Kabut Cinta Di Sudut Desa
♡Menulisku 162
Part 11
Akibat sikap bapak itu aku jadi sungkan setiap bertemu Mas Evan. Ada rasa ingin tahu menyeruak di hatiku. Sehebat apa laki-laki ini hingga membuat ayahku suka. Bahkan mengaguminya
Sudah lama aku tak menemukan binar harapan di matanya. Kemarin saat menceritakan tentang ketertarikan lelaki itu untuk membantunya ada geliat bahagia dalam kata-katanya.
Aku tak mau bapakku menyimpan harapan palsu yang berujung kekecewaan lagi. Sebab tak ada satupun sikap dari Mas Evan yang menyiratkan ketertarikannya padaku.
Aku dalam pikiran abu-abu. Antara ingin tahu namun yakin itu hanya angan semu bapakku.
⚘⚘⚘
Karena terlalu memikirkan hal itu aku jadi kurang tidur. Kecemasan itu membuatku melupakan rasa laparku. Akhirnya kesehatanku tak terjaga. Lambungku sakit lagi. Aku sakit aku mual dan badanku meriang.
Kukabari Bu Marni ... aku tak bisa pergi ke sekolah hari ini.
Bapakku ikut cemas. Dia bolak-balik bertanya padaku. Apa yang kurasa, apakah aku kehujanan. Dia panggil mbok Tin tukang pijat di desa ini. Padahal sudah kukatakan aku hanya kelelahan dan sedikit masuk angin.
Namun bapakku tetap khawatir. Aku dibuatkannya bubur dan telur rebus. Kagiatan ke sawah pun dia tunda. Beliau memang sangat melindungiku.
Setelah minum susu hangat yang bapak buatkan untukku, badanku terasa agak baikan.
Kutatap bapakku penuh sayang.
"Pak. Jangan sekhawatir itu terhadap aku. Uti kan sudah besar ... sudah bisa merawat diri sendiri. Juga bisa menjaga diri. Sekarang bapak perhatikan kesehataan Bapak saja, jangan terlalu lelah ... jangan terlalu bersemangat."
"Sudah masanya bapak istirahat ... biar Mang Ukon yang di sawah." Lanjutku lembut padanya.
Bapakku hanya tersenyum. Dan berkata.
"Tugas bapak belum selesai sampai Neng dapat pengganti Nak Alif."
Kata-katanya terdengar tegas dan penuh keyakinan. Lalu aku bisa apa.
⚘⚘⚘
Setelah salat Ashar aku duduk-duduk di serambi rumah. Kulihat Mas Rama dan Sheila berjalan menuju rumahku ... di belakangnya Mas Evan dan teman-temannya mengikuti.
Aku berdiri menyambut mereka.
Wajah kubuat sumringah. Namun hatiku tidak.
Ada rasa tak nyaman di hatiku saat melihat kedekatan Mas Rama dan Sheila.
???
(bersambung)
Rangkasbitung. Dian_iyank 15/9/2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar