BERDIRI BULU KUDUK

Oleh Wiwit Widyawati

# Tagur hari ke-173

Diani nama gadis itu. Wajah oriental, kulit kuning langsat, tinggi, dan langsing. Paras ayunya tak mirip dengan papi maminya. Mungkin hasil perpaduan dari keduanya. Suaranyapun sangat bagus saat menyanyikan sebuah lagu dalam acara ulang tahun kota tempat tinggalnya.

Hari itu, Diani didaulat naik panggung untuk menyanyikan lagu dari Judika "Cinta karena Cinta". Ia grogi, namun dapat menguasai demam panggungnya. Senyum dan sapa pada penonton di mall itu membuat simpati yang melihatnya. Suara mengalun shahdu nada tinggipun terjangkau. Di sela-sela acara. ada dua orang pencari bakat mendatanginya. Penawaran tuk bergabung di salah satu industri musik di Jakarta

Sepulang dari acara, Diani istirahat di kamarnya. Rasa letih dan kantuk menyerang raganya. Ia tertidur, pulas. Suara azan tuk menunaikan salat Magrib pun tak ia dengar. Papi dan maminya belum pulang. Hanya ada Mbok Nah pengasuhnya sejak kecil di sore itu. Tetiba ia terbangun lalu menemui Mbok Nah. "Mbok siapa barusan yang bangunkan aku, laki-laki tinggi dan hitam. Aku tak begitu jelas lihat wajahnya karena semua hitam dan rambutnya menutupi muka?" ucap Diani yang terlihat masih ngantuk. Mbok Nah merinding dan takut mendengar penuturan Diani karena yang ada di rumah hanya dia dan Diani. Tak berapa lama kedua orang tuanya datang, membuat Diani semakin mematung dengan bulu kuduk berdiri.

Tasikmalaya, 23122020