dina hervita

Saya guru di Jakarta Selatan. Ingin berpartisipasi di gerakan literasi. Jargon gemar membaca hanya akan menjadi tulisan tanpa makna jika guru tidak berperan akt...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita Lembah Gunung Papandayan

Cerita Lembah Gunung Papandayan

Lembah rahasia temaram

Lembah di kaki gunung papandayan, yang menyimpan ceritanya sendiri.

Lembah yang bila pagi di sirami titik embun dan mentari yang bersinar malu ketika bangun.

Lembah yang diantaranya aliran sungai yang meliuk-liuk, bagai ular menari-nari menantang sang mentari.

Lembah yang tanahnya hitam pekat berisikan cacing-cacing kelaparan yang haus menghasilkan zat hara.

Menjadikan lembah itu subur. Tapi Disitulah duka terjadi.

Duduk di depan sebuah gubuk reot di tengah lembah yang sunyi. Gubuk yang hanya ditempati bila musim tanam tiba. Dan akan di tinggalkannya bila telah panen, menunggu menunggu musim berikutnya.

Aki emen menghisap rokok lintingan buatannya dalam-dalam. Sembari di temani kopi hitam pekat dan gorengan “cau” yang dibuat istrinya. Terasa pekat rasa hidupnya.

Duduk terdiam seribu bahasa, mata yang kosong. Pikiran pun melayang jauh mencari tujuan akhirnya.

“Ki, sudah diminum kopinya? Nanti dingin pak, cuaca sekarang dingin sekali, membuat barang yang panas menjadi lebih cepat dingin. Minumlah.” Tanya Nini istrinya. Mengganggu lamunan sedihnya.

“Apa yang kau pikirkan Ki? Ladang kita masih aman. Sebentar lagi kita panen. Sepertinya hasilnya kan lebih bagus dari kemarin, karena cuacanya sudah stabil.” Lanjut Nini.

“Entahlah ni, banyak yang aku pikirkan. Kita sudah semakin menua. Kekuatan kita juga semakin menurun. Terasa semakin berat bagi kita untuk terus bekerja di sini.” Jawab aki.

“Yang sangat aku sedih kan bila panen tiba. Tengkulak mematok harga yang rendah ketika membeli hasil panen kita. Tidak sesuai dengan biaya kita menanam. Seakan-akan hasil keringat kita tidak dihargai sepeserpun oleh mereka.” Lanjut aki.

Nini yang mendengarkan pun mengangguk-angguk sembari akhirnya ikut berpikir.

“Iya ki, bibit, pupuk kandang serta pupuk kimia harganya pun melangit. Bila tidak mengingat itu, kadang bila panen tiba ingin rasanya aku makan sendiri semuanya. Tapi kan gak mungkin. Bila dibagi-bagi kan ke tetangga, mereka pun memiliki barang yang sama. Dan juga kita tambah rugi, karena tak bisa menutup ongkos produksi.” Kata Nini sambil memutar-mutar kinang di mulutnya.

“Ya itu, diantara yang sedang aku pikirkan ni...kita harus bagaimana? Adakah jalan keluar lain yang bisa kita lakukan, agar kita bisa mendapat harga yang cocok untuk semua hasil panen kita ke depannya?” Seru aki dengan mimik memerah. Rasa kesal dan sedihnya menjadi satu.

“Sudah Ki, jangan marah-marah. Ingat penyakit jantungmu. Mudah-Mudah2an ada jalan keluar ya Ki.” Kata Nini sambil mengelus-elus punggung aki emen.

“Tadi sewaktu aku turun ke perkampungan, menengok rumah dan anak-anak kita, aku mendengar kabar bahwa pak kades sedang bernegosiasi dengan beberapa pabrik.“ lanjut Nini.

“Apa yang bisa dilakukan oleh pabrik pada kita?” Tanya aki.

“Kata pak kades, bila dia berhasil bernegosiasi dengan pabrik, maka pabrik akan membeli seluruh hasil panen kita dengan harga yang standar dan tidak mengenal musim. Sehingga taraf hidup kita bisa naik, bila pendapatan kita naik.” Kata Nini menjelaskan.

“Oh.” Jawab aki sambil tak percaya.

Beberapa minggu kemudian ketika panen akan tiba, seluruh petani yang ada di lembah itu dikumpulkan pak kades. Mereka akan berdialog dengan sebuah perusahaan makanan. Perusahaan itu akan membeli seluruh hasil panen mereka, sehingga tidak ada lagi tengkulak yang berani mempermainkan harga komoditi mereka lagi.

Perjanjian kontrak telah dibuat. Petani senang karena merasa dihargai. Perusahaan juga senang karena mendapat barang kualitas bagus sekaligus membantu petani meningkatkan taraf hidupnya.

Lembah derita kini telah berubah.

Tiada lagi kata derita disana. Yang ada hanya bahagia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, ketika bahagia menghampiri, hilanglah derita yang ada. Sukses selalu dan barakallah

23 Jan
Balas

Terima kasih bunda

23 Jan
Balas



search

New Post