RAHMAT ALLAH BAGI SEMUA
Akhir-akhir ini, musim kemarau maupun penghujan bisa datang sewaktu-waktu, tidak seperti dahulu kala yang dengan mudah ditebak oleh petani desa. Kini musim kemarau masanya bisa lebih lama dari biasanya, atau malah sebaliknya. Begitu pula musim penghujan kadang juga bisa lebih lama dari biasanya, pun juga sebaliknya. Karena itu, kita semua, termasuk bangsa ini harus berfikir dan memikirkan terhadap fenomena alam ini.
Sepakat atau tidak, orang kebanyakan sekarang ini memang sudah berfikir, tetapi pikirannya mungkin sebatas pada pekerjaannya masing-masing, dan sikap seperti itu tidaklah cukup. Banyak orang sering kali bertanya dengan pertanyaan "apa", namun sering kali tidak bertanya menggunakan pertanyaan " mengapa"?. Misalnya, mengapa sekarang ini belum masuk musim penghujan kok sudah turun hujan, bahkan bisa begitu deras. Bagaimana akibatnya terhadap petani yang sudah terlanjur menanam jagung atau tembakau? Akibatnya, tanaman itu mati karena terlalu banyak tergenang air, atau bisa saja penen, tetapi hasilnya tentu tidak maksimal.
Membincang soal hujan, tentu hujan itu bisa menjadi rahmat dan sebaliknya bisa menjadi petaka. Yang jelas, hujan akan menjadi rahmat tergantung bagaimana sikap manusia itu sendiri, yang terpenting adalah jangan sampai alam ini dirusak atau jangan merusak alam. Hujan itu adalah rahmat, namun jika kita tidak bisa mengolah lingkungan kita maka akan sangat mungkin terjadi banjir, yang berarti menjadi petaka.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar