
KIDUNG RINDU SANG PERAGAWAN(2)
KIDUNG RINDU SANG PERAGAWAN
Oleh: Wiwit Widyawati
Tagur ke-250
“Awas jika Kau mengatakan pada Saskia siapa diriku sebenarnya," ucapnya sambil melototiku.
“Aku tak takut ancamanmu. Aku lebih takut jika Saskia jatuh ke pelukanmu. Sadarlah siapa dirimu kini, bertobatlah!”
Kedua tangan Zaki siap mencekik leherku. Dia mengurungkannya saat mendengar Saskia memanggilku, rupanya dia dengar pertengkaranku dengan Zaki meski suara kami pelan.
Zaki masih bersungut tinggalkan rumah Saskia. Aku masuk dan dapati Saskia duduk bersandar. Dia memelukku, tubuhnya berguncang. Rasa kesal dan sedih menyatu dalam hati. Mengingat lima tahun kebersamaannya dengan Zaki kandas dengan tanpa alasan. Tak dipungkiri rasa sayang dan cinta masih mengisi jiwanya. Namun, sakit hati telah tertoreh. Ayah dan bundanya pun tak setuju jika mereka bersatu kembali.
Aku tak sanggup jelaskan siapa Zaki kini pada Saskia. Menunggu waktu yang tepat. Tetapi jika melihat sikap ketusnya pada Zaki , aku kira dia telah mengetahuinya. Mungkin dari sesama teman model yang mengenal Zaki.
Masih melekat dalam ingatanku, awal mereka menjalin cinta. Peragawan ganteng dengan peragawati cantik berjalan berdampingan di atas catwalk. Aku dan Edwin di belakang mereka. Kami mengenakan busana rancangan desainer terkenal. Saskia yang baru saja bergabung dengan kami mendapat sinar cinta dari Zaki sahabatku. Dukungan dan dorongan dari kami, akhirnya Saskia menerima cintanya. Benih-benih cinta tumbuh dengan subur.
Pasangan yang sangat serasi itu telah melanglang buana ke berbagai negara, sukses dalam karier.
Suatu hari Saskia menemuiku dengan mata yang sembab dan kemerahan.
“Aku melihat Zaki bermesraan dengan peragawati senior di sebuah café. Dia tak melihatku yang sedang makan dengan Bunda. Kami tak percaya melihat kenyataan itu,” ucap Saskia padaku dengan beruarai air mata.
Aku berusaha menghiburnya. Sebenarnya aku telah mendengar dan mengetahui hal itu bahkan tidak sekali. Aku berusaha manutupinya karena tak tega melihat kepedihan yang ia rasakan. Bahkan aku pun tahu saat Zaki meninggalkannya tanpa jejak
Kini Zaki hadir kembali memberi sisnar cinta yang telah padam. Satu tahun Saskia terbalut kepedihan. Dia berusaha bangkit tuk melupakan segalanya. Cahaya hati dan pancaran wajah cantiknyatelh nampak dalam tatapku. Namun, sejak pertemuan dengan Zaki di acara Indonesia Fashion Week, kembali membuka luka lamanya. Saskia sering murung.
Semburat senja telah mewujud, Aku dan Edwin tiba dikediaman Zaki. Terlihat mobilnya masih di pelataran rumah. Pertanda dia tidak sedang bepergian. Di sebelak mobil Zaki ada mobil yang sangat kukenal.
“Edwin, bukanya itu mobil si Boy temanmu?”
Edwin mebenarkannya. Lalu aku memijit bel berulang. Terlihat wanita setengah baya tergopoh membuka pintu. Ia tergagap saat ia berusaha bohongi kami bahwa Zaki sedang tak ada di rumah. Aku katakan bahwa aku dan Edwin sahabat baik Zaki. Akhirnya kami dipersilakan duduk. Sambil menunggu Zaki keluar , netraku melihat taman di sisi kanan ruang tamu. Bunga Anggrek berbagai warna seolah menyapaku dan tersenyum dengan menggerakkan tubuhnya yang tertiup angin senja. Butiran air hujan enggan tinggalkan pada kelopak bunga-bunga itu. Menyegarkan jiwa meski senja telah menyapa.
Tak berapa lama Zaki menemui kami, sedikit terkejut kala dia melihatku.
“Sayang kenapa kau tinggalkan aku?” suara Boy manja dari ruang keluarga karena tak melihat ada aku dan Edwin. Boy menutup mulut dengan mengatupkan kedua tangannya saat netranya melihatku dan Edwin. Kini aku memergokinya secara langsung. Benar apa yang kudengar dari orang-oran di sekitarku. Awalnya aku tak mempercayainya.
Sinar matahari menghangatkan tubuh gigilku. Kutinggalkan rumah tuk temui Saskia. Tadi pagi dia menelponku. Saskia baru selesai mandi saat aku tiba.
“Hai sobat silakan masuk, kita ngobrol di taman belakang saja. Aku telah menyediakan cemilan kesukaanmu,”ucapnya sambil mengeringkan rambut dengan handuk.
Nampak wajahnya segar dan ceria. Ini kesempatanku tuk jelaskan tentang Zaki. Saat kupancing perasannya pada Zaki, ternyata ia masih mencintainya.
“Saskia maafkan aku jika aku baru bisa jujur padamu sekarang ini, Aku berharap Kamu lupakan Zaki. Aku tak rela jika Kamu jatuh ke pelukannya kembali. Katahuilah bahwa Zaki sebenarnya telah menikah saat dia tinggalkanmu satu tahun yang lalu. Selain itu dia jalin kasih dengan si Boy peragawan yunior itu,” tegasku sambil pandangi keterkejutan Saskia mendengar penjelasanku.
Wajah ayunya berubah sendu, sebetulnya aku tak tega mengatakan hal itu. Namun, melihat gelagat Saskia seperti akan menerima Zaki kembali , terpaksa aku melakukannya. Air mata di sudut matanya menetes seiring kehadiran desainer terkenal. Bang Itang menggenggam jemarinya. Saskia mengencangkan genggamannya. Bang Itang tersenyum meyakinkannya.
Kidung rindu sang peragawan takkan temui hasratnya. Kidung sang desainer mengalun merdu menusuk palung hati Saskia. Terlukis jelas pada netraku.
Tasikmalaya, 11032021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kasihan Saskia,, semoga dia baik2 saja.. Keren pisan mbak wiwit,, Sukses selalu
Terima kasih apresiasinya
Syukurlah Jika Bang Itang menaruh hati pada Saskia. Mudah-mudahan mereka bahagia.
Terima kasih hadirnya
Saya yakin Saskia akan menemukan lelaki yang terbaik buat dirinya... terima kasih sudah berkunjung di blog saya... salam semangat.
Terima kasih apresiasinya
Semoga Saskia bahagia dengan cinta yang baru
Semoga Saskia dapat menerima kenyataan ya, Bu. Mantap ceritanya.
Iya Bun, terima kasih hadirnya.
Saskia yg sabar ya...keren bund cerita. Salam literasi