsi negatif tak bisa jadi juara. Semangat motivasi dan dorongan. Dari luar belum begitu banyak kau dapatkan. Namun motivasi dirimu tinggi. Tak peduli yang lain ada yang iri. Apalagi dengki. Engkau takan masukan hati. Karena mimpi tak bisa diraih dengan tinggi hati. Tulisanmu bagus menggugah hati. Diusia penuh emosi.

Hanya sekedar "ucapan" serasa miskin apresiasi. Apalagi pujianpun tak ada yang mengiringi. Tak kau hiraukan. Tak dapatkan disaat kau berjuang penuh keringat dan peras otak. Sekalipun belum jelas aturan main. Kemenangan yang seperti apa.

Kau tahu. Nampaknya untuk jadi juara "tak sekedar" butuh pujian dan sanjungan. Sekalipun orang lain memandang percuma dan sia-sia. Namun kau tetap tegap. Menatap kedepan. Semangat melangkahkan kaki meraih asa.

Sekalipun mendadak. Mepet pemberitahuan. Persiapan seadanya. Baru diberi tahu kalau kau ikut peserta. Dapat undangan sosialisasi lomba penulisan artikel populer tingkat SMA/SMK Kabupaten Kendal.

Namun undangan terlambat. Sekolah tidak tahu dan tidak ada wakil yang hadir. Karena kebaikan panitia dari Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arsipda) Kabupaten Kendal. Undangan dan juga buku pedoman lomba dikirim ke sekolah.

Baru tahu kalau ada undangan sekaligus pemberitahuan untuk mengirim siswa terbaik untuk ikut lomba. Segera cari tahu siswa punya potensi kemampuan akademik bagus suka literasi. Delapan anak dipilih. Diperoleh Lima siswa. Selanjutnya bertahan dua orang yang kirim artikel. Dinyatakan satu best artikel yang lanjut sampai tes tertulis kemampuan akademik dan uraian terbatas makalah artikel yang ditulis.

Dalam sambutan acara lomba. Senin, 22 April 2019. Kepala Arsipda Kabupaten Kendal. Ir. Diah Aning Budiati, M.Si. Menyemangati kepada peserta terpilih 20 artikel dari 34 artikel masuk. Harus "menang". Kemenangan tidak hanya karena ada hadiah. Piala, piagam maupun uang pembinaan. Namun hendaknya didasari atas penghargaan untuk tak hanya kebanggaan. Atas prestasi supaya selalu menjadi yang terbaik "the best" dengan semangat menjadi juara.

Remaja diera revolusi industri 4.0 berperan untuk memajukan teknologi. Karenanya segala kemajuan IT. Generasi muda hendaknya digunakan hal positif. Bisa menggunakan dalam rangka peningkatan kompetensi diri, prestasi dan jati diri. Lanjut aning panggilan akrabnya.

Drs. Setiadi Pujiharjo, MM. Kabid Perpustakaan sekaligus ketua panitia. Menyampaikan tujuan Lomba Penulisan Artikel Ilmiah Populer, untuk pembiasaan membaca, menulis dan berkomunikasi siswa. Menemukaan ide-ide dalam bentuk tulisan. Menggiatkan gerakan literasi siswa disekolah.

Lecutan dan gelombang arus teknologi tak bisa dihindari. Tak kecuali untuk siswa. Harus disikapi untuk kemajuan Indonesia. Perpusda Kendal ikut bertanggung jawab tersebarnya arus informasi teknologi. Karenanya di inisiasi lomba literasi dalam bentuk penulisan artikel ilmiah populer. Yang pertama di Kendal.

Dewan yuri praktisi, Triyono dari Arsipda Jateng. Dr. Santoso, M.Pd. Dosen UMK Kudus. Dan Arif Edianto SMK N 1 Kendal. Dikatakan dewan yuri agar profesional, independen dan mandiri. Karena akan memilih yang benar-benar the best. Sambung setiadi semangat.

Menang kalah biasa. Faktor bejo untung dan "pintar" belum kongruen. Untuk bagus tidaknya sebuah artikel. Dalam pembuatan artikel populer. Banyak ragam dan aturannya. Tergantung kemaun "yuri" bisik dibelakang salah satu pendamping. Seperti apa sih yang menang? Karenanya diperlukan aturan terbuka. Detil. Sambungnya. Namun setidaknya cukup jadi bekal siswa untuk pengalaman pertama ikut lomba.

Angga, salah satu peserta dari SMK Negeri 4 Kendal merasa antusias. Sekalipun belum.masuk enam besar. Perlu banyak belajar lagi. Bersyukur bisa bergabung, bersaing sehat. Berkompetisi dalam lomba. Bagi yang mau berlanjut ke tingkat Provinsi. Semua peserta berkesempatan maju ke Provinsi. Setelah ada revisi dan perbaikan artikelnya. Berharap setiap tahun diadakan lomba seperti ini. #selamat mencoba#semangat menulis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post