MERDEKA BERKARYA DI MASA PANDEMI
MERDEKA BERKARYA DI MASA PANDEMI
Drs. H. Hapazah, M.Pd.
“Guru yang baik akan menjelaskan,
guru yang bagus akan memberi contoh,
dan guru yang luar biasa akan menginspirasi.”
Jika diibaratkan sebagai guru, covid-19 tergolong guru yang luar biasa. Dia tampil memberi inspirasi. Dia mengajar dengan memberi ruang yang cukup bagi tumbuhnya kreativitas. Sejak Maret 2020, para guru Indonesia memperoleh anugerah waktu yang luang untuk berkreativitas. Para guru Indonesia boleh mengajar dari rumah dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Para siswa pun cukup belajar dari rumah (BDR). Pola belajar mengajar interaktif melalui jalur daring (dalam jaringan) tersebut merupakan pilihan yang tidak dapat ditawar-tawar. Pola pembelajaran seperti ini berimplikasi pada tersedianya ruang dan waktu bagi guru untuk berkreativitas. Karena hanya dengan satu rekaman video, guru dapat mengajar beberapa rombongan belajar siswa dalam suatu waktu. Artinya, masih banyak waktu luang untuk berkreasi. Kebebasan dan keleluasaan berekspresi mendapat tempat terhormat. Pada kondisi bebas, lepas, dan leluasa para guru merdeka berkreasi meraih prestasi.
Dalam dimensi ruang yang luang, para pelaku pendidikan memanfaatkan peluang yang ada. Kepala sekolah dengan bersandar kepada kebijakan Menteri Pendidikan dapat mengalihkan penggunaan dana BOS dari rencana penggunaan sebelumnya. Dana BOS dapat dimanfaatkan untuk perbaikan sarana prasarana persekolahan dan/atau untuk keperluan pembelajaran daring yang telah menjadi kebutuhan. Dana BOS tidak boleh digunakan untuk membayar honor kegiatan pembinaan ekstrakurikuler. Dasarnya, adanya larangan melakukan pembimbingan, mengumpulkan siswa pada suatu tempat demi memutus rantai penyebaran virus korona yang mematikan. Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa kepala sekolah dapat dengan bebas mengelola dana BOS. Kepala sekolah merdeka membangun fisik sekolah yang selama ini tertelantarkan. Dengan giat dan kiat ini, perpustakaan sekolah menjadi kinclong mewangi, taman menjadi asri, berseri, dan menyejukkan hati.
Pun setiap guru, di masa pandemi ini, mereka merdeka berkarya. Keluangan waktu karena covid-19 dapat memicu guru memacu kreativitas. Di masa pandemi, guru merdeka berkarya meningkatkan karier dan mutu profesinya. Waktu yang luang merupakan kesempatan emas untuk membongkar file-file lama yang tersembunyi di memori kearsipan pribadi atau memburu referansi baru dengan komitmen memajukan mutu. Pada momen pandemi ini, semua ruang menjadi terbuka dan berkontribusi memberi energi bagi guru yang senantiasa berkreasi. Sebagai contoh, tersebutlah seorang guru mampu menghasilkan tiga buku monograf selama kurun waktu pendemi bersemi. Pertama, Peresean, Antologi Cerita Pendek, (Arga Puji Press, April 2020). Kedua, Sekolah Sebagai Tempat yang Menyenangkan, Antologi Artikel Pendidikan, (Intishar Publishing, Agustus 2020). Ketiga, Sebuah Kisah Masa Silam Orang Lombok UGUNGGELAR, sebuah novel (Guepedia, September 2020). Ketiga buku tersebut memang sudah lama bersemi dalam kandungan draf yang berangsur-ansur uzur. Hanya karena sarwa waktu, ketiga buku itu harus rela menunda kelahirannya menghadap sidang pembaca. Tidak sampai di situ, buku keempat bertitel Bangga Menjadi Guru akan lahir sebagai persembahan menyambut hari guru tahun ini (Sanabil Publishing, November 2020). Sosok guru yang berhasil menerbitkan beberapa buku di masa pandemi ini bernama H. Hapazah, penulis esai singkat ini.
Jadi, jelaslah bahwa kehadiran covid-19 pada satu sisi merupakan suatu karunia. Covid-19 telah menganugerahkan kondisi merdeka yang dapat melecutkan semangat juang untuk berkarya. Pada kata merdeka terpumpun makna bebas, lepas, dan leluasa yang diliputi rasa bangga, suka cita, dan bahagia. Tentu, merdeka sebagai antitesis dari keadaan terikat atau terbelenggu dapat mendorong pelaku pendidikan terutama guru dengan rasa bangga dan bahagia berkarya untuk kemajuan bangsa. Hanya dengan hati yang selalu bergemuruh dan elan vital yang tinggi, guru dapat bertadabur menghadapi segala macam cobaan, lalu berupaya mengambil hikmah di balik musibah, terakhir berkarya tanpa pernah mengenal lelah.
Selamat hari guru. Wasalam, dari guru yang masih haus berguru untuk Indonesia maju.
Praya, 8 November 2020
Drs. H. Hapazah, M.Pd.
Laki-laki yang lahir di Embung Buak, Beraim, Praya Tengah 31 Desember 1966 adalah guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Praya. Jabatan yang diduduki saat ini ialah Guru Madya dengan pangkat golongan Guru Pembina Tk.1 IV/b. Alamat elektronik yang dapat dikunjungi:
Nope dan WA 08175703622.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantap tulisanya pak.. analisis yg dalam dan pemaparan yang enak dibaca..