Dr.Hj.Eti Fahriaty

Akhirnya kutemukan wadah inspirasiku untuk menuangkan aspirasi ttg menulis, ..menulis..menulis...yooo..menulis...indahnya berbagi cerita ttg menulis.. Aku suda...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kolom

"Galau tak dipelihara"

Minggu pagi 4 nov 2018, udara cukup cerah, namun tidak secerah hatiku yang sedang menuju bandara Depati Amir Pangkalpinang. Aku akan terbang menuju kota Metropolitan dengan Lion Air.

Berita tentang Lion Air JT 610 madih terus menghiasi semua kolom, baik media cetak, media dengar dll semuanya madih membahas tentang tragisnya penetbangan Lion Air JT 610 ini.

Aku hampir membatalkan penerbangan ini. Tapi aku galau, aku hanya ingin menghadiri undangan sahabatku yang menikahkan anak pertamanya di Jakarta, sebagai sahabat aku ingin memberinya surprise dengan kehadiranku. Tiket yang sudah kepesan jauh hari sebelum ada insiden Lion Air ini. Sungguh aku menjadi galau.

Namun, sebagai insan yang beragama, dan percaya terhadap takdir Allah, maka tetap kulangkahkan kakiku, menuju bandara dan pada saatnya antri untuk masuk pesawat. Sungguh tak mampu aku menghilangkan bayangan saat para kirban Lion Air JT 610 saat itu yang juga antri untuk menjemput maut, sungguh mereka tidak menyadari hal itu.

Saat ini aku harus pasrah bahwa ketentuan Allah tak akan mampu kita menolaknya, kalau memang sudah waktunya habis masa hidup kita di dunia ini, maka tak mampu kita menolak walau hanya satu menit saja.

Akhirnya, aku terbang bersama pesawat yang berlambang Singa ini, dengan penuh doa, zikir, tahmid menghias bibirku. Alhamdulillah udara cerah dan pesawat tanpa hambatan, tiba di tujuan tepat waktu dan happy landing.

Setelah menghadiri undangan sahabatku di Halim Perdana Kusuma, aku langsung pulang lagi. Kembali dengan pesawat Lion Air, karena memang tiket PP sudah kusiapkan sebelumnya. Banyak sekali bertemu teman yang penerbangan pulang ke Pangkalpinang dengan pesawat yang sama. Kami berpelukan semoga penerbangan ini selamat sampai tujuan kita yaitu Pangkalpinang.

Memang tidak bisa dipungkiri, betapa dahsyatnya insiden yang terjadi pada tanggal 29 Oktober 2018, yang menewaskan 180 an penumpang, pilot dan awak cabin. Sungguh ini membuat kesedihan dan duka cita yang mendalam bagi Indonesia khususnya jami di Pangkalpinang. Karena banyak penumpang yang juga sahabat, keluarga, kenalan, pejabat di Pangkalpinang ini.

Selamat jalan semuanya, semoga Tuhan memberikan tempat terbaik bagi semuanya. Tenanglah disisi Nya. Kami juga akan kembali kesisi Nya cepat atau lambat pasti akan tiba waktunya. Semoga Husnul Khotimah..aamiin..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yg keren dari Bu Kadis. Ringan, bergizi, dan sarat makna. Bismillah

07 Nov
Balas

Terimakasih pak motivator..yg mampu mengalirkan semangat literasi

09 Nov

Aamiin ya robbal alaamiin. Benar sekali bunda, kita pasrahkan semua hanya pada-Nya. Sama dengan bunda, saya harus melepas putri saya terbang ke Pangkal Pinang untuk ujian cpns. Hari ini dia kembali ke Medan. Sebelum saya baca tulisan bunda, tadi dia telpon sudah di Jakarta. Sekarang akan terbang ke Medan. Semua kita pasrahkan pada-Nya. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, bunda.

07 Nov
Balas

Aamiin Yaa Robb.

11 Nov
Balas

Semoga kita selalu dalam lindungan Allah dalam keadaan apapun yaa..bunda Sukses selalu utk puterinya..salam santun kami yaa..

09 Nov
Balas



search

New Post