"Jumpa dengan Media Guru adalah Anugerah"

By: Eti Fahriaty

Nama itu sering kudengar, dan beberapa kali aku bertatap muka lewat lembaran bermakna darimu. Walaupun kau dekat di depan mataku, bahkan kadang- kadang kupeluk dirimu. Namun, aku merasa bahwa tidak mungkin dapat menjadi bagianmu. Karena aku bukan siapa-siapa. Karena aku merasa tak layak untuk masuk di kehidupanmu. Akhirnya masa-masa itu berlalu begitu saja. Dan, kau semakin menjauh seiring berjalannya waktu.

Eh, ternyata namamu semakin banyak disebut orang, semakin banyak orang membicarakanmu, semakin banyak yang jatuh cinta padamu. Dan, kulihat, kudengar banyak yang membicarakan kehebatanmu. Akupun semakin penasaran.

Suatu hari, ada seseorang yang begitu bangganya bersanding denganmu, bahkan dia berani memeluk erat dirimu di depanku, padahal aku tahu bahwa dia bukan siapa-siapa. Koq, dia bisa bersamamu yaa?

Akhirnya, aku tahu bahwa dia pernah kau undang untuk mengenal dirimu dan memamerkan keistimewaanmu pada khalayak, namun dia hanya menikmatimu untuk dirinya sendiri, aku kecewa...mengapa dia tidak mengenalkanku padamu. Dan, aku juga tahu bahwa dia mau hebat sendiri, tidak mau berbagi. Yaa..sudahlah, mungkin memang belum waktunya aku mengenalmu lebih dekat. Semoga saja suatu saat kita dapat bersama mengejar impianku.

Pada awal Agustus, masih terbayang dipelupuk mata ini, dan masih terngiang ditelinga ini, seorang wanita cantik yang kukenal baik yang ingin mengenalkanku padamu. Dengan penuh antusias kusambut tawarannya, kapan? Dimana? Bagaimana caranya? Agar aku dapat berkenalan denganmu dengan caramu yang cantik.

Dengan berbagai cara, kucari dirimu saat di mana kau berada? Saat aku mempunyai waktu luang yang banyak untuk bersamamu. Dengan penuh pengorbanan yang cukup kurasakan. Akhirnya kujumpai dirimu di kota Kembang, di kota yang penuh dengan janji-janji untuk diriku agar dapat lebih mengenalmu. Kupasang aksi yang serius, kutunjukan pada dunia bahwa aku sudah lama merindukanmu. Aku tak mau membuang waktu, selama dua hari aku terus bersamamu, tak kubiarkan waktu berlalu tanpamu, siang malam, pagi dan sore kita selalu bersama. Betapa menyenangkan selama di kota Kembang ini aku dapat mewujudkan keinginanku bersamamu.

Dengan penuh perasaan cinta yang lama kudamba, ternyata tidak sulit bagiku untuk memilikimu. Betapa senangnya hatiku, sejak pertemuan kita tanggal 12,13 Agustus 2018 di kota Kembang itu, 2 minggu kemudian aku resmi dapat memamerkanmu juga pada dunia. Ternyata aku juga bisa seperti teman- teman yang lebih dulu dekat denganmu.

Terimakasihku tiada terhingga pada MG, yang telah mampu mewujudkan mimpiku sekian tahun yang lalu. Kini kau sudah sangat dekat dihatiku, terasa halus bisikanmu untuk nengajakku terus bersamamu. Aku bangga padamu yang mampu mengajak semua orang jatuh cinta padamu dengan caramu sendiri.

Kau mampu membangunkan raksasa yang tertidur pulas dengan caramu yang dahsyat. Kau mampu mengajak insan yang mati suri bangkit mengejar ketinggalan yang jauh di belakang barisan menjadi terdepan, dengan tidak saling menyakiti.

Kusambut jarimu dengan karyaku yang selama ini bungkam tak bersuara. Bantulah aku untuk selalu percaya diri ingin bersamamu.

Wahai MG terangilah dunia literasi ini, gandenglah tangan ini agar selalu bersamamu. Selamanya.

Catatan:

Penulis adalah Peserta Temu Nasional Guru Penulis Indonesia di Kemdikbud 24-25 November 2018