Edy Siswanto

Dr. Edy Siswanto, S.Pd., M.Pd. adalah Doktor Bidang Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes), Pemerhati Politik dan Pendidikan, Lulus ter...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penulis bersama Kabid SMK Disdik Prov. Jateng? Dr. Hariwul

"Guru Hots": Bertanya Filosofis Bukan Teknis

"Guru Hots" : Bertanyalah Filosofis Bukan Teknis

Oleh : Edy Siswanto

Dalam percakapan seusai memberikan sambutan dan arahannya membuka acara bintek penyusunan soal USBN SMK Tahun 2019. Penulis berkesemapatan beramah tamah dengan Kabid PSMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Yang baru menjabat dan tiga bulan lalu dilantik. Dr. Hari Wulyanto, M.Si.

"Kebetulan belum ada 40 hari beliau pulang dari ibadah umroh sehingga doanya masih makbul katanya". "Ayo mas semangat diskusi ya" jangan tidur dulu" ajaknya. Sontak kami bertiga, Arif dari SMKN Punggelan Banjarnegara dan Fitri Rangga dari SMKN Pabelan Semarang. Tak kuasa menolak ajakan diskusi pejabat eselon tiga yang terkenal ramah, santai dan "kocak" namun sederhana ini.

Beberapa kali penulis ikuti acaranya. Dalam satu ruangan mengikuti paparan presentasi "kocak" renyah enak dan selalu diselingi guyonan. Selain sudah kenal cukup dan dekat. Orangnya juga enak low profil. Sekalipun pejabat Dinas Provinsi kelihatan masih sederhana baik hati dan tidak sombong..hehe..

Banyak hal dibicarkan. Namun satu yang "menggelitik" beliau meminta kita untuk tidak bertanya hal-hal teknis. Tanyalah soal filosofis. Tanyalah bagaimana visi, mimpi-mimoi anda khusunya bagaimana dan upaya apa untuk mengembangkan SMK khusunya di Jawa Tengah ujarnya.

Dari hasil diskusi tidak resmi tersebut bisa penulis anggap sebagai kuliah tidak resmi. Dan cukup memberikan semangat. Rasa kesabaran. Ikhlas dan selalu mensyukuri nikmat Allah yang diberikan. Ternyata penulis kalah jauh dalam hal semangat, kesabaran dan mensyukuri nikmat-Nya.

"Saya ini sakit namun saya anggap sehat. Diabet saya 350. Tapi saya merasa biasa. Makan biasa. Saya menganggap hal biasa. Karena selalu berdoa lebih giat shalat. Dan sebagainya. Coba jika saya tak diberi peringatan ini. Mungkin saya jadi tidak pernah bersyukur. Tak giat beribadah. Tak pernah puasa Senin-Kamis". Ujar Hariwul panggilan akrabnya.

"Karenanya tak ada alasan anda semua yang masih muda-muda dan sehat tidak berjuang untuk kebaikan dan kemajuan SMK. Banyaknya permasalahan dan problem SMK. Berikanlah masukan kontribusi nyata sesuai tupoksinya anda sebagai guru. Lanjut Hariwul mengawali pembicaraan santai.

Diantaranya problem dan issue kenapa sekolah menengah kejuaran (SMK) menjadi penyumbang tertinggi pengangguran terbuka di Indonesia. Menjadi bertolak belakang dengan rencana awal menjadikan lulusan SMK sebagai lulusan yang langsung bisa diserap oleh dunia usaha. Demikian penulis mengawali diskusi

Seperti diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dari tujuh juta pengangguran terbuka per Agustus 2018, 11,24 persennya merupakan lulusan SMK. Akan dibawa kemana SMK?

Prosentase tersebut lebih tinggi dari SMA 7,95 persen, lulusan SD 2,43 persen, sedangkan untuk lulusan SMP yang menganggur ada sebanyak 4,8 persen.

Ini sungguh ironis. Karena awalnya lulusan SMK justru diharapkan memasuki lapangan pekerjaan. Bisa langsung terserap oleh industri setelah lulus. Mengisi ketertinggalan, kemiskinan dan kemunduran bangsa. Namun yang terjadi dilapangan SMK belum siap. Diperlukan perubahan mindset besar-besaran perubahan dan revitalisasi SMK.

Jika dilihat memang ada kecenderungan penurunan kontribusi lulusan SMK kepada tingkat pengangguran. Data BPS Pada 2015, persentase lulusan SMK yang menganggur 12,65 persen; pada 2016 turun jadi 11,11 persen; 2017 naik 11,41 persen; dan 2018 jadi 11,24 persen.

Lebih lanjut penulis menilai ada yang salah dari SMK di Indonesia. Gambaran besarnya SMK yang ada belum sesuai dengan kebutuhan pasar atau kebutuhan dunia usaha sehingga lulusannya jadi tak terserap. Banyak SMK baru yang buka prodi baru tak maksimal. Siswa sedikit. Jurusan tak marketible. Akibatnya menambah jumlah prosentase ke-tidakmutuan dan pengangguran.

Sambil meneruskan diskusi yang ingin dilanjut lagi. Penulis berpendapat salah satu problema SMK adalah, Pertama, soal kurikulum. Dianggap kurikulum SMK belum akomodatif terhadap perubahan zaman. Disamping seringnya kurikulum berubah-ubah. Jauh "panggang dari api" dengan dunia usaha dan industri. Sementara lulusan dituntut siap kerja di industri.

Akibatnya, saat tantangan atau kebutuhannya zaman berubah, kurikulum di SMK susah dan lambat mengikutinya.

Kedua, diberikannya keleluasaan dengan banyaknya SMK baru di Indonesia milik swasta. Yayasan pengelola SMK belum punya kapasitas untuk pengembangan guru, apalagi pengembangan kurikulum yang melibatkan perusahaan. Akibatnya, SMK lebih banyak mencetak lulusan, bukan mencetak tenaga kerja.

Ketiga, persolan guru. Belum sebandingnya antara guru normatif dan produktif. Tak banyak guru produktif (guru pengampu skill) sesuai kompetensinya atau guru yang ahli sesuai bidang kejuruan di SMK tersebut.

"Kondisi persentasenya antara guru normatif dan adaptif sama 50:50 bahkan sumber belum pasti menyebut jumlah guru normatif 80% dan produktif 20%. Kondisi ini mestinya dibalik.

Untuk mengurai satu per satu akar masalah itu, pemerintah pusat bersama Dinas Propinsi kata Hariwul, sudah memulai melakukan terobosan. Di antaranya mendirikan SMK-SMK percontohan di beberapa daerah. Pengembangan dan pemetaan program unggulan sekolah.

SMK percontohan fokus kepada kebutuhan tenaga kerja di daerah tersebut. Misalnya SMK yang fokus ke industri furniture lantaran daerahnya memiliki keunggulan di bidang usaha mebel. SMK pertanian bagaimana memanfaatkan daerah penyetok buah-buahan dan tanaman produktifnya.

Sementara terkait dengan keterbatasan guru produktif, pemerintah akan menarik lebih banyak tenaga ahli di bidangnya untuk mengajar atau menjadi instruktur di SMK. Tak terasa diskusi non formal sudah mulai larut malam..capek dan ngantuk. Kita lanjut lain waktu lagi ya..ujarnya..siap bos...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap...

14 Feb
Balas

Hehe..juos...

14 Feb
Balas

Wow. Menancap. Kok baru nongol pak Edy?

14 Feb
Balas

Ya mas hampir dua bulan saya fokus menulis buku paket kejuruan 300 hal p4tk boe malang

14 Feb

Mantap bapak. Salam kenal salam literasi dari Sumbar

14 Feb
Balas

Trima kasih bu..

14 Feb



search

New Post