Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikembangkan berdasarkan sembilan agenda prioritas (Nawacita) yang terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud, khususnya Nawacita nomor 5, 6, 8, dan 9. Butir Nawacita yang dimaksud adalah (5) meningkatkan kualitas hidup manusia dan masayarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Kelas Literasi merupakan upaya sekolah dalam mengembangkan budaya literasi, agar semua warga sekolah, baik siswa, guru, maupun staf melaksanakan kegiatan literasi secara berkesinambungan dan kontinyu.

Kelas Literasi juga merupakan tindak lanjut dari Program Gerakan Literasi Sekolah yang sudah dilakukan di sekolah selama dua tahun terakhir. Berdasarkan evaluasi, GLS belum bisa berjalan dengan maksimal karena tidak tepat sasaran dengan menerapkan praktik literasi. Selain itu, para guru belum sepakat dengan wujud pelaksanan GLS karena banyak kendala yang dihadapi baik oleh siswa maupun guru. Untuk lebih mengkonkretkan wujud literasi maka, SMP Negeri 2 Margoyoso menyelenggarakan ekstrakurikuler Kelas Literasi dengan harapan akan tercipta karya-karya yang berkualitas dan meningkatkan prestasi siswa dengan pembiasaan budaya membaca yang secara otomatis dilakukan dengan penuh kesadaran.

Kelas Literasi merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler sebagai tindak lanjut kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), yang dapat dijadikan sebagai dasar kecakapan abad 21. Secara umum, ada 6 literasi yang harus menjadi dasar kecakapan abad 21, yaitui: literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, dan literasi budaya dan kewargaan. Implementasi penumbuhan budaya literasi di SMP Negeri 2 Margoyoso dalam ekstrakurikuler Kelas Literasi ini dilakukan secara fleksibel, sehingga jika ada pembenahan dan perbaikan, maka jadwal menyesuaikan kondisi.

Dalam praktik kegiatan ekstrakurikuler Kelas Literasi sekolah menerapkan inovasi Kartu Catatan, Reading Record, dan Book Game. Setiap peserta ekstrakurikuler Kelas Literasi harus membuat Kartu Catatan untuk menemukan hal-hal penting dalam sebuah buku, yang selanjutnya buku yang sudah dibaca didokumentasikan dalam Reading Record, sehingga pembaca bisa mengetahui jumlah buku yang sudah dibaca. Pada saat membaca sebuah buku, peserta didik juga harus bisa menemukan nilai-nilai sebuah buku, sehingga pembaca mengetahui manfaat membaca buku. Dengan demikian budaya literasi bisa tercipta jika ketiga inovasi tersebut dijalankan terus-menerus dan berkesinambungan, sehingga terlahirlah generasi emas seperti yang diharapkan kita semua.

Aadapun prestasi yang diraih terkait dengan ekstrakurikuler Kelas Litaerasi ini adalah 3 guru (IPA< Bahasa Inggris, dan BK) menerbitkan buku ber-ISBN. Dua guru menerbitkan artikel di media cetak (guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). Satu guru (Bahas Jawa) proses mencetak buku geguritan. Sedangkan presatsi siswa yang diraih anytara lain Juara I Cipta Cerpen, dan Juara III berpidato. Prestasi yang sebelumnya belum pernah diraih sekolah.

Menyongsong hari Guru, telah diadakan lomba menulis puisi tentang guru (siswa), sedangkan para guru menulis cerita insp[iratif tentang guru. Dalam waktu dekat buku tersebut siap cetak. Semangat dan budaya literasi semakin tampak jelas dengan beberapa karya siswa dan guru yang siap meramaikan blantika dunia perbukuan. Semoga budaya literasi ini semakin berkembang sehingga terciptalah masyarakat pembelajar sepanjang hayat.