Navigasi Web
Lestarikan Budaya Jawa

Lestarikan Budaya Jawa

Siapa bilang yang tradisional itu tidak gaul?Siapa bilang yang Millenial itu tidak suka tradisional?

Di era yang secanggih ini sudah lumrah kalo kita jumpai kawula remaja menggunakan bahasa Indonesia di-mix dengan bahasa Jawa. Satu contoh,"Kamu sekarang ada ndik mana?"Ungkapan "ndik mana"itu berasal dari bahasa Jawa, yang pemakaiannya sangat kurang tepat.Kalau kita menghendaki bahasa Indonesia, ya silakan bahasa Indonesia saja, kalau sukanya ingin berbahasa Jawa, ya silakan bahasa Jawa saja. Nah..kita sebagai pendidik mohonlah kita luruskan jika anak-anak didik kita bertutur seperti itu, bukan malah ikut2an(mohon maaf tidak menggurui, penulis hanya melihat ketidaksesuaian pemakaian bahasa yang sedang trend di kalangan para remaja).

Cuplikan foto di atas merupakan gambaran seorang gadis belia yang langka kita jumpai di zaman yang sangat rancu memakai bahasa, utamanya bahasa Jawa,menurut kaca mata penulis. Hendaknya, kalau menggunakan bahasa Jawa, kita lihat dengan siapa dan kepada siapa kita bertutur kata, karena dalam bahasa Jawa ada inggakatannya : Ngoko(kepada sebaya),madya(kepada golongan menengah), dan Krama Inggil (kepada yang lebih tua atau dituakan atau di tingkat teratas kita).

Lintang Kairo, namanya, seorang gadis asal Pare-Kediri, yang masih duduk di kelas empat SD,dengan latar belakang orang tua, ayah seorang penjual ayam, ibunya seorang penjahit. Namun, penuturan bahasa Jawa yang dipakai sangat santun sekali, baik untuk dipakai dalam pembelajaran bahasa Jawa baik ditingkat SD,SMP maupun SMA,mengapa? Karena kita selayaknya mengenalkan bahasa Jawa yang sebenarnya kepada generasi X maupun generasi Z di era sekarang ini. Setidaknya pemakaian bahasa diawali dara kalangan keluarga sebagai unsur terkecil agar pengawasan dan pembelajarannya bisa terkendali dengan baik. Lintang Kairo, gadis kecil tersebut bertalenta melantunkan tembang Jawa seelok pesinden kelas atas.

Marilah kita ajarkan yang terbaik pada anak didik kita, sambil pelan-pelan kita perbaiki tutur katanya yang kurang sesuai. Hendaknya sebagai bahasa ibu mereka mengenalnya dengan sempurna. Kalau memang kita menginginkan mereka mengenal bahasa Indonesia, kita gunakan separuh waktu untuk bahasa Jawa dan separuh waktu untuk bahasa Indonesia.

#semoga bermanfaat

#wfs,Lumajang,28052020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tetanggaan dong, saya Nganjuk

28 May
Balas

Injih,Bu..cuplikan foto lare meniko dipun paringi saking MGMP Basa Jawi Dateng nggon Kulo..sembahnuwun Ibu..

28 May

Penting itu Bu. Bahasa Jawa kaya akan makna dan sarana pembentuk karakter mulia. Salam literasi.

28 May
Balas

Terimakasih atas singgahannya,Bapak.semoga literasi terus dapat dikembangkan.salam.

29 May

Terimakasih atas singgahannya,Bapak.semoga literasi terus dapat dikembangkan.salam.

29 May

Keren Bu

29 May
Balas

Terimakasih atas supportnya,Bunda..

29 May

Super sekali budaya jawa jangan sampai luntur nggih monggo kita ngleluri budoyo jowo

29 May
Balas

Injih,Bunda..sembahnuwun

29 May

Informatif

28 May
Balas

Trimakasih supportnya,Bapak

29 May



search

New Post