Tidak Libur
Cuaca sedang sangat bersahabat hari ini. Udara terasa nyaman dan sejuk. Langit berhias mega berkerudung putih. Matahari tersenyum manis karena semangatnya telah terisi daya malam tadi. Sementara angin masih sepoi bertiup dan dedauan terlihat menunggu belaian pagi. Selimut pagi hangat terbentang di alam semesta ini. Aku semakin mengerti mengapa sunyi telah dari tempatnya bersembunyi.
==
Kopi kuseruput hingga tinggal ampas dan masih menyisakan manisnya kenyataan ini. Gelasnya terlihat masih setia menunggu tangan ini membawanya ke tempat cucian perabot. Teman-temannya, piring, wajan, sendok, dan sejenisnya juga menunggu antre sentuhan sabun cuci. Sementara itu, berbagai ide dan imajinasi berseliweran di pikiran hendak mencari wahana pelampiasannya.
==
Istri yang sudah bersiap pergi ke tempat aktivitas “berlibur”nya bersama rekan kerja,, pamit berangkat dengan salam dan minta dikecup kening sebagai bukti izin keluar rumah. Aku mengantarnya dengan sebaris kalimat yang tak biasa diucapkan oleh para suami karena gengsi, “Meski liburan tak terasa seperti “beneran”, aku tak pernah libur untuk memandang dan menyayangimu,” . Gombalanku tiba-tiba terasa sedikit mengubah suasana hari ini. Hah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat menulis. Salam literasi semoga sehat dan sukses selalu
terima kasih sudah berkunjung, salam literasi juga