RENUNGAN (MENCARI HIKMAH DIBALIK MENINGGALNYA HENY WIDIASTUTI
Pada tanggal 25 mei 2016 keluarga besar Dinas pendidikan dan PGRI Kabupaten Jember dikejutkan oleh peristiwa meninggalnya seseorang guru yang selama ini dikenal sebagai seorang yang terkenal, gesit, lincah dan cerdas. Tubuhnya yang manis, mungil, banyak senyum, dan tampilannya yang ceria memberi kesan bahwa ia merupakan sosok yang terbuka, senang bergaul.
Keterkejutan teman-teman sejawat, khususnya dilingkungan empat sekawan PGRI yakni sekbid litbang, pendidikan dan pelatihan, peningkatan professional guru dan sekbid informasi dan komunikasi sangat beralasan, mengingat pertama, sekitar ahir bulan april 2016 sdr Heny masih mengikuti rapat bersama. Seperti kebiasaannya dalam mengikuti rapat, ia banyak memberikan pemikiran. Tampilan yang khas, lincah dan cekatan sama sekali tidak memperlihatkan bahwa ia sedang sakit.
Selesai diskusi, ada teman yang mengetahui bahwa ia sedang sakit. Iapun, bercerita kalau baru melakukan pengobatan atas kangker yang ia derita. Tetapi tampak jelas, ia sama sekali tidak mengeluh, dan memang kelihatan sehat seperti biasa. Dalam rapat yang khusus membahas rencana penerbitan media guru, ia menyanggupi untuk menulis perjalanannya ke-Jepang, karena ia mendapat kesempatan berkunjung ke Jepang atas kemenangannya dalam lomba karya inovasi pembelajaran guru SMP kelompok Matematika dan IPA dengan meraih juara 1 tingkatNasional.
Karienya didunia pendidikan cukup sukses, dimulai sebagai seorang guru di SPMN 2 Tanggul, kemudian ia mutasi di SMPN 1 Jember. Dalam tugas dinasnya, ia dikenal sosok yang cerdas dan sekaligus pekerja keras. Karakteristik itulah membawa ia dipercaya sebagai seksi kurikulum disekolahnya. Kebiasaan itu sudah dilakoninya sejak ia kuliah S1 dan S2. Dalam kegiatan kesehariannya, ia sering mengerjakan tugas-tugas sekolah, termasuk membuat karya tulis berupa penelitian ia kerjakan dirumahnya. Pendeknya, tidak ada guru yang membantah bahwa ia merupakan sosok yang yang aktif dalam berbagai hal, khususnya dalam menjalankan tugas sebagai guru.
Sosok yang memiliki karakteristik sebagaimana diatas, sangat wajar, jika ia dari waktu kewaktu kariernya sebagai guru terus meningkat. Kemenangannya dalam berbagai lomba di tingkat lokal, regional bahkan nasional telah ia raih. Wajar pula ketika ia mendapat kesempatan studi edukasi di dua Negara yakni Australia dan terahir di Jepang.
Pada tanggal 25 mei 2016 sosok yang lincah itu telah dipanggil Allah SWT. Ia tidak bisa menolak ketika peralatan kesehatan dilepas dari tubuhnya, tangannya disedekapkan, rahangnya diikat, badannya dibungkus dan dibawa pulang dari rumah sakit kerumahnya dengan ambulan. Dirumahnya, iapun tidak bisa menggeliat ketika tubuhya dimandikan, dibungkus dengan kain putih dengan tiga ikatan dibawah kaki, ditengah dan diatas kepalanya. Iapun terdiam ketika tubuhnya ditaruh di dikeranda mayat. Bahkan ia tidak bisa menolak ketika tubuhnya ditaruh dalam lubang yang dalamnya kurang lebih 1,5 meter dan kemudian ditimbuni tanah.
. Peristiwa meninggalnya saudara kita itu mungkin dianggap sebagai sesuatu yang biasa saja, ada tangis ada tawa, ada suka ada duka dan ada hidup ada mati. Tetapi sesungguhnya bagi yang mengalami kematian itu merupakan peristiwa yang sangat luar biasa, karena peristiwa itu menutup semua peluang untuk berbuat, berfikir, berkata dan melakukan sesuatu. Waktu yang dimiliki sudah habis. Bentuk tubuh, kelincahan, kecerdasan, keberanian yang dulu diperhitungkan banyak orang, intelektualitas yang menonjol dibalik semua pendapat yang dikemukakan, kekayaan yang diraih dari waktu kewaktu, gelar akademik dan jabatan serta yang telah lama dirintis puluhan tahun sama sekali sudah tidak berarti apa-apa ketika maut telah datang.
Peristiwa yang luar biasa bagi setiap individu sebagaimana yang dialami oleh saudara kita itu sudah pasti akan juga kita alami, Suatu ketika malaikai izroil pasti mendatangi kita, suka tidak suka, mau tidak mau, siap tidak siap. Ketika itupun kita tidak bisa berbuat apa-apa ketika ajal sudah datang. Kekuatan jabatan, kekayaan, jaringan dengan berbagai pihak (partai, pejabat, teman dll), keluarga yang kita cintai dll, semua tidak bisa menolong kita untuk mencegah tugas malaikat izroil dalam mengambil roh kita.
Mari kita bandingkan antara aktivias keseharian kita dengan peristiwa kematian itu. Harta yang kita cari setiap saat, kita kumpulkan puluhan tahun kita tinggalkan. Kita tak kuasa mengarahkan penggunaan harta kita itu oleh hak waris kita digunakan untuk kemaslahatan. Pangkat/jabatan yang kita rintis setiap saatpun juga akan sirna. Padahal, berbagai upaya telah dilakukan, mulai pendekatan, membentuk jaringan, dan hal-hal lain yang menjadikan kita pada posisi tetentu yang tidak jarang ditempuh puluhan tahun, Pendeknya semua yang kita anggap milik kita, telah sirna.
Tulisan ini sudah barang tentu bukan untuk mencegah apalagi melarang individu untuk mencari harta dan jabatan. Harta perlu kita cari, tetapi haruslah ditempuh dengan niatan yang benar, dengan cara-cara yang halal, dan digunakan untuk kepentingan kemaslahatan. Harta yang seperti inilah yang sesungguhnya akan membawa barokah, membawa makna, tidak saja bagi diri dan keluarga, tetapi juga bagi umat dan masyarakat. Pangkat/jabatanpun boleh dicari, yang sudah barang tentu dengan niatan yang benar, cara yang halal dan didayagunakan untuk kemaslahatan semua pihak. Dengan jabatan semakin tinggi, sesungguhnya peluang untuk memberi manfaat pada banyak pihak sangatlah terbuka. Jika amanat itu dilaksanakan dengan benar, niscaya akan mampu menciptakan kebaikan, dan menjadi ladang untuk menebar amal salih. Harta dan jabatan perlu dicari semata-mata untuk meningkatkan peran kita dalam mengabdi kepada Allah, tidak lebih. Kecintaan kita pada harta, jabatan dan ketaatan kepada pimpinan sesungguhnya tidaklah boleh melebihi kecintaan dan ketaatan kita kepada Allah. Dengan demikian, pada posisi apapun kita akan on the tract, tidak salah dan tidak tersesat. Jangan sampai terlambat, sebelum Allah menghentikan detak jantung kita, membungkam mulut kita, tidak memfungsikan mata, telinga, pikiran, dan segala potensi yang kita miliki, dengan cara mengambil nyawa kita. Marilah segalanya kita gunakan untuk kemaslahatan. Jangan sampai sebagai mana digambarkan dalam alqur’an: orang yang sudah meninggal merengek-rengek kepada Allah agar dikembalikan kebumi, agar ia bisa menggunakan semua potensinya (fikiran, harta, waktu dan jiwanya) untuk kebaikan dan beramal. Semoga Allah membimbing kita semua, aamiin.
Selamat jalan saudaraku heny Widiastuti, semoga Allah menerima segala amalmu dan mengampuni segala dosa2mu.
*Dr. Dimyati, M.Pd , Litbang PGRI
Mengajar di SMP2 Jenggawah,
Program Pasca Sarjan IKIP PGRI dan UNMUH Jember
RENUNGAN
(MENCARI HIKMAH DIBALIK MENINGGALNYA HENY WIDIASTUTI)
Oleh: Dr.Dimyati, M.Pd*
ususnya dalam menjalankan tugas sebagai guru.
Sosok yang memiliki karakteristik sebagaimana diatas, sangat wajar, jika ia dari waktu kewaktu kariernya sebagai guru terus meningkat. Kemenangannya dalam berbagai lomba di tingkat lokal, regional bahkan nasional telah ia raih. Wajar pula ketika ia mendapat kesempatan studi edukasi di dua Negara yakni Australia dan terahir di Jepang.
Pada tanggal 25 mei 2016 sosok yang lincah itu telah dipanggil Allah SWT. Ia tidak bisa menolak ketika peralatan kesehatan dilepas dari tubuhnya, tangannya disedekapkan, rahangnya diikat, badannya dibungkus dan dibawa pulang dari rumah sakit kerumahnya dengan ambulan. Dirumahnya, iapun tidak bisa menggeliat ketika tubuhya dimandikan, dibungkus dengan kain putih dengan tiga ikatan dibawah kaki, ditengah dan diatas kepalanya. Iapun terdiam ketika tubuhnya ditaruh di dikeranda mayat. Bahkan ia tidak bisa menolak ketika tubuhnya ditaruh dalam lubang yang dalamnya kurang lebih 1,5 meter dan kemudian ditimbuni tanah.
. Peristiwa meninggalnya saudara kita itu mungkin dianggap sebagai sesuatu yang biasa saja, ada tangis ada tawa, ada suka ada duka dan ada hidup ada mati. Tetapi sesungguhnya bagi yang mengalami kematian itu merupakan peristiwa yang sangat luar biasa, karena peristiwa itu menutup semua peluang untuk berbuat, berfikir, berkata dan melakukan sesuatu. Waktu yang dimiliki sudah habis. Bentuk tubuh, kelincahan, kecerdasan, keberanian yang dulu diperhitungkan banyak orang, intelektualitas yang menonjol dibalik semua pendapat yang dikemukakan, kekayaan yang diraih dari waktu kewaktu, gelar akademik dan jabatan serta yang telah lama dirintis puluhan tahun sama sekali sudah tidak berarti apa-apa ketika maut telah datang.
Peristiwa yang luar biasa bagi setiap individu sebagaimana yang dialami oleh saudara kita itu sudah pasti akan juga kita alami, Suatu ketika malaikai izroil pasti mendatangi kita, suka tidak suka, mau tidak mau, siap tidak siap. Ketika itupun kita tidak bisa berbuat apa-apa ketika ajal sudah datang. Kekuatan jabatan, kekayaan, jaringan dengan berbagai pihak (partai, pejabat, teman dll), keluarga yang kita cintai dll, semua tidak bisa menolong kita untuk mencegah tugas malaikat izroil dalam mengambil roh kita.
Mari kita bandingkan antara aktivias keseharian kita dengan peristiwa kematian itu. Harta yang kita cari setiap saat, kita kumpulkan puluhan tahun kita tinggalkan. Kita tak kuasa mengarahkan penggunaan harta kita itu oleh hak waris kita digunakan untuk kemaslahatan. Pangkat/jabatan yang kita rintis setiap saatpun juga akan sirna. Padahal, berbagai upaya telah dilakukan, mulai pendekatan, membentuk jaringan, dan hal-hal lain yang menjadikan kita pada posisi tetentu yang tidak jarang ditempuh puluhan tahun, Pendeknya semua yang kita anggap
milik kita, telah sirna.
Tulisan ini sudah barang tentu bukan untuk mencegah apalagi melarang individu untuk mencari harta dan jabatan. Harta perlu kita cari, tetapi haruslah ditempuh dengan niatan yang benar, dengan cara-cara yang halal, dan digunakan untuk kepentingan kemaslahatan. Harta yang seperti inilah yang sesungguhnya akan membawa barokah, membawa makna, tidak saja bagi diri dan keluarga, tetapi juga bagi umat dan masyarakat. Pangkat/jabatanpun boleh dicari, yang sudah barang tentu dengan niatan yang benar, cara yang halal dan didayagunakan untuk kemaslahatan semua pihak. Dengan jabatan semakin tinggi, sesungguhnya peluang untuk memberi manfaat pada banyak pihak sangatlah terbuka. Jika amanat itu dilaksanakan dengan benar, niscaya akan mampu menciptakan kebaikan, dan menjadi ladang untuk menebar amal salih. Harta dan jabatan perlu dicari semata-mata untuk meningkatkan peran kita dalam mengabdi kepada Allah, tidak lebih. Kecintaan kita pada harta, jabatan dan ketaatan kepada pimpinan sesungguhnya tidaklah boleh melebihi kecintaan dan ketaatan kita kepada Allah. Dengan demikian, pada posisi apapun kita akan on the tract, tidak salah dan tidak tersesat. Jangan sampai terlambat, sebelum Allah menghentikan detak jantung kita, membungkam mulut kita, tidak memfungsikan mata, telinga, pikiran, dan segala potensi yang kita miliki, dengan cara mengambil nyawa kita. Marilah segalanya kita gunakan untuk kemaslahatan. Jangan sampai sebagai mana digambarkan dalam alqur’an: orang yang sudah meninggal merengek-rengek kepada Allah agar dikembalikan kebumi, agar ia bisa menggunakan semua potensinya (fikiran, harta, waktu dan jiwanya) untuk kebaikan dan beramal. Semoga Allah membimbing kita semua, aamiin.
Selamat jalan saudaraku heny Widiastuti, semoga Allah menerima segala amalmu dan mengampuni segala dosa2mu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar