
GADIS DI UJUNG HUTAN PINUS (2)
GADIS DI UJUNG HUTAN PINUS
Oleh : Wiwit Widyawati
#Tagur hari ke-243
Bagian ke-2
Mungkin karena hari menuju sore dengan cuaca mendung dan gerimis. Aku semakin merasa sendiri saat mobil di depanku belok kanan, tinggal satu pengendara motor di depan dan satu di belakang. Jalan mulai melebar dan ada beberapa rumah meski jarak cukup jauh antara rumah yang satu dengan yang lainnya. Rasa mencekam sedikit memudar.
Aku kini sendiri di perjalanan, kedua motor itu telah menghilang. Hutan pinus hampir terlewati. Saat itu gadis yang bernama Berliana turun tak jauh dari sini. Di perempatan ketiga ia turun. Semangatku kembali menggebu, sebentar lagi sampai ke tempat tujuan.
Tetesan dari langit masih menemanku. Di perempatan ketiga netraku melihat masyarakat berjalan dengan membawa sesuatu, Entah apa yang dibawanya. Payung warna- warni menghiasi jalan itu. Pemandangan berbeda, kala aku bersama Berlina.
Perasaanku semakin tak menentu. Beberapa kali aku menanyakan alamat yang Berliana berikan. Sampai di ujung hutan pinus kutemui perumahan mewah. Seorang penjaga menghentikan aku dan memberi petunjuk rumah yang kutuju.
Rumah Berliana terang pencahayaan dan banyak tamu. Aku berusaha bertanya atas keramaian itu, namun mereka tak ada yang menjawab. Tak berapa lama Berliana muncul dan berjalan ke arahku. Ia mengajak masuk. Banyak makanan tersaji sisa acara.
“Berliana mengapa mukamu masih pucat seperti saat pertama kali Aku mengenalmu. Jika Kamu sakit Aku bersedia mengantar ke dokter.”
“Aku memang sedang sakit, leukemia menyerang tubuhku. Berobat sudah tetapi hingga kini belum ada kesembuhan untukku, bahkan semakin parah,” ucapnya pelan menahan rasa sakit. Obrolan berhenti kala rasa kantuk menyerangku, tak terasa aku ketiduran. Tetiba, aku dibangunkan oleh seseorang. " Pak mengapa banyak batu nisan. Ini kuburan siapa penuh bunga segar?," ucapku bingung pada orang itu. Mataku mengeja huruf demi huruf pada kayu itu, tertulis Berliana. Aku terpana pandangi nisan. Penjaga makam bercerita bahwa Berliana telah tiada. Merajut anganku, berarti dia meninggal saat pertama aku bertemu di depan rumah kosong itu. Lalu mengapa dia mewujud? Nalarku beribu Tanya.
“Davin, Kamu kenal dengan Berliana sepupuku?,” Tanya Atika yang baru saja tiba dengan membawa bunga segar.
Aku kaget dengan kedatangan Atika, ternyata Berliana sepupunya. Kupandangi wajah ayunya. Tak kupungkiri Aku masih merindukannya. Lalu, Aku ceritakan kisah perkenalanku dengan Berliana. Perkenalan yang tak wajar secara nalar.
Aku dan Atika beranjak setelah bunga segar kami taburkan di pusara Berliana. Bulu kudukku berdiri, merinding serasa ada tiupan angin di leherku. Kutarik tangan Atika tuk segera meninggalkan tempat itu. Atika menengok ke pusara Berliana, air matanya jatuh tak tertahan.
“Mana tunanganmu, ia tak mengantarmu?”ucapku
“Kami telah berpisah, ternyata Dia bukan orang baik seperti yang Ayahku kira. Akhirnya orang tuaku memutuskan pertunangan Kami.”
Senandung merdu mengalun mendengar ucapnya. Ada harapan terjalin kembali kisah lamaku. Atika terdiam saat kugenggam jemari tangannya. Kugandeng menuju mobil tuk kembali pulang ke kota. Tatap mata kerinduan terlukis pada manik matanya.
TAMAT
Tasikmalaya, 04032021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi
Keren cerpennya, Bu Wiwit. Semoga sukses selalu
Akhirnyaa beroleh cinta lama yang kembali terjalin. Keren cerpennya, Bu.
Endingnya keren nanget. Barokallah ukhti
Keren bun
Endingnya juga keren.
keren... salam sukses selalu
Keren endingnya bunda.Sukses selalu
Asyik kisahnya, Bu. Ada horor dikit-dikit..suka deh..Salam sukses, Bu.
kayak sungguhan ya berada di alam lain itu kisah beneran ya
Alhamdulillah tamat ya Wiwit. Semoga sukses menjadi Cerpen dan bisa dibukukan Salam
Cakep ceritanya Bunda, akhir cerita yang mengesankan,, salam sukses selalu
Mantap Bun. Calon novel keren, nih. Sukses selalu buat Bunda.
Keren. Alurnya luar biasa bunda... Saya harus banywk belajar dari tulisan jenengan...
Alhamdulillah.. akhir cerita yang menggembirakan.. sukses selalu bu
Ya happy ending
Mantab bunda cerpennya. Salam kenal bun
Cerpennya bagus banget Bun
Keren
Terima kasih