Tegar Berlayar, Karam Tenggelam (Tantangan Menulis Hari Ke-1)
Mana yang lebih terlihat tegar seperti petarung?
Ombak yang selalu datang pasang surut bergelombang?
Atau kapal yang selalu berlayar terus menerjang?
Kenormalan baru, saya lebih nyaman menggunakan istilah itu. Sebuah istilah yang tiba-tiba hadir, seolah sebagai solusi dari ketidaknormalan kehidupan yang terpaksa kita jalani. Banyak yang pesimis akan keberhasilannya. Namun tidak sedikit pula yang optimis. Banyak yang kehilangan pekerjaan, namun uniknya muncul jenis pekerjaan baru. Buruh pabrik pakaian yang terkena PHK, beralih menjadi pemasok masker kain. Kasir minimarket yang dirumahkan, memberanikan diri berjualan multivitamin herbal. Pelayan restoran cepat saji yang diberhentikan, membuka usaha catering rumahan siap antar. Selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan. Selalu ada solusi dari setiap persoalan. Walaupun mereka telah terbuang, namun mereka berhasil menemukan peluang.
Puluhan tahun lalu saat ditanya oleh guru SD apa yang bisa dibayangkan dari tahun 2020, mungkin kita akan membayangkan bisa bertamasya ke bulan setiap libur sekolah bersama keluarga, atau ada alat seperti baling-baling bambu dan pintu kemana saja Doraemon yang dijual dengan harga obralan. Kenyataannya tahun 2020 kita masih diajarkan cara mencuci tangan yang benar. Namun di zaman ini kita mencuci tangan tanpa menyentuh keran. Kenormalan baru menjadikan keran tanpa disentuh itu sesuatu yang paling banyak dicari. Saya pun percaya, siapapun yang menciptakan keran tersebut adalah mereka yang selalu optimis dan berhasil menemukan peluang.
Mereka yang optimis mempercayai bahwa jika kapal yang mereka kemudikan tidak mereka gerakkan, maka ombak akan menghempas dan kapal mereka akan karam. Maka hal penting agar tetap bertahan dari badai adalah terus menggerakkan kapal, melebarkan layar, melawan badai, namun tetap waspada melindungi diri sampai reda semua hantaman.
Hal yang bisa kita renungi dari kenormalan baru yang saat ini sedang kita jalani adalah bukan dengan apa kita berlayar, bukan pula di lautan mana badai menerjang, tapi bagaimana cara kita menggerakkan kapal agar dapat berlabuh dengan selamat di tempat tujuan.
************************************************
Dila Saktika Negara, M.Pd
Guru Matematika di SMP IT Ar-Raihan Bandar Lampung
Jumlah Kata: 300
Ditulis sebagai tugas pertama SAGUSABU IV Tahun 2020
15062020 - 02:15
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeennn, tulisan yg bagus Bunda. Smg semakin sukses. Salam kenal dari Sukoharjo Jateng...
Salam kenal Ibu Dwi, saya dari Bandar Lampung. Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan ini :)
Keren bund....Selalu siapkan tenaga utk bergerak menjalankan kapal berlayar ke pulau impian..salam kenal bund...
Salam kenal ibu. Saya dari Bandar Lampung :)
Sukses bu
Aamiin. Begitupun denga Ibu Sofia. Semoga sukses ibu :)
Mantap surantap tulisannye bu. Barokallah
Aamiin. Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan ini ibu :)
Tulisan ibu kereeeen menewen. Salam kenal saya asalnya dari Baturaja. Barokallah
Tulisan ibu juga keren. Salam kenal, saya dari Bandar Lampung :)
Wooww..tulisannya enak dikunyah..bikin nagih..salam sukses selalu..
Terimakasih sudah mampir di tulisan ini Pak :)
Keren kata2nya bun
Masih harus banyak belajar lagi dari Ibu Yasmanelly yang sudah lebih dulu menulis dan berpengalaman :)
Bagus bu,salam kenal dari Lampung Utara
Salam kenal Ibu Eni, saya dari Bandar Lampung. Senang banget ketemu dengan guru yang satu provinsi disini. Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan ini Ibu Eni :)
Bagus bu, kata2nya mengalir enak diikuti..sukses sll nggih..salam literasi
Saya masih harus banyak belajar dari yang lebih senior, Bu :)Salam literasi, saru guru satu buku :)
Masya Allah, tulisan yang menyemangati laju langkah yang mulai melambat. Hebat ibukkk:)
Saling menyemangati ya bu, agar bisa melangkah jauh :)