Denger namanya aja udah gemes, "Janda Bolong". Entah siapa yang mengilhami, tanaman hias bernama latin Monstera ini terdengar sarkastik atas perempuan mana pun yang berstatus janda. Mentang-mentang para janda pasti gak buntet ya kan? Trus sebangsa tanaman yang bentuknya berlobang dikait-kaitkan dengan mereka. Ga tau aja klean... Janda sekarang rasa perawan, hasil perawatan bernilai jutaan. (Eh..topike opo to iki??)

Yang menakjubkan, si "Janda Bolong" lagi iyyuh muaahhuualll...harganya. Padahal budidayanya juga gampang, dan bisa tumbuh subur di Indonesia.

Gemeter kemarin gue pas lihat harganya di internet, di kisaran 100 hingga 200 juta. Jiwa qerrey gue meronta-ronta gaess. Rasanya pingin terbang datengin penjualnya. Bukan buat beli tentu. Cuma mau bilang, kalo gue kagak bego masuk ke umpannya. Lha wong perawan aja cuma dimahar seperangkat alat sholat, gimana Janda Bolong? Cuih!

Hemat gue sih harga fantastis ini bagian dari mafia Monkey Business. Bisnis yang dilakukan buat dapetin untung sebanyak-banyaknya, njur ngacir ninggalin korbannya ngaplo dengan segala kengenesannya. Persis kaburnya monyet kalo udah dikasi pisang atau kacang. Guapleki pol!

Sebelum Janda Bolong ini ada Gelombang Cinta, Anturium, batu akik, dan ikan Louhan. Jaringan mafia dengan sengaja katrolin harga. Jual beli palsu dilakukan, untuk membentuk pasar atas barang yang ditargetkannya. Latahers kemudian ikut-ikutan berinvestasi, karena tergiur profitnya. Setelah dapat untung gede, harga dibalikin lagi ke asal. Lagipula ketersediaan barang juga akan berlimpah dengan cepat, sehingga otomatis harganya merosot tajam semena-mena.

Peradaban manusia terus berkembang, tapi dengan kecenderungan yang sama, bahwa setiap insan akan menggunakan kecerdasannya, guna mendapat keuntungan terbaik bagi dirinya. Yang perlu kita waspadai adalah diri sendiri, agar tak mudah terbawa arus, lalu tenggelam dan masih ketamplok tahi yang lewat bareng alirannya. Ngehits itu keren, tapi selamet lebih utama. Be smart everyone!

Ubi bermesis dibawa berlibur

Ibu termanis mau pergi tidur

Good night everyone!

Jember, 27 September 2020