Jangan Lupakan Sejarah
#TantanganGurusiana_Hari ke-249
Malam menjelang tidur tetiba di sebuah grup WA ada yang mengirim beberapa foto. Foto-foto yang membuat ingatanku berkelana ke masa 12 tahun yang lalu, saat aku pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini. Tempat yang menempaku menjadi seperti sekarang. Melihatnya, membuatku mengenang lagi masa itu, dimana murid di kelasku hanya 7 orang, kelas sebelah 11 orang, dan sebelahnya lagi 12 orang. Kiri kanan sekolah masih sawah dan tanah lapang, belum ada rumah satu pun. Jika hujan datang, jalanan menjadi becek dan rawan terpeleset. Seorang siswa kelas 1 digendong oleh ibunya melewati jalanan becek, agar tidak terjatuh. Bahkan ada salah seorang guru yang sedang hamil terpeleset dari motor dan jatuh. Aku pun harus merelakan sepatu baruku, yang kudapat dari peningset pernikahan, harus kubuang karena lumpur yang menempel begitu tebal dan tidak biasa dihilangkan. Jika waktunya sholat dhuhur tiba, maka kami akan menggiring anak-anak untuk sholat di mushola TK yang jaraknya sekitar 500 meter. Meskipun dekat tetapi kami harus melewati hutan sengon, sehingga tidak boleh lalai mengawasi anak-anak yang baru kelas 1 sampai kelas 3 itu. Pengawasan itu tidak berhenti, bahkan sampai mereka pulang. Jika ada yang belum dijemput, maka kami akan menunggu sampai mereka dijemput, atau jika terlalu lama menunggu maka kami akan antarkan mereka pulang ke rumahnya. Meskipun gajinya belum sebesar sekarang, tetapi rasanya bahagia melihat senyum dan tawa anak-anak itu. Bukan hanya dengan anaknya, kami juga sangat dekat dengan para orang tua. Melihat foto-foto ini seakan mengingatkanku agar merenungi lagi mengapa dan untuk apa aku berada di sini. Apa yang sebenarnya kucari dari aktivitasku di sini. Semoga Allah senantiasa membimbingku agar tidak berbelok dari niat semula. Tak peduli apa yang terjadi di luar sana, fokus pada tujuan semula yaitu mencetak generasi Rabbani yang intelek dan kreatif. Terima kasih kepada yang sudah mengirimkan foto-foto ini. Bukan semata Jasmerah, tetapi sebagai sarana pengingat untuk senantiasa meluruskan niat.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Sy setuju, masa lalu bukan untuk dilupakan. Sukses selalu. Salam literasi!