Didik Hendriyono, S.Pd

Didik Hendriyono, lahir di Surabaya , 25 Juni 1973. Anak kedua dari empat bersaudara buah cinta kasih pasangan Sunyoto dan Sri Lestari ini, sejak tahun 1997 hij...

Selengkapnya
Navigasi Web
Benarkah Gus Sholah Masih Hidup?

Benarkah Gus Sholah Masih Hidup?

Gus Sholah Telah Tiada, Karyanya Tetap Abadi Sepanjang Masa

Dr. (H.C.) Ir. KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah yang memiliki nama kecil Salahuddin Al-Ayyubi adalah seorang ulama, penulis, insinyur, aktivis, politikus, Guru Bangsa di negeri ini dan Tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Gus Sholah adalah Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang sekaligus Rektor Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy).

Gus Sholah adalah adik kandung KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Presiden RI ke-4 yang juga cucu Pendiri NU, Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari. Ayah Gus Sholah adalah KH. Wahid Hasyim, Putra Pendiri NU yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama RI tahun 1949. Sedangkan ibu Gus Sholah bernama Nyai Sholichah Wahid.

Kini, Gus Sholah telah meninggalkan kita semua. Bangsa Indonesia benar-benar berduka. Ribuan santri dan pelayat bersimbah air mata. Sejarah dan malaikat pencabut nyawa mencatat, Minggu (02-02-2020) pukul 20.55 WIB, di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Gus Sholah telah kembali menghadap Sang Pencipta.

Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun: Dari Allah kita datang, kepada Allah kita kembali. Gus Sholah begitu bahagia, karena bisa berkumpul kembali bersama kakeknya Mbah Hasyim, ayahanda Wahid Hasyim, dan kakak kandungnya Gus Dur di surga Allah yang kekal abadi untuk selamanya.

Selamat Jalan, Gus Sholah! Meski kau telah tiada, namun karyamu abadi sepanjang masa. Ya, semasa hidupnya, Gus Sholah adalah penulis hebat. Selain menulis di berbagai media massa, Gus Sholah juga telah menerbitkan sejumlah buku.

Karya Gus Sholah seperti yang dikutip dari berbagai sumber, antara lain: Negeri di Balik Kabut Sejarah (2001), Mendengar Suara Rakyat (2001), Menggagas Peran Politik NU (2002). Karya buku lainnya Basmi Korupsi, Jihad Akbar Bangsa Indonesia (2003) dan Ikut Membangun Demokrasi, Pengalaman 55 Hari Menjadi Calon Wakil Presiden (2004).

Bahkan, 5 hari sebelum wafat, Gus Sholah masih menulis di koran, dengan judul: 'Refleksi 94 Tahun NU'. Subhanallah, meski kini Gus Sholah telah tiada, namun karya-karyanya tetap abadi sepanjang masa.

Di penghujung tulisan ini, penulis sepakat dengan apa yang dikatakan seorang Pramoedya Ananta Toer, penulis besar negeri ini, bahwa dengan menulis, maka kita akan abadi. "Tahukah kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”

Tak hanya itu, Pramoedya juga berkata,“ Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun. Selamat Jalan, Gus Sholah! Meski kau telah tiada, karyamu tetap abadi sepanjang masa.. !!!

Didik Hendri Telisik Hati

Pondok Literasi Bumi Wali Gresik

Jumat Pon, 7 Februari 2020 (Dini Hari)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Al Fatihah, semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Nya, Aamiin.

07 Feb
Balas

Aamiin YRA...!!!

07 Feb
Balas



search

New Post