Setandan Pisang Mentah Digantung di Pintu Sekolah
Ada pemandangan yang super nyleneh saat dilaksanakannya USBN di SMAN 1 Sokaraja, Banyumas tahun ini. Sejak hari pertama pelaksanaan USBN (Senin, 19/3), setandan pisang yang masih mentah digantung di kusen pintu, persis di sebelah ruang panitia. Untuk apa setandan pisang mentah itu digantung di kusen pintu? Apakah untuk sesaji agar pelaksanaan USBN di SMAN 1 Sokaraja berjalan lancar, aman, dan tertib sejak hari pertama sampai hari terakhir?
Sama sekali itu bukan sesaji! Penggantungan setandan pisang mentah tadi adalah ulah dari salah seorang panitia USBN di sekolah kami, yang bernama Siti Aoriah. Guru muda yang mengajar Fisika ini kebetulan baru saja panen pisang. Ia pun berniat untuk berbagi dengan teman-teman guru dan karyawan di sekolah. Karena pisangnya masih mentah, maka untuk sementara pisangnya digantung dulu, dengan harapan tiga atau empat hari kemudian pisangnya matang, dan bisa dimakan bersama-sama.
Namun nyatanya, sampai hari kelima pelaksanaan USBN ini (Jumat, 23/3), pisangnya masih belum matang juga. Kulitnya masih tetap hijau, dan ketika dipijit masih tetap keras. Bu Aoriah pun mulai gelisah. Haruskah pisang yang ia bawa tidak akan matang-matang sampai berakhirnya USBN?
Tapi teman-temannya mencoba untuk menenangkan hatinya agar tidak gelisah. Pelaksanaan USBN masih sampai hari Selasa (27/3) yang akan datang. Artinya, masih ada waktu 4 hari lagi untuk menunggu pisang yang ia gantung itu matang. Tapi bagaimana kalau sampai berakhirnya USBN pisang tersebut belum juga matang? Ya sabar saja, ditunggu sampai matang. Bagaimana kalau lama tidak matang-matang dan guru-guru sudah kepengin makan pisang tersebut? Gampang saja! Masukkan saja ke dalam panci, lalu direbus! Kan sebentar saja matang? Begitu saja kok repot!
Apa yang dilakukan oleh Bu Aoriah itu memang merupakan salah satu kebiasaan guru-guru di sekolah kami. Para guru senantiasa berlomba untuk berbagi rizki kepada teman-temannya. Apa saja yang mereka punya. Mulai dari jajanan pasar semacam serabi, getuk, singkong atau pisang rebus sampai makanan berat semacam nasi uduk, nasi rames dengan berbagai lauknya, buah-buahan, rujak, dan sebagainya, hampir setiap hari selalu tersedia di ruang guru. Sehingga bagi guru yang lupa belum sarapan, tidak perlu khawatir.
Kebiasaan berbagi rizki di sekolah kami ini tentu merupakan hal yang menggembirakan. Setiap hari, sesama guru akan selalu saling mendoakan. Alhamdulillah, para guru dan keluarganya umumnya selalu sehat, dan rizki mereka terus meningkat.
Setelah bu Aoriah menggantungkan pisang, siapa lagi yang akan menyusul menggantungkan durian atau yang lainnya? Sabar saja! Guru yang lain tentu sudah bersiap-siap untuk melakukannya.*
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Dari penampakannya itu pisang Mas ya Pak, kulitnya tipis, rasanya makyus. diklaim piang yang paling hebat gizinya dibanding pisang yang lain. Karena tidak dibungkus rapat. pisang itu akan masak secara alami.
Ya, Bu. Maunya biar matang secara alami. Tapi sampai sekarang belum juga matang.
Senangnya jadi guru di SMA N 1 Sokaraja
Oya, Bu. Tiap hari bergantian gurunya membawa makanan.
Jadi pingin Pak ...
Hehehe...masih mentah, Pak.
Hehe... Lucu juga. Walau masih mentah tapi niatnya untuk berbagi sudah luar biasa. Senang banget bisa berada di sana diantaranya
Itulah, Bu. Pokoknya niatnya berbagi. Tapi sepunyanya. Hehe...
Sangat akrab ya pak guru2nya .... Iklim yang menyenangkan....
Betul, Bu. Semua akrab.