Sudahkah Belajar dari Covid-19?
Tantangan 30 Hari Menulis Gurusiana. Saya tahu bagaimana rasanya di rumah saja. Namun mau tidak mau suka atau tidak, kita harus mematuhi Pemerintah. Di rumah saja. Bekerja di rumah, belajar di rumah dan jangan panik.
Demi memutuskan rantai penyebaran covid-19, bahkan hari pendidikan nasional pun tidak dirayakan dengan gegap gempita. Hanya berupa ucapan di sosial media dan diberi tagar #belajar dari Covid-19 oleh dinas pendidikan daerah. Itu saja tidak semuanya mengadakan. Lalu ramailah beranda salah satu media sosial dengan ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional dengan tambahan “Belajar dari Covid-19”
Namun, tahukah anda apa artinya belajar dari Covid-19? Apa saja yang harus kita pahami dari pandemi ini? Lalu apa saja makna belajar dari covid-19?
Secara garis besar artinya kita harus merubah kebiasaan buruk selama sebelum datangnya Covid-19. Makna belajar dari covid-19 adalah:
Ø Merubah Kebiasaan PHBS
PHBS atau Pola Hidup Bersih dan Sehat selama ini sudah disosialisasikan oleh tim tenaga kesehatan baik di tingkat kecamatan maupun pada seminar-seminar. Namun, nyatanya, masih banyak orang yang tidak menerapkan ini. Jangankan pada masyarakat umumnya, tim tenaga kesehatan saja masih ada yang menyepelekan ini. Contoh yang sering diremehkan masalah PHBS ini adalah soal bersin, cuci tangan, batuk, cara melepaskan masker, cara melepaskan APD dan sebagainya. Untuk itu, Covid 19 sangat membantu kita agar menyadari pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. Jika pola hidup masih tidak mengindahkan PHBS, maka jangan bilang bahwa kamu sudah belajar dari Covid-19.
Ø Gunakan Waktu dengan Baik
Covid-19 sudah mengajarkan kita pada pemanfaatan waktu. Sehingga kita tidak bisa lagi nongkrong-nongkrong mengahabiskan waktu malam atau siang yang tidak bermanfaat. Covid-19 sudah mengmengajarkan kita untuk diam saja di rumah dan mengerjakan banyak hal dirumah saja, berkumpul dengan keluarga dan menjaga agar tidak mengutamakan keinginan.
Ø Bersabar
Kita ketahui bahwa banyak sekali yang kena dampak covid-19 ini. Pekerja pabrik, pegawai bank, pegawai hotel, pegawai medis dan banyak lagi. Mereka kehilangan pekerjaan sekaligus penghasilan. Betapa sulit melewatkan ini semua. Sementara anak dan anggota keluarga menggantungkan hidup padanya. sedang pemerintah hanya bisa meringankan sekadarnya saja. Maka, tak ada lagi solusi yang paling ampuh, selain bersabar. Bersabar ditengah covid-19 adalah hal yang menjadi kewajiban. Jika tidak, maka kita akan cemas dan kecemasan akan mempengaruhi daya tahan tubuh. Sabar, perbanyak ibadah dan berdoa agar segera ditemukan vaksin virus ini.
Ø Mematuhi protokol Covid-19
Jika kita menyayangi keluarga dan negara ini, maka diamlah dirumah saja. Tentu saja kita tidak mau penularan virus berasal dari kita bukan? Maka, jangan mudik, tetap dirumah, rajin cuci tangan dan patuhi anjuran protokol covid-19. Biarlah petugas medis dan negara ini yang menyelesaikan masalah ini. Tugas kita hanya membantu menghentikan mata rantai virus dengan patuh dengan arahan pemerintah.
Ø Tetaplah Belajar dan Bekerja dari Rumah
Ada sebagian orang yang memang bersyukur dengan adanya Covid-19, karena bisa bermalas-malasan. Ada juga yang ketakutan sehingga memang tidak melakukan apapun dirumah. Namun banyak juga yang justeru libur kerja dijadikan momen untuk lebih kreatif dan inovatif sehingga libur menjadi waktu yang produktif. Hal inilah yang sebaiknya kita tiru. Penulis berharap, banyak orang yang belajar dari Covid-19 ini. Sehingga banyak orang juga yang seperti lahir kembali.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul bunda