Dra. Muliati

Menulis itu jiwa dan nyawa. Jika masih bisa menulis berarti jiwa dan nyawa masih sehat. Pupuklah itu selagi ada kesempatan. Menulislah kap...

Selengkapnya
Navigasi Web
PELITAKU MEMINTAL KALUT (TANTANGAN MENULIS KE-47)

PELITAKU MEMINTAL KALUT (TANTANGAN MENULIS KE-47)

PELITAKU MEMINTAL KALUT

Muliati

 

pelitaku

memintal kalut di atas sepi

Tak lama setelah itu ada satu sorak yang membawa cita

Mengemas segala takut tak berujung

 berteriak mengalun simfoni cita

Semangatnya tergopoh datang memayung bagai pelita di malam hari

 yang terus menghujam setiap langkah dan dikepung oleh iri

Beratus gemeletuk pola yang diambil hatinya

Satu sorak itu berisi penuh cinta ditaburi akar dari jiwa juga darahnya

agar terpatri dalam nada mutiara negeri ini

 

Untaian aksara telah mencatat seluruh peluh yang melebur

sepanjang hari mengoceh bak merpati menyambut pagi

 dawat catatan itu semakin tipis semakin terkikis

Catatan itu berbaur dengan napas napas lirih

Berubah menjadi abu  terbalut dan dikubur alpa  

 

Harau, 31 Januari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget Bunda. Semoga sehat selalu

01 Feb
Balas

Amin

06 Feb

Ulasan yang keren bunda

31 Jan
Balas

Makasih bu Sofi

31 Jan

Maaf, Ini opini atau puisi ya, Bun.

01 Feb
Balas

Puisi sayang

06 Feb

Diksi yang keren menewen

01 Feb
Balas

Mkasih

06 Feb



search

New Post