4. Flashback

“Bu, ini lho dicari bakal menantumu”, ucap Pak Budi dengan suara khasnya yang lantang memberi tahu sang istri akan kehadiran Johan.

Satu ucapan yang menjadi jawaban atas tanda tanya besar , rasa penasaran dalam diri Johan selama ini.

Johan pun seperti malu-malu dengan raut muka sedikit memerah mendengarnya.

“Ibu ada di ruang belakang nak Johan, langsung kesana saja, anggap seperti rumah sendiri”,Pak Budi melanjutkan bicaranya.

“Inggih bapak, matur sembah nuwun’, jawab Johan sambil melangkah ke ruang belakang untuk menemui Bu Sri (istri Pak Budi).

“Assalamualaikum , gimana kabar ibu, sehat-sehat saja nggih?” sapa Johan sambil bersalaman dan mencium tangan.

“Waalaikumsalam, Alhamdulillah, ibu sehat-sehat saja nak, gimana kabar nak Johan?” jawab Bu Sri sambil balik bertanya pada Johan.

“Alhamdulillah saya juga baik-baik saja “ timpal Johan.

Pembicaraan keduanya di ruang belakang berjalan penuh keakraban, layaknya pertemuan anak kandung dengan ibunya yang lama tak bersua.

Mereka saling bercerita kondisi masing-masing dan tentu tak ketinggalan Johan bertanya soal kabar Kemuning.

(Johan menyempatkan waktu berkunjung ke rumah orangtua Kemuning sebelum acara penghitungan suara pemilihan kepala desa dan sebelum bertemu dengan Kemuning).

“Neng apa jarang pulang bu?”tanya Johan.

“Ya nggak mesti nak, kadang seminggu sekali kadang dua minggu sekali” jawab Bu Sri.

Sesekali Johan berbicara sambil memandangi wajah Bu Sri, ada rasa teduh dalam hatinya.

Sejatinya ada keinginan Johan untuk berlama-lama di rumah itu sambil menunggu barangkali Kemuning akan pulang.

Namun karena harus kembali ke balai desa maka Johan berpamitan dulu meninggalkan ruang belakang untuk menemui Pak Budi yang menunggu di teras rumah.

Tak lupa Johan meminta foto bareng Bu Sri.

“Kita foto dulu ya bu, biar nanti Neng saya kasih tahu kalau saya sudah nyampai disini” ajak Johan.

Sampai di teras rumah, Johan bergabung dengan Pak Budi bersama beberapa tetangga dekat.

Pembicaraan mereka tidak lepas dari seputar pemilihan kepala desa, mulai dari prediksi perolehan suara calon hingga siapa pemenangnya.

Ada juga gelak tawa diantara mereka ketika Pak Budi mengeluarkan candaannya.

Sesekali diselingi cerita soal Kemuning oleh Pak Budi, dan Johan pun mendengarkan dengan seksama .

Dan Johan pun memberanikan diri "mencuri" foto bersama Pak Budi tanpa meminta ijin terlebih dahulu.

“Neng memang jarang pulang, karena kesibukan ditempat kerjanya yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.”

“Neng lah yang sekarang jadi kebangganku sekaligus sebagai pengiburku dimasa tua ini.” Pak Budi melanjutkan ceritanya.

Selang beberapa waktu, Johan mohon pamit untuk kembali.

“Bu, ini nak Johan mau pamit dan kembali ke balai desa” ucap Pak Budi seraya memanggil Bu Sri untuk ke teras rumah.

“Saya mohon pamit dulu, kapan-kapan kalau ada waktu saya akan berkunjung lagi kesini”

"Assalamualaikum” Johan mengakhiri pembicaraan.

“Waalaikumsalaam” jawab kedua orangtua Kemuning.

Johan berhenti sejenak ketika sudah menaiki motornya, pandangannya kembali tertuju pada kedua orangtu Kemuning.

Ada rasa teduh dan damai dihatinya ketika memandangi rumah itu, namun segera ditepisnya rasa itu.

Bersambung.....