Tantangan 30 hari ( HARI KE 12 )
NIKMATNYA MENJADI GURU
Dulu saat saya masih sekolah, tak pernah terpikirkan bahwa akan menjadi guru. Aku sering berhayal, andaikan aku kelah menjadi seorang dokter anak. Aku bisa menyembuhkan banyak orang yang sedang sakit.
Aku akan membuat tempat praktek yang sangat nyaman buat pasien. Supaya setiap orang yang berobat merasa tidak terlalu sedih merasakannya, dan akan aku buat rungan tunggu yang banyak mainananya. Semua pasien yang berobat tidak akan merasa jenuh menunggu giliran diperiksa.
Aku senang dengan anak kecil, maka sejak aku sd aku sering mengumpulkan anak-anak dibawah aku , untuk bermain dirumah. Semua mainanku akan aku keluarkan. Biarkan mereka bermain sepuas hatinya, yang penting setiap kali selesai harus dirapihkan lagi.
Rupanya Allah berkehendak lain, ibuku pernah bilang. Kalau seluruh anak perempuannya kelak kerja menjadi guru. Dengan alasan bisa bekerja dan tetap bisa mendampingi anak-anaknya. Hal ini mungkin karena pengalaman pribadinya. Dulu kami kehilangan saudara saat dia masih berusia dua tahun. Adikku meninggal karena jatuh dari kursi saat habis mandi, dan sejak saat itu ibuku merasa bersalah, sudah sering meninggalkan putra putrinya untuk menjalankan kewajiban negara. Ibu dan ayahku memang orang yang super sibuk, sehingga kami sering sekali ditinggal oleh mereka.
Dan ibuku sering melihat tetangga, dimana istrinya adalah seorang guru sd. Setiap pagi mereka berangkat bersama, begitu juga pulang. Saat musim libur sekolah, mereka bisa libur bersama. Itulah salah satu alasan kenapa ibu saya berkeinginan kalau kedua putrinya kelak menjadi guru.
Memang benar, yang semula saya tidak ingin menjadi guru, bahkan sangat tidak mau menjadi guru. Karena saya takut memiliki murid yang bandel dan nakal. Tapi ternyata setelah dijalani betapa nikmatnya menjadi guru.
"Kenapa"?>
"Ini alasannya "!.
Ketika kita menghadapi berbagai karakter dan kebiasaan mereka di sekolah, justru itu adalah harta yang kita dapat. Dan harta itu tidak bisa kita nilai harganya dengan apapun. Karena semakin kita menghadapi kesulitan dengan sikap dan tingkah laku mereka yang kadang membuat kita jengkel, tapi justru disitu juga kita temui kebahagiaan.
Kita bisa melihat ekspresi dari mereka saat mereka kesulitan, kita bisa melihat kesedihan mereka saat mereka mengalami kesedihan. Dan ada kebanggan dan kebahagiaan tersendiri jika masalah itu bisa diselesaikan dengan baik, dan mereka mampu mengatasinya sendiri dengan bimbingan dan arahan kita.
Sudah beribu orang kita lepaskan, untuk melanjutkan kehidupan yang baru, dan beribu juga cerita tentang kehidupannya mereka di masyarakat. Kita mungkin tidak pernah ingat lagi anak- anak didik kita, tapi mereka masih mengingatnya.
Dulu saat kita mengajar mereka, wajah kita seperti ini. Dan saat mereka datang menemui kita setelah sekian tahun bahkan setelah berpuluh tahun, wajah kita masih seperti dulu, "katanya". Terlebih saat kita bertemu, mereka sudah lebih hebat dari kita sebagai gurunya.
Seperti saat itu. Aku berada di ruang kamar salah satu rumah sakit, tiba- tiba datang seorang dokter cantik. Dokter tersebut mau visit pagi.
Selamat pagu bu...apa yang sekarang bu rasakan ?.
"Saya masih lemas dok '.
Tiba-tiba dokter itu mengerutkan keningnya, maaf bu namanya ......
"Betul dok !".
Ibu guru, dan mengajar di sekolah... ?.
"Betul dok "!.
Lalu dokter itu mendekat..dan dia memeluk ....ibu masing ingat saya ?. Saya muridnya bu, yang dulu pernah ibu susul ketempat saya nongkrong. Ibu marahin saya dan ibu nasehatin saya. Saya hampir dikeluarkan dari sekolah, tapi ibu memberikan kesempatan sekali lagi, maka sejak saat itu saya menyesal akan semua kesalahan saya. Andai saat itu saya tidak disusul ibu, mungkin saya sekarang tidak menjadi dokter dan saya tidak akan berada di ruang ini. Sekarang giliran saya untuk merawat ibu disini. Saya berjanji akan merawat ibu seperti ibu dulu membimbing saya.
Esok harinya, datang seorang laki-laki membawa bunga yang cukup cantik. Ternyata itu kiriman bungan dari orangtua dokter jaga kemarin. Terucap kata " semoga cepat sehat ".
Begini rasanya kebahagiaan menjadi guru dan nikmatnya menjadi guru, saat tau anak didiknya sudah lebih hebat dari gurunya, dan terlebih masih ingat dengan gurunya.Bukan materi yang menjadikan kita bahagia, tapi kepuasan batin yang kita dapat.
Biarlah tidak menjadi seorang dokter anak, tetap bahagia dan nikmat bisa melihat anak didiknya menjadi dokter.
Inilah nikmatnya menjadi guru..dimana ..kapanpun...selalu diingat oleh anak didik kita. Biarlah kita melihat, "satu sinar kebahagiaan atas segala yang telah kita berikan pada mereka". Dan semuan atas perjuangann untuk mencapai cita-citanya.
Jadilah guru yang selalu menjadi panutan dan kenangan yang terindah buat mereka. Aamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar