Cinta di masa tua
Karyaku 26
Suci masuk ke rumahku sambil murang maring. Mukanya ditekuk. Mulutnya cemberut. Aku menikmati pemandangan ini dengan tersenyum geli. Sebab jarang-jarang dia begini. Ada apa kira-kira sampai dia seperti itu tanyaku dalam hati.
Setelah duduk dan meneguk minuman di gelasku yang belum sempat ku minum. Dia menatapku. Kubalas tatapannya dengan menaikan sebelah alis mataku. Tatapanku penuh tanya padanya. Ada apa.
Suci menghela nafas panjang. Dia diam sejenak. Lalu menarik nafas kembali. Ada jeda diantara kami. Aku tertawai dia. Galau kurasa anak ini sekarang. Ku usap tangannya sambil kukatakan.
"Istigfar sayang.. Ekspresimu seperti habis ribut dengan sekelompok orang saja.." Aku tertawa tergelak seusai meledeknya.
Suci memonyongkan bibir tanda tak suka dengan kata-kataku. Kubalas dengan kerlingan lucu dan lidah yang kujulurkan miring. Akhirnya dia ikut tergelak juga bersamaku.
⚘⚘⚘
Setelah tawa kami reda dia mulai bercerita. Dia sebal. Ayahnya ingin menikah lagi dengan mantan pacarnya semasa sekolah dulu. Dan dia tidak setuju. Aku mengernyit heran mendengar ceritanya. Memang kenapa. Lumrah ko. Kan ayahnya duda. Kataku dalam hati. Tanpa sadar bibirku menyunggingkan senyuman.
"Jangan mentertawakanku iyank..!" Serunya kesal. "Ayahku memang duda. Tapikan dia sudah tua.." Suci seperti bisa membaca pikiranku. "Masa sih masih mau menikah lagi. Harusnya memperbanyak ibadah. Bukan ingin menikah lagi. Dasar genit..!" Lanjutnya gusar.
"Lho bagus malah menurut aku. Jadi ada yang mengurus ayahmu." Aku membela ayahnya. "Dan kamu tidak terlalu terepotkan karena itu." Lanjutku memberi masukan. "Siapa tau selama ini dia kesepian.." Mendengar kata-kataku mendung langsung menghiasi wajahnya. Ada sendu di matanya.
"Kamu ngga merasakan posisi aku sih. Iyank.. jadi kamu ngga akan mengerti.." Sahutnya sedih. "Ayahku sudah tua. Kalau benar wanita itu sayang padanya. Bagaimana jika dia hanya ingin menggantungkan hidupnya pada ayahku." Sahut Suci curiga.
"Nanti dulu..!" Seruku."Selama ini kita tidak tau apakah ayahmu bahagia dengan kesendiriannya. Atau dia merasa kesepian, makanya dia memutuskan ingin menikah lagi." Tanyaku pada Suci sambil mengingat kan.
⚘⚘⚘
Suci termenung mendengar omonganku. Matanya berkaca-kaca. Mungkin dia pikir ada benarnya juga pendapatku. Dia lalu tersenyum dan memeluk aku.
"Benar juga. Aku tidak berpikir sampai kesitu. Terimakasih, iyank. Masukannya.. Selama ini aku merasa kehadiranku sudah cukup melengkapi hidupnya. Mungkin ayahku memang kesepian. Dia membutuhkan teman untuk berbagi. Aku akan mencoba memahami ayahku dan membicarakan masalah ini dengan kakakku."
Suci tersenyum. Kecerahan mewarnai raut wajahnya. Aku senang beban sudah terlepas dari pundaknya. Dan dia mau memahami kondisi ayahnya. Kudoakan semoga semua terselesaikan dengan baik. Amin yra.
#Rangkasbitung suka.. Dian_iyank. 1 Des 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus sekali cerpennya, Bun. Keren pokoknya. Sukses selalu untuk Bunda Dian.
Trimakasih bu .. salam santun