Dra.Tatisni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Tantangan ke 20.Guru Siana. Sabtu Berduka

Tantangan ke 20.

Guru Siana.

"Sabtu Berduka"

By. Tatisni.

MIN 3 Solok.

Kegiatan pagi Sabtu yang berduka kutelusuri jalan dari rumah menempuh dua jorong Teratak Pauh dan jorong Air Sanam Kenegarian Sungai Nanam Kec.Lembah Gumanti. Jalan ku tempuh adalah jalan desa Teratak Pauh, daerah yang subur akan pertanian sayur-mayur seperti bawang, cabe, kentang dan sebagainya. Peduduknya yang ramah tamah bahasa yang lembut dan adat yang bagus sebagai orang MinangKabau.

Sehabis desa Taratak Pauh, belok kanan baru kejorong Air Sanam negeri kenegarian Sungai Nanam juga dilihat sepanjang jalan juga banyak rumah penduduk dengan kehidupan beragam sebahagian pedagang dan ada juga sebagai petani, sesampainya dirumah kerabat ditemui andai dan tolan dari berbagai penjuru untuk pergi melayat simayat . Simayat terbujur kaku dengan ditutupi kain putih yang rapi, yang ditunggui beberapa orang anaknya. Setelah aku duduk kuperhatikan seorang anak kecil laki -laki yang lincah lebih kurang umurnya 2 th dia membuka tutup muka ayahnya, dia panggil papa. Sudah beberapa menit (Lebih kurang 20 menit) aku duduk mendekati simayat dan mendo'akan semoga beliau diampuni dosa-dosanya dan diterima disisiNya dan keluarganya Husnul khatimah. Selesai mendo'akan sembari bertanya kepada anak kandungnya dimana dimakamkan nak? , ayah dibawa kekampung dimakamkan menjelang shalat zuhur.

Selesailah melayat pulang dipertengahan jalan diperhatikan kendaraan hampir kehabisan minyak. alhamdulillah pedagang minyak ada. Pedagang bertanya dari mana? dari melayat kerabat meninggal dunia, siapa ,oo bapak itu.... ya beliau sudah mulai sakit-sakitan. Sedikit dia tertegun dengan mengucapkan Innalillahi wainna ilaihi raji'un. Ya begitulah kita buk ,kita juga akan seperti itu nanti ya buk. Ya dek kita juga seperti itu juga tapi masanya kita tidak tahu kapan nya. Selesai langsung pulang melalui jalan-jalan mulus yang berbelok-belok dengan cuaca masih dingin karena hari pagi, sesampainya dirumah bertemu kembali dengan keluarga tercinta.kembali kita merenung sebagai hamba Allah , sama-sama kita ketahui bahwa setiap yang bernyawa pasti mati namun kapan ajal dan tempatnya kita tidak tahu Allah lah yang mengatur semuanya ,kita sebagai hambanya hanya mendekatkan diri dengan banyak beribadah kepadaNya.

Sebagi mana firman Allah swt dalam Q.S. Al-A'raf:34, yang artinya: Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

Salam Penulis

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Innalilahi wainnailaihi Raji'un... semoga kita semakin sadar yo buk!

04 Apr
Balas

Iya buk usnidar.maaf terlambat

05 Apr
Balas



search

New Post