Akhirnya Kudapatkan Dia
Siang beranjak pergi, berganti sore yang temaram. Matahari pun mulai bergerak meninggalkan peraduan. Menyisakan cahaya yang menyilaukan mata. Menembus dinding mobil yang kutumpangi menuju rumah sakit. Panasnya udara siang itu semakin bertambah panas dengan kepanikan orang-orang di dalamnya terlebih diriku. Rasa sakit pada pinggang menjelang persalinan membuat lisan ini tidak berhenti beristighfar. Mengharap kemudahan saat puncak proses persalinan nanti. Proses yang pernah kualami 8,5 tahun yang lalu. Meski menyisakan kepedihan itu adalah pengalaman yang berharga bagiku. Tak ada lagi keluh kesah ataupun erangan kesakitan, hanya desis lemah menahan sakit diiringi dengan lantunan doa.
“Yah, ada kereta lewat,” Ibu yang duduk disampingku berujar lemah, nampak kegelisahan di wajahnya. Merasakan pula apa yang dirasakan putri keduanya. Tangannya berkali-kali melihat jam pada layar handphone jadul yang sengaja kuberikan padanya ketika akan berangkat umrah. Handphone yang sebenarnya tak diinginkannya. “Sudah tua, Ibu nggak bisa,” begitu jawabnya ketika kutawarkan benda gepeng itu untuknya. Dengan alasan supaya anak-anaknya bisa berkomunikasi ketika bapak dan ibu berada di tanah suci, akhirnya diterima juga benda mungil berwarna hitam abu-abu itu. Benda yang hanya bisa untuk telepon dan sms, sesuai permintaan ibu.
Ibadah yang sudah lama ingin ibu laksanakan akhirnya terwujud juga. Doa dihaturkan untuk kebaikan keluarga dan ketiga putrinya. Doa seorang ibu selalu di ijabah oleh Allah. Satu setengah bulan setelah kepulangan mereka dari tanah suci. Aku dinyatakan positif hamil.
“Kok lama sekali,” ibu semakin gelisah. Dalam kondisi genting seperti ini menunggu beberapa menit rasanya seperti berjam-jam. Bu Bidan yang berada di depan asyik mengobrol dengan suami yang tengah menjalankan kemudi. Menceritakan tetangga belakang rumah yang kemarin akhirnya harus dirujuk ke rumah sakit untuk proses persalinannya pula. Menambah debar di dada. Bagaimana cerita persalinanku selanjutnya? Tunggu tantangan menulis hari berikutnya.
#Tantangan Hari Pertama#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, keren Mama Hasna. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Jazakillah Bunda Pipi, gimana kabarnya? Semoga sehat dan sukses selalu Bunda...Barakallah