Dian Sugiana

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menyoal Mood Mengajar pada Guru

Mengajar adalah salah satu tugas guru di sekolah. Keberadaan tugas mengajar bagi guru acapkali disandarkan pada mood guru itu sendiri daripada sebuah kewajiban dan wujud tanggung-jawab profesi. Suatu hal yang keliru jika kita menganggap guru sebagai mesin. Guru sebagai manusia biasa dalam menjalankan tugasnya pasti dapat merasakan hal-hal yang membuatnya urung untuk ke kelas atau menjalankan tugasnya. Inilah yang sebuah fenomena mungkin bisa diistilahkan dengan mood mengajar.

Secara umum istilah mood menurut ahli perilaku John C. Moven bukanlah merupakan bagian dari kepribadian melainkan suatu keadaan perasaan yang muncul sewaktu-waktu (transient) pada situasi tertentu. Durasinya pendek dan tidak berlangsung terus-menerus. Celakanya mood berpengaruh pada daya ingat seseorang (recall of information). Artinya jika sedang sedih maka akan ingat hal-hal yang menyedihkan dan ketika sedang senang maka akan mengingat hal yang menyenangkan pula. Hal inilah yang perlu dikomunikasikan pada seseorang pada situasi tertentu ( Rhenald Kasali,2003).

Dari hal di atas maka mood bagi seorang guru jika terus diperturutkan maka pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja di sekolah khususnya dan lebih jauh lagi akan menjadi sikap mental yang buruk. Jelas kita tidak menginginkan anak didik kita terdidik dengan keadaan demikian

Sebenarnya jika kita perhatikan, ternyata di balik kegiatan belajar mengajar yang biasa dilaksanakan di tiap sekolah, bagi seorang guru tentu bisa merasakan bagaimana fenomena mood mengajar ini umumnya ada atau terjadi pada situasi seperti pada hal berikut : (1) pada jam pelajaran terakhir, dimana cuaca dan udara panas, badan lelah dan gerah, suara mulai serak, anak didik pun kelihatan tidak semangat belajar dan inginnya cepat pulang, dsb. (2) apabila materi pelajaran dianggap telah selesai disampaikan kepada siswa dan hasil evaluasi pelajaran pun tidak ada perubahan menjadi lebih baik, (3) suasana kelas yang kotor dan tidak tertata dengan rapi, (4) jika jam pelajaran kita, terpakai oleh guru lain pada saat semestinya pergantian jam pelajaran, (5) pada hari saatnya kita mengajar, ternyata jam kosong mengajar sangat lama dan kita harus menunggunya dengan sedikit jenuh, (6) jika ada siswa yang telat masuk pada saat materi semestinya dimulai, (7) bila ada urusan kedinasan sekolah yang harus diselesaikan atau bahkan ada tamu ke sekolah sedangkan pada saat yang bersamaan kita harus masuk kelas untuk mengajar, (8) jika kepala sekolah sedang tidak ada di sekolah, sehingga tidak ke kelas pun tidak mempengaruhi penilaian kinerja (9) bila adanya rekan – rekan guru yang tidak segera ke kelas yang harus dituju, (10) penegakan disiplin (sanksi dan penghargaan) pada guru tidak berjalan semestinya.

Pada hal lain, sebenarnya fenomena mood mengajar juga acapkali orang menyandarkannya pada lingkungan kerja dan rekan sejawat sebagai pembentuknya. Sebenarnya aspek internal guru pun amat menentukan adanya mood mengajar ini, seperti : (1) besarnya kesadaan dan komitmen dalam tugas dan tanggung-jawab sebagai guru, (2) pemahaman kode etik dan semangat menjunjung tinggi nilai – nilai profesionalisme guru, (3) keinginan memberikan yang terbaik untuk anak didik, (4) besarnya upaya menjadi teladan bagi anak didik,dsb.

Selain itu siswa pun dapat menggugah mood mengajar guru dengan cara misalnya sebagai berikut : (1) memberitahukan kepada guru bahwa ada jam mengajar di kelasnya, (2) menata kelas dengan rapi dan menjaga kebersihannya, (3) selalu kritis dan cepat tanggap terhadap mata pelajajaran yang sedang diajarkan guru, (4) biasakan mengucapkan salam dan bertegur sama dengan sopan, (5) guru diingatkan dengan sopan untuk mengisi dan menandatangani agenda kelas bila lupa, dsb.

Pada akhirnya persoalam mood mengajar ini perlu pahami oleh guru sebagai sebuah tantangan untuk bisa berkiprah dengan baik dalam mencerdaskan kehidupn bangsa. Pendek kata, perlu diupayakan supaya mood pada seorang guru dalam menjalankan tugasnya tidak menjadi penyebab menurunnya kinerja guru dan pada akhirnya penghambat kemajuan belajar siswa. Semoga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post