Perpustakaan Hula-Hula

Oleh: Edit Kadila

Pengelola Sekolah PAUD AL HAFIZH dan Guru Biologi SMA Cisarua

Masa usia dini merupakan waktu yang tepat untuk menumbuhkan kebiasaan membaca. Keefektifan tersebut dimulai dengan memperkenalkan huruf, belajar mengeja kata dan kemudian belajar memaknai kata-kata dalam suatu kalimat yang memiliki arti. Setelah siswa memiliki kemampuan membaca perlu dilanjutkan dengan memberikan bahan bacaan yang menarik dan dapat menggugah minat siswa untuk membaca buku, sehingga akan membentuk kebiasaan membaca. Apalagi di era globalisasi seperti saat ini, kita dituntut untuk dapat menguasai teknologi informasi agar tidak ketinggalan zaman.

Untuk membangun minat baca, di sekolah kami PAUD AL HAFIZH membuat perpustakaan mini. Letak perpustakaan mini ini dibuat strategis yaitu di dekat pintu masuk ruangan aula. Agar pada saat mereka masuk mata mereka langsung tertuju kepada ruang itu. Perpustakaan mini ini kami beri nama Perpustakaan Hula-hula. Kenapa? Karena untuk pembatas ruangan itu kami gunakan pagar dengan botol-botol bekas yang dihias dengan kertas krep warna-warni. Dan botol itu terlihat seperti penari hula-hula. Kami juga memanfaatkan beberapa galon bekas yang sudah dihias dengan kertas krep dan siger untuk dijadikan tempat menyimpan buku. Sedangkan untuk alas tempat duduknya kami menggunakan permadani merah yang lembut agar anak-anak menjadi betah berlama-lama duduk di Perpustakaan Hula-hula.

Rak buku Perpustakaan Hula-hula, kami usahakan tidak terlalu tinggi. Hal ini agar memudahkan siswa untuk mengambil dan mengembalikan buku ke tempatnya semula. Koleksi bukunya pun harus diminati dan disukai siswa. Buku komik bergambar menjadi koleksi terbanyak di Perpustakaan Hula-hula. Buku-buku itu kami peroleh dari toko buku bekas yang layak pakai dan toko buku online. Ada juga beberapa karya buku dari beberapa teman penulis alumni Sagusabu se-Nusantara yang diperoleh ketika kegiatan Hari Guru Nasional (HGN) di Kemendikbud tahun 2018.

Ada beberapa tips yang kami lakukan agar Perpustakaan Hula-hula tidak sepi. Yang pertama ada satu guru yang sudah stanby di ruang perpustakaan yang siap membantu para siswa untuk minta dibacakan buku cerita. Kedua, guru akan membiarkan siswa memilih buku yang diingankannya. Ketiga, guru akan memberikan waktu kepada siswa untuk membuka dan mengamati semua gambar yang ada di dalam buku itu sampai memori otaknya merekam semua apa yang dia lihat. Keempat, guru akan mulai bercerita tentang isi buku yang sudah dilihat siswa.

Perpustakaan Hula-hula bukan hanya diperuntukkan bagi siswa saja, tapi juga seluruh warga di sekolah yaitu guru dan orang tua siswa. Untuk memotivasi minat baca kepada guru, Kepala Sekolah meminta melakukan gerakan membaca dongeng/cerita kepada siswa setiap hari Jumat dihadapan semua siswa. Guru harus bisa berekspresi sesuai dengan jalan ceritanya, agar anak tertarik dan mau mendengarkan apa yang disampaikan.

Sedangkan untuk orang tua, Kepala sekolah meminta orang tua untuk bercerita kepada anak ketika libur sekolah. Orang tua akan meminjam satu buku di perpustakaan dan membawanya pulang. Pada saat masuk sekolah, siswa diminta untuk menceritakan dengan bahasanya sendiri di depan teman-temannya. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengembangkan aspek bahasanya. Akhirnya kegiatan ini menjadi salah satu program di sekolah PAUD AL HAFIZH Cisarua-Bogor.

Profil Penulis:

Edit Kadila putri ketiga dari tujuh orang ber-saudara, dari Bapak H.Asnil Nazar dan Ibu Hj.Marni. Lahir di Jakarta, 05 Oktober 1971. Menempuh Pendidikan S1 di STKIP Panca Sakti Bekasi Jurusan Ekonomi dan S1 di Universitas Terbuka Jurusan Pendidikan Biologi.

Sehari-hari menjabat sebagai Pengelola PAUD Al Hafizh dan Guru Biologi di SMA Cisarua Bogor. Meraih penghargaan sebagai Pelopor Penggerak Literasi Bogor di kegiatan Temu Nasional Guru Penulis. 2019. Karya buku tunggalnya Cara Cantik Menjadi Guru IPA, Catatan Harian Kepala PAUD, Penjelajah Jalur Puncak dan Cleo Merpati Yang Sombong. Penulis dapat dihubungi melalui nomor WA (081281378892) atau email [email protected]