RAHASIA RUMAH TUA

(TANTANGAN MENULIS HARI KE-37)

“Kalung?” tanya mas loreng dengan penasaran. “Tadi Rani cerita tentang kalung. Kalung apa maksudnya, Rani?”

Aku menceritakan kalung yang diberikan papa kepada mas loreng. “Papa bilang, jika rindu dengan papa lihat kalung itu, rindu Rani akan terobati.” Itulah pesan papa sewaktu memberikan kalung itu sama Rani.

Mas loreng serius sekali mendengar ceritaku. “Hm.., begitu ya ceritanya. Terus, apa hubungannya dengan lelaki itu?” tanya mas loreng.

“Nah, itu yang Rani bingung, Mas. Laki-laki itu memaksa Rani ke dalam rumah tua itu. Sewaktu Rani ditarik, lelaki itu melihat kalung Rani. Lelaki itu bertanya mengapa Rani punya kalung itu. Kalung itu sama dengan kalung keluarga mereka. Rani juga melihat ada foto pria berseragam tantara di sana. Wajah lelaki dalam foto itu mirip papa. Rani juga ditarik ke dalam sebuah kamar. Waktu itu Rani sangat takut. Takut diapa-apakan. Di dalam kamar itu, ada seorang tua renta sangat kurus.” Ceritaku membuat mas loreng ternganga.

Mas loreng semakin serius mendengar ceritaku dan matanya tidak lepas memperhatikan gerak-gerik lelaki itu. Ia kelihatannya mencangkul di sana. Mungkin ia sedang menanam sesuatu atau mengambil sesuatu. Tidak begitu jelas apa yang dikerjakannya.

Mama memanggilku ke dalam dengan suara yang agak keras. Aku sudah tahu mama marah dekat-dekat dengan mas loreng. Mas loreng pun mulai merasa tidak enak. Mas loreng melangkah kearahku. “Ran, Mas pulang dulu, ya. Hari sudah sore. Mas loreng menganmbil kunci mobilnya dan pamitan sama mama. Mama hanya diam saja, membuat perasaanku tidak enak.

Harau, 21 Januari 2022